Snowman Chapter 3

1K 163 8
                                    

Hi! I'm back, cukup cepat dari perkiraanku haha. Jangan lupa vote sebelum membaca! Komentar akan membantu penulis untuk memperbaiki tulisannya, terimakasih.

"Tahanan 304, kau mendapat kunjungan." Pemuda yang sedari tadi hanya duduk menatap kosong taman di belakang penjara melalui jendela selnya kini berbalik menolehkan kepalanya kepada sipir. Pria itu masih cukup muda, namun gurat lelah di wajah tampannya membuat ia tampak lebih tua.

Lan Xichen menganggukkan kepalanya, memasang senyum kecil di wajah tampannya, bukan karena ia senang, ia hanya tidak bisa menghilangkan kebiasaannya memberikan senyum sopan. Walau begitu senyum itu tak pernah sampai ke matanya.

Limiter hitam di lehernya tampak kontras dengan kulit putih Lan Xichen. Sel tempat ia ditahan memiliki ruangan yang lebih dingin dari sel lainnya, walau sudah menggunakan limiter Lan Xichen tetap bisa mengeluarkan kekuatannya sesekali saat ia berhasil mengumpulkan energi. Limiter itu berfungsi untuk menahan kekuatan yang ia miliki sampai di titik terendah. Memastikan ia tidak akan bisa membekukan selnya dan mencoba kabur dari sana.

Sipir dengan senjata lengkap di tangannya mengiring Lan Xichen ke ruang kunjungan, ini bukan pertama kalinya ia mendapat kunjungan setelah dua tahun mendekam di penjara khusus orang-orang berkemampuan. Lan Xichen tersenyum kecil saat melihat Jiang Cheng duduk di depannya dengan tangan bersedekap. Mereka terpisah oleh kaca bening tebal, tidak ada dari mereka yang bersuara hampir semenit lamanya.

"Bagaimana kabarmu?" Jiang Cheng akhirnya berujar, kalimat canggung itu keluar begitu saja dari belah bibir mungilnya.

"Seperti yang terlihat, bagaimana denganmu Detektif Jiang?" Lan Xichen menjawab dengan nada lembut, melihat sekilas tidak akan ada yang percaya bahwa Lan Xichen adalah seorang pembunuh. Kepribadiannya begitu lembut, tutur kata yang sopan, dan senyum ramah yang selalu berada di wajahnya, siapa saja akan menganggapnya sebagai orang baik.

"Huh, sangat baik, terutama setelah berhasil menyelesaikan kasusmu," ucap Jiang Cheng dengan nada sarkas.

"Senang mendengarnya." Lan Xichen tidak tampak tersinggung sama sekali dengan ucapan sarkas itu, ia menanggapi segalanya dengan keterlaluan santai, atau mungkin pasrah.

"Cih," Jiang Cheng hanya mendengus pelan sebagai tanggapan, namun tangannya bergerak mengulurkan kotak makanan melalui kaca kecil yang dapat terbuka secara otomatis, ia memberikan kotak itu kepada Lan Xichen.

Lan Xichen yang mendapat perhatian seperti ini menumpukkan dagunya di kedua tangan, menatap Jiang Cheng dengan tatapan tertarik, "Apa menu kali ini?" tanya Lan Xichen.

Jiang Cheng memang cukup rutin melakukan kunjungan seperti ini padanya, selama sebulan sekali ia akan membawakan kotak yang berisi masakan rumahan. Awalnya Lan Xichen tidak mengerti kenapa Jiang Cheng melakukan ini, ia tidak membenci Jiang Cheng yang sudah menangkapnya, malah ia berpikir Jiang Cheng membenci seorang pembunuh sepertinya, tetapi yang ia lakukan selama berbulan-bulan ini apa?

"Kari," ucap Jiang Cheng pelan, wajahnya perlahan memerah karena makanan kali ini adalah buatannya sendiri, sebelumya ia hanya membeli atau meminta ibunya memasak.

"Baunya enak, terimakasih Detektif Jiang." Lan Xichen tersenyum kecil saat melihat rona merah di wajah Jiang Cheng. 

Waktu kunjungan sudah habis Jiang Cheng bergegas berdiri setelah berdehem canggung. Sementara itu Lan Xichen menatap punggung Jiang Cheng dengan senyum penuh arti, sebelum mengalihkan tatapannya ke kotak makanan itu, ia mengusap permukaannya pelan dan tersenyum kecil.

***

Cahaya bulan yang merembes melalui celah jendela sel, menerpa wajah tampan Lan Xichen, ia mengangkat tangannya mencoba menutupi cahaya yang terasa menyilaukan. Malam ini entah kenapa terasa lebih dingin dari biasanya, seolah akan terjadi badai salju, padahal ini masih pertengahan musim panas.

All Of Wangxian (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang