"Pagi semuanya!" Guru muda itu menyapa dengan riang lengkap dengan senyum lebar secerah mentari mengisi kelas seni pertamanya pagi ini.
"Pagi Wei-Laoshi!!!" Murid-murid itu menjawab tak kalah riang.
Wei Wuxian merupakan guru baru yang cukup populer karena cara mengajarnya yang tak biasa dan menyenangkan jadi wajar saja kelasnya selalu dipenuhi dengan suka cita dari murid-muridnya.
Ya kecuali satu orang yang menatap Wei Wuxian dengan wajah datar. Wajahnya yang selalu terlihat dingin dan tidak pernah tersenyum ataupun berbicara membuat orang-orang tidak tahu apa yang ada dipikirkannya, hanya saja mata emasnya selalu menatap intens pada guru itu.
"Baik, tema pelajaran kita hari ini membuat sketsa manusia, kalian boleh menggambar teman di samping kalian dan lakukanlah secara berpasangan."
Mendengar itu murid-murid mulai bergerak sesuai instruksi Wei-Laoshi mencari pasangan menggambar.
Di saat semua orang sibuk mencari pasangan mereka pemuda bermata emas itu mengangkat tangannya menarik perhatian guru muda di depannya.
"Ya, Lan Wangji ada apa?" Wei Wuxian bertanya dengan senyum ramah walau dalam hatinya ia cukup heran karena baru pertama kali ia mengajar pemuda seperti ini, dia bahkan terlihat tidak tertarik pada pelajarannya dan hanya memberikan tatapan datar atau wajah tak peduli, namun kali ini sepertinya akan berbeda.
"Aku ingin menggambar Wei-Laoshi."
Ucapan itu sukses mengalihkan seluruh perhatian kelas, Wei WuXian juga sedikit terkejut melihat keberanian muridnya itu. ia pikir Lan Wangji tidak menyukainya dan sekarang kenapa ia malah ingin menggambar dirinya?
"Kau yakin? Sepertinya temanmu masih ada yang belum mendapat pasangan."
Wei Wuxian mencoba memberikan penolakan dengan cara halus. Untuk mengurangi kecanggungan kelas ditambah mata emasnya selalu membuat dirinya sedikit aneh, dia menyukai tatapan matanya beserta seluruh wajahnya yang halus namun dingin membuatnya ingin menggodanya, tapi sekarang ia adalah guru dan harus menghentikan kebiasaannya menggoda seseorang.
"Jumlah murid di kelas ini ganjil." Penjelasan yang singkat kenapa ia ingin menggambar gurunya.
Wei WuXian terdiam sebentar kemudian mengelus belakang kepalanya dan tersenyum canggung.
"Haha, maaf sepertinya aku masih belum terbiasa baiklah gambar aku sesukamu"
"Mn."
Lan Wangji menyiapkan peralatan menggambarnya dan melangkah maju mendekati meja guru. Tiap langkah yang diambilnya begitu anggun membuat Wei Wuxian sedikit terpana, kenapa ia begitu menawan bahkan hanya saat berjalan ini tidak adil gerutu Wei Wuxian dalam hati.
"Wei-Laoshi."
Wei Wuxian tersentak mendengar panggilan itu begitu dekat dengan telinganya bahkan napas hangat Lan Wangji terasa membelai lembut daun telingannya.
"Ah, ya Lan Wangji?" Wei Wuxian berusaha bersikap senormal mungkin. Kenapa juga Lan Wangji begitu memengaruhinya ini benar-benar menyebalkan.
"Bisa kau tunjukkan pose yang bagus?"
"Hah! Apa? Berpose? Berpose seperti apa? kenapa aku harus berpose di depanmu." Wei Wuxian menjawab dengan wajah terkejut.
Lan Wangji mengerutkan dahinya sedikit keheranan dengan tingkah gurunya ini.
"Tentu saja untuk menggambar." Lan Wangji menjawab dengan wajah datarnya.
"Ah, menggambar." Seketika Wei Wuxian tersadar ia pikir Lan Wangji menyuruhnya untuk berpose mesum. Oh lihat betapa nakalnya pikiranmu Wei Wuxian kau membayangkan yang tidak-tidak pada murid teladan yang polos batin Wei Wuxian miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of Wangxian (One Shoot)
RomansaKelas pertama pagi ini bertema menggambar sketsa manusia. Namun apa yang akan terjadi jika yang dinginkan Lan Wangji hanyalah menggambar Wei WuXian? "Ini tidak akan berakhir baik" - Wei WuXian- "Wei-Laoshi....maafkan aku" -Lan Wangji-