"Apakah kau tau di kedalaman laut China Selatan tepatnya di tepi bagian Samudra Pasifik yang membentang dari Selat Karimata dan Selat Malaka hingga Selat Taiwan, di balik terumbu karang yang megah akan warna-warna menakjubkan. Disanalah hidup sebuah mitos yang sering diperbincangkan masyarakat."
"Itu disebut mitos karena tidak ada yang pernah melihat secara nyata mahluk mitos itu. Bagaimana bentuk mereka apakah mereka menawan? Buruk rupa? Tidak ada yang tahu. Tapi satu hal yang pasti penduduk lokal masih mempercayai keberadaannya."
"Disaat malam bulan purnama, akan terdengar alunan melodi yang indah di pinggir laut, tetapi karena ombak yang menggulung sangat dahsyat saat bulan purnama, membuat para pelaut dan penduduk enggan keluar memeriksa asal suara itu."
"Seiring waktu masyarakat percaya bahwa itu adalah suara yang dikeluarkan oleh makhluk mitos tersebut. Hal ini tidak menganggu malah sebagian orang akan menanti suara itu terdengar. Suara itu sangat indah dan halus mereka dapat menenangkan pikiran dan menghantarkan penduduk ke mimpi indah mereka."
"Dicerita lain suara itu dikabarkan dapat menghipnotis pendengar yang mencoba melihat wujud makhluk itu sehingga berakhir tenggelam di laut dan tak pernah kembali."
"Sampai sekarang masih tidak ada yang tau, bagaimana bentuk dari mahluk mitos yang muncul di bulan purnama itu."
Lan XiChen mengakhiri ceritanya dengan nada suara lembut dan senyum menawan yang selalu terlukis di wajahnya. Sementara orang yang mendengarkan ceritanya hanya memasang wajah datar seolah cerita itu tidak lebih dari hanya omong kosong belaka.
"Hanya mitos." Lan Wangji pemuda berwajah datar itu menjawab dengan nada yang dingin dan singkat.
"Bagaimana jika kita buktikan apakah itu mitos atau kenyataan." Masih dengan senyum menawannya Lan Xichen berusaha mengajak adiknya memeriksa kebenaran mitos ini.
"Membuang-buang waktu." Lan Wangji memalingkan wajahnya tidak berani melihat tatapan memohon kakaknya karena jika sudah begitu...
Lan XiChen yang tau kelemahan adiknya tersenyum jahil ia mulai memasang ekspresi sedih dan mulai berbicara hal yang tidak jelas.
"Jadi, apakah kau tega membiarkanku pergi sendirian? Bagaimana jika terjadi sesuatu padaku? Paman Qiren juga akan memarahiku jika aku hanya berlibur sendiri tanpa mengajakmu, ia akan menceramahiku betapa sendirian dan sibuknya dirimu sedangkan aku pergi berlibur dan menikmati indahnya dunia." Lan XiChen berusaha membuat nada sesedih mungkin untuk membujuk adiknya yang manis ini dan berharap ia akan ikut bersamanya.
Lan Wangji yang melihat itu hanya dapat menghela napas berat. Selalu seperti ini ia terlalu lunak jika pada kakak satu-satunya ini.
"Baiklah Xiongzhang aku akan menemanimu," ucap Lan Wangji membuat Lan XiChen tersenyum lebar mendengarnya.
"Kita berangkat besok!" Lan XiChen berseru semangat.
"Tapi, perlengkapan kita?" mereka memerlukan perlengkapan untuk tinggal di sana karena tempat itu memang masih sedikit terpencil dan tempat untuk belanja bahan makanan cukup jauh dari tempat itu.
"Sudah ku siapkan, kau hanya tinggal membereskan pakaianmu." Senyum manis Lan Xichen tak pernah meninggalkan wajah itu.
"..."
Lan Wangji hanya bisa terdiam saat ia tahu ternyata kakaknya telah merencanakan semua ini. Seharusnya Lan Wangji sudah curiga sejak kakaknya itu menceritakan soal mitos ini dari awal. Kakaknya benar-benar licik pikir Lan Wangji.
Keesokan harinya Lan bersaudara benar-benar berangkat menuju desa pinggir laut itu. Dengan penuh semangat mereka berdua, tidak lebih tepatnya hanya Lan Xichen yang bersemangat memindahkan barang-barang yang akan mereka bawa ke jok mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of Wangxian (One Shoot)
RomanceKelas pertama pagi ini bertema menggambar sketsa manusia. Namun apa yang akan terjadi jika yang dinginkan Lan Wangji hanyalah menggambar Wei WuXian? "Ini tidak akan berakhir baik" - Wei WuXian- "Wei-Laoshi....maafkan aku" -Lan Wangji-