Kelas pertama pagi ini bertema menggambar sketsa manusia.
Namun apa yang akan terjadi jika yang dinginkan Lan Wangji hanyalah menggambar Wei WuXian?
"Ini tidak akan berakhir baik" - Wei WuXian-
"Wei-Laoshi....maafkan aku" -Lan Wangji-
Hallo! kembali lagi dengan FF WangXian lainnya. Secara pribadi aku suka tema ini walau tidak terlalu pandai menggarapnya. Tapi aku harap ini dapat menghibur....selamat membaca :)
Tahun 3029 dimana tahun-tahun yang terlewati oleh manusia dengan penuh perbedaan dibanding tahun sebelumnya. Tingkat kemajuan teknologi berada di titik puncak. Pada tahun-tahun ini robot ada dimana-mana. Manusia sangat bergantung dengan robot, hampir setiap manusia memiliki robot pribadi di rumah, asisten rumah tangga, bodyguard, di jalanan robot pembersih, pekerja pabrik, semua pekerja kasar dilakukan oleh robot.
Bagi kaum bangsawan yaitu kaum yang bekerja di pemerintahan atau pembuat robot itu mereka bebas mendapatkan robot khusus yang memiliki integritas tinggi dibanding robot lain. Robot ini lebih mirip manusia mereka bisa tumbuh dewasa layaknya manusia melalui pelatihan yang sempurna robot ini akan memenuhi semua keinginan tuannya.
Aigis sebutan bagi robot itu Aigis berpenampilan layaknya manusia dengan kepribadian yang masih kaku seperti halnya seorang robot. Aigis dapat melakukan pekerjaan berat jenis apapun dan dapat menjadi seperti apapun yang diingikan tuannya.
Bocah kecil dengan pakaian berwarna gelap memasuki ruang kerja ayahnya dengan terburu-buru.
"Ayah!!! Lihat aku mendapat nilai sempurna di setiap pelajaranku," teriak bocah kecil itu semangat.
"Benarkah?" Sang ayah mendekati anak laki-laki itu dan membawa bocah lucu itu ke pangkuannya memeriksa hasil pelajaran anaknya melalui layar yang mengambang di udara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yah, A-Xian kau hebat sekali, baiklah apa yang kau inginkan sebagai hadiah?" Wei Changze tersenyum lembut, mengusap surai hitam Wei Wuxian dengan pelan.
"Aku ingin Aigis! Berikan aku Aigis Ayah." Wei Wuxian memberikan senyum terbaiknya, ia berusaha meminta hal yang dari dulu sangat diinginkannya.
"Kau yakin? Tidak ingin mainan saja?" Sedikit banyak Wei Changze khawatir bocah 10 tahun itu belum sepenuhnya mengerti apa saja yang bisa dilakukan oleh Aigis.
"Tidak aku hanya ingin Aigis, ya Ayah berikan aku Aigis!" Dengan mata kecilnya Wei Wuxian berusaha melotot memasang ekspresi marah. Tapi malah berakhir terlihat sangat manis.
Gemas, Wei Changze menciumi pipi anaknya itu berkali-kali.
"Baiklah kau akan mendapatkan Aigis mu." Wei Changze tersenyum mengacak puncak rambut putranya.
"Benarkah?! Yeay!" Wei Wuxian meloncat senang di pangkuan Wei Changze, memamerkan senyum lima jarinya.
"Kau ingin ikut membelinya?"
"Ya! Aku ingin ikut!" Wei Wuxian segera meloncat dari pangkuan Wei Changze dan berlari keluar dari ruang kerja ayahnya.
"Jangan berlari A-Xian." Wei Changze hanya dapat tersenyum tipis melihat putranya begitu bersemangat.
