Bagian dua

1.9K 253 23
                                    

Sorry for typo(s)

"Mark Hyung kamu sudah pulang?"

Haechan melepas apron mengambil tas ransel milik Mark. Pria manis itu mendorong Mark masuk, mengabaikan ekspresi bingung dari sang empu.  Mark merasakan aneh, sudah hampir lima tahun dia tinggal sendirian tidak ada orang yang menyambutnya macam begini. Tentu saja ini terasa aneh dan mungkin sedikit hangat. Pria manis itu mendorong Mark mendudukannya di meja makan mulai mengambil nasi  goreng menaruh kedalam piring.

"Kamu harus mencobanya Mark Hyung, aku baru saja menonton youtube dan membuat ini. Semoga kamu suka,"


°•°•°•°•°

LilBuna
Present

Fanfiction

Baby

Mark Lee
Haechan Lee
Jeno Lee

°•°

Genre : Angst, Romance, family
Chapter : Multichapter
Rate : M

Happy Reading

°•°•°•°•°


Seantusias itu Haechan berucap, hal itu membuat Mark enggan menolak padahal Mark tidak bisa memakan makanan berat di malam hari namun jika dia mengatakan kebenaran pada Haechan, dia takut menyakiti perasan pria manis itu. Maka dia mulai mensendok nasi goreng, memasukan kedalam mulutnya.

"Bagaimana! Enak tidak?"

Mark menelannya terasa sangat asin, "Ini asin sekali," Tidak ingin membuat harapan palsu Mark berkata jujur. Toh kritikan yang dia lontarkan akan membuat Haechan lebih belajar lagi di kemudian hari.

Haechan merengut, menghela nafas ikut duduk di samping Mark menaruh kepala bundarnya di meja. Menempalkan pipi tembam, menatap Mark dengan mata membulat, "Padahal aku sudah bekerja keras," di ikuti helaan nafas panjang.

"Aku hanya mengatakan ini asin bukan tidak enak, kenapa kamu murung sekali?" Mark jengah, Haechan terlalu dramatis. Ini menyakiti mata serta indra pendengaran miliknya. Bisakah dia berhenti merengek? seperti anak kecil saja. "Kamu sudah makan?"

Yang di tanya tidak menjawab, ragu membuka mulut. Merasa ada yang aneh Mark kembali bertanya, "Kenapa diam? Apa kamu belum makan, apa yang sebenarnya kamu pikirkan Haechan. Kamu sedang hamil, kau yang mengatakan sendiri." Mark tidak paham atau lebih tepatnya enggan memahami, sifat Haechan terlalu random sangat sulit di tebak.

Memang, sewaktu dulu masih pacaran. Haechan selalu menggangu Mark dengan celotehan buruk dari mulut kecil. Mark saja hampir terkena mental, saat pria manis itu terus mengajaknya berbuat aneh-aneh seperti membolos. Untung saja Mark masih waras, cinta tidak membutakannya.

"Aku ingin makan buah mangga asam," Haechan berceletuk kecil, meremat apronya ragu-ragu. "Bisakah kamu mencarikannya untukku?"

"Kenapa aku harus? Kamu bisa kesumpermarket dan membelinya sendiri!"

Mark bangkit dari duduknya, baru selangkah tangan kecil Haechan menyeret kemeja Mark membuat Pria dominan itu berhenti berjalan. Menatap Haechan seolah berkata, 'apa-apa ini'.

Hei! ini sangat menggangu Mark sangat lelah, kenapa juga dia harus menuruti permintaan Haechan, malam-malam lagi. Ini terlalu merepotkan.

Hubungan mereka tidak cukup beralasan sehingga Mark harus menuruti keinginan Haechan.

"Aku tidak ingin pergi sendiri," Haechan menunduk mengoyang-goyangkan kakinya berharap Mark mau mengantar. Ini sangat malam, dia takut berjalan sendirian, terakhir dia pernah bertemu dengan para preman. "Aku sangat ingin memakannya, bayi ini terus saja berceloteh menyuruhku membelinya. Mark Hyung kamukan mantanku? barangkali kamu masih menyukaiku," diiringi kekehan kecil.

"Percaya diri sekali, lagian harusnya kamu mencari Jeno bukannya malah kembali ke mantanmu dan menyusahinya."

"Jika tidak mau mengantar ya sudah tapi jangan mencemooh diriku!"

Mark menghela nafas melihat Haechan merajuk duduk di tepi sofa. Mata pria manis itu berkaca-kaca hampir menangis, lagian perkataan yang di lontarkan Mark terlalu menyakitinya. Sungguh Haechan tidak ingin menyusahi siapapun tapi ini di luar kendalinya hanya Mark yang dia pikirkan pertamakali saat dokter mengatakan tentang kehamilannya.

Sibuk melamun Haechan terkejut dengan syal yang melingkar di lehernya. Haechan berbalik terkejut saat Mark sudah memakai jaket, "Ayo pergi,"

Haechan tersenyum cerah memeluk Mark tanpa permisi, dia sangat bahagia  ternyata Mark tidak sekejam itu. "Terimakasih Mark Hyung, kamu baik sekali," yang mana Mark tanpa sadar Mark langsung membalas pelukan Haechan.

©Lilbuna

"Jadi Haechan bisakan kita langsung pulang saja?"

Sunyi tidak ada jawaban Mark berbalik menengok kesegala arah dia tidak menemukan Haechan dimanapun. Pria dominan itu meremat kantong berisi mangga, dia berlari mencari Haechan. Oh ya ampun Haechan bukan anak kecil lagi tapi mengapa bisa dia menghilang dari pandangan Mark seingatnya Haechan masih di belakang memakan eskrim.

"Haechan kamu dimana?"

Perasaan Mark sangat tidak enak, dia takut jika terjadi hal buruk pada Haechan bukan karena apa tapi Mark yang mengajak Haechan keluar tadi. Merasa frustrasi Mark menjatuhkan kantong mangganya saat dia melihat Pria manis berjongkok di depan kolam taman melihat genangan air serta ikan kecil berenang.

"Astaga kamu yang kamu pikirkan Haechan sedari tadi aku mencarimu," Mark mendekat menarik Pria manis itu berdiri. "Kenapa kamu tidak bilang!" Mark mengeram marah tidak sadar dia meremat tangan Haechan kuat.

"S-sakit Mark Hyung, maafkan aku," Haechan berusaha menarik tangannya. "Mark Hyung terus berjalan aku sudah mengatakan dari tadi tapi kamu enggan mendengarkan," Haechan menatap mangganya yang bergeletakan di jalan. "Manggaku!"

Mark melepas tangan Haechan tidak berkata apa-apa lagi, Pria dominan itu berjalan acuh mulai meninggalkan Haechan yang memasukan mangga-mangganya kedalam kantong.

"Kenapa Mark Hyung tidak bertanya kenapa aku berhenti, aku sangat lelah. Kakiku sakit sekali, aku ingin beristrirahat tapi Pria itu terus saja berjalan apa salahku sebenarnya," Haechan tidak peduli Mark sudah meninggalkanya atau belum, dia masih setia berjongkok sampai dia melihat punggung lebar berada di depannya. "Naiklah, aku tidak akan menawarkan untuk kedua kalinya,"

Bibir Haechan terkantup ingin bertanya namun Pria dominan itu kembali berujar sarkas yang mana langsung membuat Haechan naik kepunggung Mark. Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan dengan Haechan hampir tertidur di gendongan Mark.

"Terimakasih Mark Hyung," cicitnya setengah tidur.

"Hm."


[TBC]

Ini bagus gak sih kok gak ada yang komen wkwk

©Lilbuna




Baby [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang