Mata pelajaran yang satu ini memang seru terlebih gurunya juga menyenangkan Nala selalu fokus mendengarkan saking fokusnya terkadang sampai membuat nya mengantuk. Penjelasan demi penjelasan di lontarkan nya dengan santai.
"Metamorfosis pada kupu-kupu adalah bentuk metamorfosis yang sempurna. Katak, lebah madu serta nyamuk dan lalat juga termasuk metamorfosis sempurna"
"Metamorfosis sempurna melalui beberapa tahap yaitu Telur, Larva, pupa, kepompong, kemudian sampai pada tahap dewasa sangat berbeda dengan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada_____."
Bu Harti menangkap basah anak-anak yang tidak mendengarkan penjelasannya. Anak-anak yang itu-itu saja.
"Devano..." Suara Bu Harti dan semua pasang mata menoleh ke arah Devano termasuk Nala, matanya menjadi segar kembali.
Devano sedang tertawa entah menertawakan apa.
"Apa yang buat kamu tertawa?" Suara Bu Harti lagi.
Devano terdiam sejenak melirik ke arah dimana Nala berada yang juga sedang menatapnya dan menunggunya berbicara. Tatapannya beradu untuk sesaat sebelum akhirnya Nala memalingkan wajahnya ke depan memilih memperhatikan Bu Harti, lagi.
"Ada yang lucu tapi bukan komedi, Bu. Jatuh cinta pada pandangan pertama, namanya." Ungkap Devano secara spontan dengan senyuman paling manisnya. Dan Teman-teman Devano menanggapi dengan cengengesan.
Seisi kelas kembali ramai karena tingkah Devano. Walau di kenal diam dengan lawan jenis dan sikap nya yang dingin di sekolah SMA Tunas Bangsa, Devano bisa saja mengeluarkan kalimat mautnya ketika sedang ingin menarik perhatian seseorang.
Aktivitas nya selalu di isi dengan bermain basket saat istirahat. Bermain dengan teman-temannya di atap gedung sekolah. Dan tidur di perpustakaan ketika sedang malas mengikuti salah satu mata pelajaran di kelas.
Akhir-akhir ini hidupnya sebagai siswa SMA tidak terlalu membosankan terlebih ada Nala di Bumi. Entah mulai darimana Devano seperti tertarik pada Nala siswi teladan Tunas Bangsa.
"Seorang Devano, bisa juga jatuh cinta pada pandangan pertama" goda Bu Harti seraya tersenyum dan di susul tawa seisi kelas.
Seharian ini Nirmala tidak fokus bekerja kepindahannya ke devisi lain yang mendadak membuat Nirmala belum sepenuhnya beradaptasi terlebih semakin membuatnya sibuk sampai tidak memperhatikan dirinya sendiri. Belum lagi ketika sedang rapat Nirmala harus bertemu dengan Reno tak jarang dia melontarkan pertanyaan pada laki-laki itu karena pekerjaan Nirmala masih berhubungan dengan pekerjaan yang sedang Reno lakukan. Nirmala berusaha profesional demi pekerjaan dan dirinya sendiri.
"Nirmala..." panggil seseorang suara itu terdengar lirih dan canggung sekali. Suara seorang laki-laki yang Nirmala tahu siapa dia, Reno.
Reno meraih pergelangan tangan Nirmala dengan lembut, mau tak mau Nirmala memutarbalikkan tubuhnya dan menatap Reno. Parkiran mobil sudah mulai sepi, deru mesin yang terdengar entah dimana.
"Aku minta maaf, Nirmala." Ungkapnya lagi, Reno menunduk seolah menyesal.
Nirmala masih bergeming seharusnya Reno menghilang saja tidak perlu repot-repot menemuinya lalu minta maaf yang membuat Nirmala terlihat bodoh dimatanya.
Nirmala menghela nafasnya.
"Aku minta maaf karena perbuatan Tania..."
"Selingkuhan?!" Nirmala tertawa mengingat dimana ketika perempuan itu menyiramnya dengan segelas air dan menyebutnya selingkuhan. Nirmala dibuat bingung karena perempuan itu menyebutnya selingkuhan Reno .
KAMU SEDANG MEMBACA
NOWHERE (ON GOING)
Romance"Ternyata benar ya, ngga apa-apa kalau ngga dewasa tapi jangan sampai lupa jadi diri sendiri." Ungkapnya seraya menyeret kursi dan duduk di sana. Nirmala terdiam dan mengernyit tidak peduli. "Kamu pandai menyembunyikan emosi...". Nirmala mendengus...