Setelah minggu-minggu yang cukup berat ditambah sesi wejangan dan amukan dari sang penyihir tua, akhirnya mereka bisa beristirahat dengan damai dan lanjut menjalankan hari yang baru dan lebih berwarna
Dan kabar baik untuk kita semua Jian dibolehkan ayah dan kakak-kakaknya untuk sekolah ditempat yang sama dengan ce Ninnya, sekolah itu selalu dibilang Jian sekolahnya cece padahal itu sekolah punya ayahnya sendiri
Jam 6 pagi Jian sudah siap dengan seragam sekolahnya dan sudah berkutat dengan alat-alat dapur untuk membuat sarapan dan bekal untuk semua anggota keluarganya sesuai pesanan mereka semalam, karena Jian yang bersikeras ingin mengerjakan satu saja pekerjaan rumah akhirnya urusan masak memasak jadi tugas Jian di dukung Norden karena anak itu sangat suka makan masakan adiknya
"Jian?"
"Selamat pagi kak Eden, Jian buat nasi goleng sosis buat salapan" Jayden tersenyum lebar melihat nasi goreng buatan adiknya sudah tertata rapi dimeja makan dan tak lama kemudian kakak-kakaknya yang lain menyusul turun kebawah karena mencium aroma nasi goreng yang menggugah selera dan terakhir sang ayah yang turun
Para lelaki itu makan dengan lahap dan setelahnya langsung bergegas ke kamar masing-maisng untuk bersiap-siap ke sekolah dan tempat kerja karena tidak mau Jian terlambat dihari pertamanya ke sekolah walaupun sekolah sudah mulai dari beberapa minggu yang lalu, tapi tidak apa-apa dengan kekuatan orang dalam semuanya menjadi mungkin
Diam-diam Jian sudah mengikuti serangkaian pembelajaran dirumah bersama ce Nin dan mengikuti ujian-ujian penyesuaian secara online, akhir-akhir ini Jian memaksakan dirinya sendiri karena mau cepat-cepat satu sekolah dengan cece dan saudara-saudaranya yang lain, Nindia suka menemani Jian belajar sampai larut malam tanpa sepengetahuan ayah dan kakak-kakaknya
"Kakak antar ke kelas?" tawar Norden masih sambil menggenggam tangan mungil Jian yang dimasukan ke kantung jaketnya karena Norden ke sekolah naik motor dan Jian bersama Narend dimobil
"Jian bisa sendili kok kak, dadah kak"
"Hati-hati sayang!" Narend berteriak diparkiran yang tentu saja mengundang tatapan-tatapan tidak mengenakan ke arah Jian yang notabennya murid baru tapi sudah bisa dekat dengan para incaran sekolah, pergi sekolah bareng pulak
Teriakan Narend hanya di balas dengan dua jempol Jian dan Jian dengan semangat berlari pergi ke kelasnya dan beruntungnya di tengah jalan Jian bertemu dengan wali kelasnya dan akhirnya mereka pergi bersama ke kelas, sesampainya di kelas Jian langsung diminta memperkenalkan diri dan duduk dikursi kosong paling belakang karena hanya itu yang tersedia
"Haii.. Leon" ucap seorang laki-laki yang duduk didepan Jian sambil mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Jian
"Halo.. aku Jian"
"Tenang aja tu anak nanti balik kelas pas udah mapel terakhir atau mapel guru killer" ucap Alex yang peka karena sedari tadi Jian hanya menatapi kursi disebelahnya dengan bingung, pasalnya kursi itu di duduki oleh tas ransel bukan orang, Jian berterima kasih kepada Alex dengan senyum kelincinya
"Baik anak-anak buka buku kalian halaman 13 dan kerjakan latihan soalnya ya"
"Ya bu"
"kerjakan 5 soal sekarang, 15 soalnya PR dikumpul minggu depan"
*sekip istirahat
"Jian kantin yuk"
"Yuk!" Jian sangat senang sekolah karena sudah dapat teman kelas yang baik seperti Leon dan Randy, walaupun Randy masih cenderung cuek kepada Jian tapi Randy baik kok karena mau-mau aja ikut Leon temenan sama Jian
KAMU SEDANG MEMBACA
MA.FI.A
FanfictionTentang orang-orang jahat tapi gemesin Warn! - Bahasanya nyampur kek gado' - Ada adegan sadis, tapi gak sadis' banget sih - Castnya mungkin bagi beberapa orang kurang srek Enjoy!