~ Prolog ~

61.5K 4.5K 41
                                    

Ini adalah cerita fantasi pertamaku. Nggak tahu ini bisa diterima apa nggak. Tapi happy reading gaes. Semoga ada yang tertarik baca. Kalau ada typo bisa langsung di komen pas bagian typonya yess biar bisa aku benerin 😊

-----

Alesha menatap datar jeruji besi di depannya. Dia merasakan begitu banyak emosi dalam dadanya tapi tidak bisa mengekspresikan hal itu. Marah, benci, kecewa, sedih, sakit dan takut. Dia tidak mengerti kenapa hidupnya bisa semenyedihkan ini.

Mungkin memang benar. Cinta akan membuat orang menjadi bodoh. Saat Lazarus mengulurkan tangan padanya, saat anak laki-laki berumur sepuluh tahun itu menghibur dan mengajaknya bermain bersama. Untuk pertama kalinya dia jatuh cinta. Dia tidak tahu bahwa perasaan itu akan membawanya pada kehancuran seperti saat ini.

"Kau pasti sedang memikirkan cara untuk melarikan diri?!"

Pertanyaan itu lebih terdengar seperti tuduhan di telinganya. Dia menatap laki-laki yang berdiri di depannya. Terhalangi jeruji besi tempat dia di kurung.

"Aku pastikan kau tidak akan bisa melarikan diri dari sini. Aku akan memastikan hukuman untuk kematianmu terlaksana."

Alesha mengepalkan kedua tangannya. Tiba-tiba saja dia merasa begitu marah melihat sosok di depannya. Lazarus, laki-laki yang membuatnya mengalami nasib mengenaskan seperti ini. Laki-laki yang sangat dia cintai. Tunangannya, Lazarus Shimson. Kemarahan ini sangat menyiksa diri Alesha. Namun dia tetap diam. Tidak berniat untuk menanggapi. Menanggapi ucapan Lazarus hanya akan membuatnya lelah dan semakin sakit. Apapun yang akan dia katakan tidak akan mungkin didengar olehnya.

"Kenapa kau tidak mengerti juga?! Aku tidak mencintaimu."

Kedua telapak tangan Lazarus mengepal. Dia menatap Alesha tajam dengan mata menggelap.

"Kenapa kau tidak sadar juga?! Aku sudah mengatakan berkali-kali bahwa janji itu hanyalah janji seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa. Harusnya kau tidak mengharapkan apapun dari janji bodoh yang diucapkan seorang anak berusia sepuluh tahun."

Janji bodoh?

Alesha meremas tepian gaunnya erat. Mencoba menahan gejolak emosi di dalam dadanya. Bagaimana mungkin itu hanya janji bodoh?! Dari kecil dia selalu menganggap janji itu adalah hal yang akan memberikan kebahagiaan untuknya. Janji itu adalah harapan untuk Alesha yang selalu mendapatkan tatapan mencemooh dari anak-anak seusianya. Janji itu adalah janji yang dulu juga tidak dia mengerti namun membuatnya bahagia. Janji seorang anak laki-laki yang mengatakan bahwa dia akan menikahi Alesha.

"Sampai akhir kau hanya memberikan citra buruk untuk keluarga Devonte. Seharusnya kau sadar diri setelah mendapat julukan sampah keluarga Devonte! Tidak cukup dengan itu kau membuat dirimu dikenal sebagai aib keluarga Devonte?" Lazarus tertawa mencemooh. Dia mengarahkan tatapan seolah jijik dengan Alesha dan mengatakan kalimat terakhir yang terdengar begitu menyakirkan.

"Kau sangat menyedihkan."

Lazarus pergi. Meninggalkan Alesha yang langsung termenung.

Menyedihkan? Alesha tersenyum miris. Mungkin memang benar, dia adalah orang yang sangat menyedihkan. Tidak memiliki kemampuan sihir, tidak dihargai, tidak memiliki teman, anak terbuang di akademik dan lihatlah dia adalah seseorang yang dicampakkan oleh tunangannya sediri. Dia sudah membuat kedua orang tuanya dan juga kakaknya menanggung malu yang begitu dalam.

Alesha menunduk. Merasakan penyesalan yang begitu menyiksa dalam dirinya. Setelah ini dia bukan hanya akan dikenal sebagai sampah dari keluarga Devonte. Tapi dia sudah benar-benar menjadi aib keluarganya sendiri. Satu-satunya hal yang dia sesali. Karena dia keluarganya medapatkan cemoohan dari orang lain.

OPPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang