~ Bagian 1 : Akhir Keluaga Devonte ~

37.1K 4.5K 146
                                    

Chapter satu update. Selamat membaca gaess.

-----

"Aku sudah membius dua penjaga yang ditugaskan untuk mengawasimu di sini. Hanya saja, mungkin efeknya tidak akan lama." Mervyn terus menarik lengan Alesha agar mereka bisa keluar dari lorong dengan cepat. Dia sebenarnya bisa saja meminta Alesha agar berteleportasi menggunakan sihir yang dimilikinya. Namun, dia diberitahu oleh sang ayah bahwa itu sangat berbahaya untuk Alesha karena sihir itu tidak mengalir dalam tubuh adiknya itu.

Sedangkan Alesha masih sedikit kebingungan. Tapi sekarang bukan waktunya untuk menanyakan berbagai pertanyaan yang membuatnya penasaran. Dia melihat dua penjaga yang Mervyn maksud tergeletak tidak jauh dari tempatnya di kurung tadi. Dia bisa menanyakan apapun pada Mervyn nanti. Sekarang yang terpenting adalah mereka bisa pergi dari sini.

Mervyn menghentikan langkahnya saat mereka sampai di ujung koridor. Dia melihat keadaan sekitar. Memastikan tidak ada penjaga di sekitar sana.

"Kita akan keluar menggunakan pintu bagian barat. Penjagaan di sana tidak terlalu ketat. Aku bisa menggunakan sihir sederhana untuk melawan beberapa penjaga."

Meskipun sihir utama yang dia miliki adalah penyembuhan. Namun, tetap saja dia bisa melakukan sihir sederhana lainnya. Melumpuhkan lawan yang tidak memiliki kekuatan sihir seperti prajurit kerajaan bukanlah hal yang sulit. Mereka sampai di istana bagian barat. Pintu keluar berada di depan mata mereka.

Mervyn melihat ada dua prajurit yang berjaga di sana. Itu bukan masalah besar untuknya. Dengan mudah dia mengirimkan sihir pelumpuh kepada kedua prajurit yang berdiri dekat pintu keluar.

"Sedang apa kalian?"

Suara itu mengagetkan keduanya. Mereka baru saja akan melangkah keluar dari tempat persembunyian mereka. Alesha melihat ke belakang. Di sana, berdiri Chaiden yang menatap mereka datar.

Chaiden Shimson. Dia adalah pangeran kedua kerajaan Shimson.

Mervyn menegang dan langsung menyembunyikan tubuh Alesha dibelakangnya, "ini bukan urusan anda pangeran."

"Bukan urusanku?" Chaiden melangkah maju. Dia melihat ke arah Alesha yang tampak pucat menatap ke arahnya. Gadis yang katanya tergila-gila pada Lazarus.

"Kau berusaha membawa kabur tahanan kerajaan dan kau bilang ini bukan urusanku?"

Mervyn menggeleng, "tolong yang mulia. Alesha tidak bersalah, saya tidak bisa membiarkan adik saya dihukum mati. Saya..."

"Kau akan membawanya pergi." Komentarnya.

"Tidak. Tidak. Tidak." Alesha segera bersuara.

Dia segera sadar bahwa rencana Mervyn telah gagal. Mereka tidak akan bisa pergi dari sini. Jika Chaiden melaporkan tentang Mervyn yang membawanya kabur maka Mervyn dalam bahaya. Jadi dia tidak akan melibatkan kakaknya dalam permasalahan ini.

"Saya mengancam kakak saya agar membawa saya pergi. Dia tidak salah apapun. Lepaskan kakak saya dan saya akan kembali ke sel sekarang juga."

Mervyn menggeram marah. Dia menatap Alesha tajam, "Apa yang kau..."

"Pergilah!" Potong Chaiden. "Anggap kita tidak pernah bertemu."

Setelah mengatakan itu Chaiden langsung berlalu. Membuat Mervyn dan Alesha tertegun. Tidak menyangka Chaiden akan membiarkan mereka begitu saja. Namun, Mervyn langsung menyadarkan dirinya. Kesempatan ini tidak boleh dia sia-siakan.

"Ayo!"

Mervyn kembali menarik lengan Alesha. Mereka berlari di taman melewati taman istana bagian barat yang luas. Sedangkan Alesha hanya mengikuti langkah Mervyn. Meskipun sesekali dia terus menoleh ke belakang. Merasa ada seseorang yang terus menatap ke arahnya.

OPPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang