~ Bagian 32: Kau Millikku ~

23.1K 2.7K 213
                                    

Akhirnya setelah sekian purnama bisa juga update hhaaa 🤪

Buat yang kemarin kena prank update. I'm so sorry, itu aku kepencet publish padahal baru 1000 kata. Otakku sedang tidak encer gaes karena puasaaaa maunya rebahan terus. Apalagi setelah membabu hampir satu bulan wkwkwk. Jadi mohon dimaafkan. 😇😇

Oh Iya, Part ini mungkin part yang kalian tunggu-tunggu. Tapiiiii part ini isinya kebanyakan narasi, so kalau nggak suka skip aja yessss. 😉

Happy Reading dan selamat malam senin. Jangan bolos tarawih yah gaessss 🤗

_____

Chaiden melihat bagaimana Alesha dengan telaten membersihkan lukanya. Luka yang dia dapat dari serangan Lazarus bukanlah luka yang fatal. Luka seperti ini tidak memberikan efek apapun untuknya. Beda dengan kejadian saat dia terluka parah karena sihir hitam anggota Black Danger beberapa waktu lalu. Saat itu dia gegabah menjalankan rencana penyusupan tanpa perencanaan matang karena keinginannya untuk mencari tahu penyebab kematian sang ibu. Pada akhirnya dia harus terkepung oleh anggota pembunuh Black Danger dan bertarung dengan pemimpinnya yang ternyata memiliki sihir hitam. Luka yang dia alami saat itu cukup fatal sedangkan Ethan datang terlambat membantunya karena dia sendiri kewalahan menahan serangan dari anggota Black Danger lainnya. Itu sebabnya dia memilih untuk menghindar dan kabur dari pertarungan mengingat kondisinya tidak memungkinkan.

Saat itu dia menggunakan sihir penyamaran dan jika sihirnya melemah maka sihir itu akan memudar dan mereka akan tahu siapa dia sebenarnya. Karena kejadian itu dia bertemu dengan Alesha, atau lebih tepatnya dia berinteraksi dengannya. Saat itu Alesha juga mengobati lukanya dengan telaten bahkan mengunyah daun lemon timi untuk menghentikan pendarahan yang dia alami. Rasanya menyenangkan saat ada orang yang mengkhawatirkan keadaan kita.

"Hanya ini yang bisa aku lakukan."

Perkataan Alesha membuat Chaiden tersadar dari lamunannya. Dia kembali mengamati Alesha saat gadis itu mendongak dan membuat tatapan mereka bertemu. Kedekatan ini dan perasaan nyaman ini. Semua yang dia rasakan saat bersama Alesha, Chaiden ingin terus merasakannya. Dia tidak ingin kehilangan Alesha.

Chaiden mengulas senyum tipis. Tangannya bergerak menyentuh wajah Alesha. Mengusapnya pelan.

"Alesha." Rasanya begitu menyenangkan saat memanggil namanya. "Jangan tinggalkan aku."

Chaiden bisa merasakan tubuh Alesha menegang saat kedua tangannya beralih menarik tubuh gadis itu dan memeluknya erat. Dia menaruh dagunya di bahu Alesha dan menutup kedua matanya. Membiarkan perasaan hangat dan damai memenuhi hatinya. Sebenarnya, perasaannya begitu kacau setelah pertemuannya dengan salah satu anggota Black Danger yang berhasil Ethan tangkap. Kenyataan yang dia dapat dari pria itu membuatnya sedikit terguncang. Namun perasaan itu langsung hilang digantikan rasa takut ketika gelang yang dipakainya mengeluarkan cahaya berwarna kekuningan. Menandakan adanya bahaya yang menimpa Alesha. Tanpa pikir panjang dia langsung berteleportasi untuk menemui gadis itu.

Dia merasa lega saat mendapati Alesha tidak terluka dan menyadari bahwa peringatan itu muncul pada gelangnya karena gelombang sihir milik Lazarus yang begitu kuat mengelilingi Alesha. Tapi sekarang, perasaannya kembali kacau. Teringat kembali pembicaraannya dengan anggota Black Danger tadi.

Chaiden tersentak saat merasakan gerakan pelan Alesha dalam pelukannya. Gadis itu sedang berusaha mengurai pelukan mereka. Tentu saja dia tidak membiarkan hal itu terjadi. Sebaliknya, Chaiden semakin mengeratkan pelukannya.

"Chaiden---"

"Sebentar saja, biarkan seperti ini untuk beberapa saat lagi!" pinta Chaiden dengan suara lirih.

OPPORTUNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang