ENAM

245 28 4
                                    

Good morning, My Love. Where are you now? Do you miss me as I do?

Pagi itu ia hanya berbaring di kasur. Tidak ada semangat untuk melanjutkan hidup. Seharusnya, perempuan yang dicintainya, berbaring di sebelahnya. Seharusnya, perempuan itu kini menjadi istrinya.

Ponselnya tak berhenti berdering. Pasti Fariz yang meneleponnya, menanyakan keberadaannya. Anggap saja aku sedang cuti honeymoon, begitu pesan yang ia kirimkan pada sepupunya.

Ia marah. Kesal. Geram. Malu. Tapi jauh di lubuk hatinya, ia merasa sangat sedih, dan seiringnya dengan waktu luka itu semakin terasa sakit. Tak ada malam tanpa memikirkan Rubinia. Sudah berhari-hari ia di kamar, tidak ada niat untuk bergerak.

Mengapa kamu harus pergi, Nia, keluhnya gundah. Mengapa kamu tidak datang saja padaku, meminta pertanggung jawabanku? Mengapa kamu harus menyiksaku seperti ini?

Yah, bukan salah Ruby mengapa perempuan itu harus meninggalkannya. Attar insyaf, ia tidak pernah memperlakukan Ruby seperti semestinya. Pernikahan itu terlalu terburu-buru dan pantas membuat Ruby curiga. Bahkan, Attar tidak pernah melamarnya seperti di film-film. Ketika seorang pria berlutut dan menyodorkan cincin pada wanita yang dicintainya. Mungkin itu juga alasan mengapa Ruby tidak ingin menikah dengannya, selain ia sudah membunuh ayah perempuan itu.

Bukan dia saja yang tersiksa. Setiap hari pula Tasia bertanya padanya, di mana Tante Ruby. Tante Ruby berjanji padanya akan mengajaknya ke toko mainan bersama Oom Attar.

Tapi bagaimana caranya membawa Ruby kembali, kalau ia tidak tahu di mana perempuan itu berada?

Percuma ia bertanya pada Edo. Kakak Ruby itu lebih asyik berselingkuh daripada mencemaskan adiknya.

"Dia sudah besar," jawab Edo, ketika ia meneleponnya. Bukan hanya suara Edo yang terdengar di speaker. Ada suara lenguhan seorang wanita. Dan bagi Attar yang peka dengan hal apapun, ia berani taruhan itu bukan suara Shera. "She knows how to have herself safe."

"Apakah benar-benar tidak ada yang tahu keberadaannya?"

"Nope."

Edo mungkin bukan suami yang setia. Tetapi ia bukan pembohong. Attar tidak tahu lagi bagaimana menemui Ruby, menjelaskan semuanya pada perempuan itu.

Semua anak buah kakeknya sudah dikerahkan untuk mencari Ruby. Dan belum ada satupun dari mereka mengetahui di mana perempuan itu. Yah, kakak Ruby saja tidak tahu di mana adiknya, apalagi orang lain!

Entah sudah berapa pesan suara yang ia kirimkan pada Ruby. "Nia, please tell me where you are. I miss you." Ia hanya berharap Ruby merasakan hal yang sama. Tapi apa mungkin perempuan itu merindukannya, setelah apa yang dilakukannya pada keluarga perempuan itu?

Aku akan membuatmu memaafkanku, Nia, janji Attar pada dirinya sendiri. Aku akan bersujud di kakimu, sampai kamu memaafkanku.

Dan tekad itu semakin bulat ketika Attar ditelepon oleh kakek Ruby.

Kakek Gunawan memintanya bertemu di rumahnya. Kakek Gun tampak menyesal atas pernikahan yang batal itu.

"Saya sudah tahu apa yang kamu lakukan pada anakku," kata pria tua itu. "Hasyim yang mengaku sendiri tak lama setelah kematian Armand. Tapi saya tidak pernah marah."

"Mengapa begitu?" tanya Attar heran. Bagaimana tidak. Mana ada seorang ayah yang tidak marah pada orang yang membunuh anaknya?

"Kamu melakukannya untuk melindungi cucuku. Saya memandangnya dari sudut yang berbeda, Attar. Karena itu saya ingin kamu tetap menikahi cucuku, tidak peduli apa yang kamu lakukan pada almarhum Armand. Kamu sangat mencintai Ruby. "

"Tapi bagaimana saya memperoleh Ruby kembali, Kek?" tanya Attar murung.

"Ada satu tempat yang ingin dikunjungi Ruby sejak ia kecil. Mungkin kamu bisa menemukannya di sana."

"Mengapa Kakek percaya pada saya?" Attar mengerutkan dahinya. "Saya sudah membunuh anak Kakek. Mengapa tidak terpikir oleh Kakek, saya akan menyakiti Ruby?"

Kakek Gun diam selama sejenak. "Tidak ada pria yang mencintai cucuku seperti dirimu. Ini." Kakek Gun menyodorkan sebuah peta pada Attar. "Temui dia di Ponte di Rialto. Kali ini, Kakek maupun kakekmu tidak ingin ikut campur dengan urusan kalian."

Married to the Bad Guy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang