O5

1K 173 37
                                        

"..., emang kemana?"

"Pelaminan."

.
.
.
.
.

Remaja SMA


happy reading!

Bel pulang sekolah bergema kencang, dengan semangat 45 seluruh anak murid SMA Haiyuk berbondong - bondong menuju pagar sekolah dan meninggalkan gedung bertingkat tiga ini. Beberapa masih berada di sini karena terhalang ekskul yang mereka ikuti atau hanya sekedar menunggu jemputan.

Osamu termasuk dalam kategori beberapa siswa yang masih di sekolah. Ekskul yang diikutinya mengadakan pertemuan mendadak setelah pulang sekolah. Jujur Osamu malas dan ingin bolos, tapi karena dia anak baik, jadi di sinilah dia sekarang. Di kantin, haus katanya.

"Bu aqua dinginnya satu, sama permen ini ya bu seribunya." ujar Osamu seraya menaruh uang bernominal lima ribu di meja. Lalu dia duduk sebentar di sana sambil memainkan ponsel sebelum ke TU untuk berkumpul bersama teman seper-ekskulnya.

"Mbook!"

Rasanya Osamu mengenal suara ini tapi dia hanya bungkam dan tidak mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Mizone dua, sama itu dong, aqua yang gede satu. Aquanya jangan yang dingin ya mbok, kalo mizone baru yang dingin."

"Eh Rin, udah ganti baju, mau latihan lagi?" tanya mbok Ami selaku yang punya warung.

Rintarou cengengesan sambil manggut, "iya nih mbok, mau ada turnamen soalnya."

Manik sipit Rintarou tidak sengaja melihat ke arah Osamu, senyuman lebar nampak jelas sekarang. Dia memberi syarat pada mbok Ami agar menunggunya sekejap.

"kok belum pulang?" tanpa sapaan atau basa-basi, Rintarou langsung menjejelkan pertanyaan yang sebenarnya Osamu sangat benci. Apasih tanya tanya?! Gak ada kerjaan apa?!

"siapa lo?" gumam Osamu, bersyukur Rintarou mendengar itu jadi dia tidak perlu ber'hah untuk menanyakan hal itu.

Rintarou ingin tertawa rasanya, ya Allah Osamu cakep banget dilihat dari jarak sedekat ini, Rintarou jadi ingin cepat-cepat memiliki. 'anjay kece banget gue' batin Rintarou yang sedikit gila.

"Mau gue anter gak? Kebetulan basket gue belum mulai," tawarnya dengan senyuman jahil.

"Apa sih lo? Jangan sokap," sahutan sinis dan lirikan tidak suka Rintarou terima. Ya Tuhan, belum ada satu pun orang yang nerima Rintarou waktu dia ajak pulang bareng. Karena mereka tahu diri, Rintarou mana mau anterin mereka. Manusia sejenis Rintarou mana mungkin gak laku ya kan?

"Nanti gue beliin cimol, mau gak?"

Osamu mengantungi ponselnya dia berdiri dari tempat duduk dan melihat Rintarou sebal. "Apa sih anjing? Lo kira gue apaan disodok cimol?!"

Rintarou merasa tidak asing dengan kata-kata Osamu, dia sedikit merasakan dejà vu.

"Tunggu sam," telunjuk Rintarou menunjuk wajah Osamu, "di muka lo ada apa tuh? Coba deh ngaca," suruhnya.

Lantas Osamu membuka aplikasi kamera di ponselnya, tidak ada apa tuh. "Ha? Gak ada apa-apa, lo jangan bikin gue kesel deh!"

"Yah, masa gak lihat sih. Itu ada jodoh gue di situ," senyum tampan Rintarou kasih unjuk pada Osamu.

Sinting! Kedua alis Osamu hampir bertemu, rautnya kesal tetapi rona merah muncul bersamaan dengan ribuan kupu-kupu di perutnya. 'anak anjing!'

"Yee sinting!" tutur Osamu kemudian dia membuang muka. Ah brengsek, pasti mukanya merah.

'ya Allah, Osamu boleh buat Rin gak sih?!'

Tak lama Osamu meraih botol aqua miliknya kasar, melihat Rintarou sinis, dan berdecak.

"Mau dianter gak?" Tawa Rintarou lagi.

"Gak!"

"Nanti kita bisa mampir dulu ke tempat yang bagus, kemarin gue dikasih tau sama Oik tempat yang bagus banget. Mau gak?"

Omongan Rintarou memberhentikan gerakan Osamu, "Lo kan mau basket, sono pergi!" balas Osamu. Jujur dia sedikit tertarik saat mendengar rekomendasi tempat dari Oikawa. Karena ya, orang itu memang mempunyai rekomendasi tempat - tempat yang bagus dan sangat pantas untuk di datangi.

"Beneran gak mau? Apa mau besok aja? Ini tempatnya beneran bagus." Ajak Rintarou lagi.

"Gue sibuk!"

"Lusa?"

"Kerkom!"

"Mingdep?"

"Gue sibuk, lo denger gak sih?!"

"yah padahal itu tempatnya bagus banget sam," nada Rintarou berubah sedih.

Osamu menghela nafas panjang, "emang ke mana?"

"Pelaminan,"

"Oala jancok!"

Brengsek, brengsek, brengsek, harusnya memang dia tak mendengarkan omongan Rintarou. Dengan langkah menghentak kesal Osamu pergi meninggalkan warung mbok Ami. Sedangkan Rintarou, dia terkikik geli melihat tingkah laku orang yang dia suka. Gemes betul.

"Sam lo tau gak kenapa nama lo itu Miya Osamu?!" teriak Rintarou dengan tidak tahu malunya, dan teriakannya itu membuat langkah kaki Osamu berhenti.

"Soalnya kalo nama lo Suna Osamu, berarti lo udah jadi istri gue!"

"Sinting!" gumam Osamu. Sebetulnya dia sudah tidak bisa mengeluarkan suaranya, karena yang ada bukan kosa kata yang keluar malah gumaman tidak jelas yang keluar.

"Rin kapan bayar? Mbok mau pulang sekarang nih," perkataan mbok Ami buat Rintaou berpaling melihat Osamu.

"Loh kok cepet?! Nanti Rin gak bisa mampir ke sini dulu dong?"

"Iya, mbok mau arisan soalnya. Udah sini bayar!"

Setelah membayar Rintarou kembali ke lapangan basket dengan senyuman lebar di wajahnya. Sedikit menyeramkan tetapi semua itu akan dianggap wajar jika itu adalah Suna Rintarou.

**

Sesampainya di rumah, Osamu langsung mandi dan berganti pakaian. Selepas itu baru dia tiduran di kasur untuk melepas rasa lelah. Iris kelabu itu terpejam tenang, menikmati waktunya sendiri.

Entah ada angin apa tapi kalimat Rintarou tadi tiba-tiba saja terlintas di kepalanya. Wajah Osamu kembali memanas, begitupun dengan ribuan kupu-kupu di perutnya.

"Laper! Gue pasti laper! Iya, gue laper banget pasti!" Osamu manggut mantap, kemudian berteriak memanggil bunda tercinta. "Bunda! Bunda, masak gak?!"

"Ini baru mau masak! Sini, bantuin bunda!"

Setelah membasuh mukanya sampai Osamu rasa sudah tidak ada rona merah lagi, Osamu turun ke lantai bawah untuk membantu sang ibunda membuat makan malam. Yah, mungkin itu sedikit lebih baik untuk melupakan perkataan Rintarou.

Dasar anak muda kasmaran.

**

wkwk gimana nih? kira kira osamu suka gak sama rintarou? hayoo tebak.

kemarin lagi lancar eh sekarang ngadet lagi idenya, hadeh. nanti coba nulis lagi malem, kkkk byeee!

Remaja SMA ( Lokal ) Ft. Sunaosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang