O6

990 159 59
                                        

"..., temenin gua makan burjo, mau gak?"

.
.
.
.
.

Remaja SMA

happy reading!

Bibir manis itu terus mengeluarkan kata-kata sambatan sembari tetap melangkah. Siapa yang mau keluar di saat jarum pendek sudah menyentuh angka sepuluh malam?! Jelas tidak ada! Tapi apa-apaan ayahnya itu?! Untung saja dia orang tua, kalau bukan Osamu sudah pukul.

Mencari tukang sekuteng jam segini bukan lah hal yang tidak mungkin sebenarnya, karena memang di jam-jam segini mereka menjualnya. Tapi pergi keluar rumah untuk mencari penjualnya yang mustahil!

"Udah ah, gua mau pulang aja!"

Kegiatan misuh-misuh menjadi pelampiasan. Sepanjang jalan mencari tukang sekuteng, mulut Osamu terus menerus mengeluarkan suara. Dan sekarang dia sudah cukup jauh dari rumah, juga waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas, itu artinya dia harus pulang sekarang! Peduli setan dengan sekuteng!

"Ngapain?"

Seluruh persendian Osamu menegang begitu mendengar suara itu, 'bukan begal kan?'

"Dih, gua tanya lo lagi ngapain juga, malah diem aja."

Perlahan Osamu menoleh ke belakang, tangannya sudah bersiap untuk memukul orang ini.

"Sam-buset! Kenapa gue dipukul?!"

"Hah?! Lo ngapain?!"

Setelah mengelus pipinya, Rintarou menatap Osamu dari atas hingga ke bawah. "gue yang harusnya nanya, lo ngapain dari tadi misuh-misuh sendiri?"

"Gak!"

"Kok nggak? Gue nanya lo ngapain mundar-mandir sambil misuh, Osamu?" tanya Rintarou lebih menuntut.

Tangan Osamu mencengkram ponsel di tangannya, mencoba tidak melakukan hal yang terlihat aneh. "Apa sih?! Terserah gue lah mau ngapain!"

Jawaban Osamu buat Rintaou mendengus, "yee perawan gak boleh keluar malem-malem tau, nanti diikutin mbak kun," goda Rintarou.

"Gue gak takut! Udah, pergi sana lo! Gue mau balik!" Usir Osamu, lalu dia melangkah maju dengan terburu-buru.

"Lah? Lo lagi nyari tukang apaan tadi? Nasgor? Bubur ayam? Apa kang cilok?"

Osamu mendelik kesal, "sinting, mana ada kang cilok jam segini!"

Rintarou ketawa sejenak, "terus lo mau cari apa, Miya Osamu yang cakep sejagat raya? hm?"

'ini apa lagi hm hm?!'

"Cari angin! Dah, pergi sono!"

Osamu berbalik, bersiap untuk pulang ke rumah sekarang juga sebelum tengah malam. Masalah sekuteng yang diminta sang ayah sudah dia tidak pedulikan! Masa bodo dengan ocehan dari beliau, Osamu hanya ingin pulang dan tidur sekarang.

"Temenin gua makan burjo mau gak, Sam?" Ajak Rintarou seraya melajukan motornya pelan agar beriringan dengan langkah kaki Osamu.

"Gak!"

"Ih serius," tawar Suna lagi.

"Nggak! Son-"

"Gua yang bayar," potong Suna saat Osamu ingin mengusirnya dan berjalan pulang.

"Oke!"

Jujur, rasanya Rintarou ingin mengumpat begitu Osamu menerima ajakannya. 'ni bocah kayaknya gampang diculik gak si?'

"Jadi gak?" tanya Osamu memecah keheningan malam.

Rintarou manggut, "jadi lah! Ayo naik," jok belakang dia tepuk, memberi isyarat pada Osamu untuk naik.

"Gua gak bawa helm, gakpapa, ya?" ujar Rintarou, Osamu manggut.

**

Acara makan bubur kacang ijo di malam hari ini tidak berjalan begitu mulus dan tenang. Tak jarang Rintarou melemparkan candaan yang mana buat Osamu kadang sedikit merasa kesal karena gelak tawa dari lelaki jangkung itu. Hanya sedikit, mungkin sekecil semut rang-rang.

"Lo bisa diem gak sih?! Berisik banget," keluh Osamu.

"Iya, iya, gua diem."

Lima menit berlalu dalam keheningan malam di warung burjo tersebut, dengan sangat sunyi, sampai-sampai Osamu kesal sendiri, dia berdecak keras. Sinting, bukan diam yang senyap seperti ini yang dia mau. Maksud Osamu tuh, jangan terlalu ramai gitu loh. Rintarou ini tidak peka atau dasarnya memang bodoh, sih?!

"Udah ah! Gue mau balik aja! Minggir!"

"Dih, kok gitu si, Sam?!"

Dengan bibir mencebik kesal Osamu balas ucapan Rintarou, "Dih kik giti si sim?" Ekspresi datar yang Osamu tunjukkan buat Rintarou tersenyum canggung.

"Oke, gue anter pulang," lantas dia membayar bubur kacang ijo yang sudah habis dan dua buah gorengan yang di masukan ke dalam plastik.

"ck!"

Rintarou langsung menoleh ke arah Osamu, "kenapa?"

"Gak!"

"Oke."

**

Matahari sudah terbit dari ufuk timur Osamu juga sudah siap dengan seragam batik sekolahnya, "Hari kamis ya... ck, gue piket lagi, duh, males banget,"raut wajah Osamu kecut meski baru menginjak halaman hijau tempatnya menimba ilmu.

“Ciee, yang semalem abis ditraktir makan burjo sama Sunarin," goda Kenma yang baru turun dari tukang ojek, melihat Osamu dengan tatapan menggoda juga alis yang sedikit dinaikan.

Panik, Osamu panik. Matanya terbuka sempurna, mulutnya sedikit terbuka, dan keringat dingin mulai bermunculan. Kok Kenma bisa tau?! Gawat! Ini super gawat, sumpah, gak bohong! "Kok tau?!"

Teman sekelasnya itu membuang nafas pelan, "gue lupa bilang, ya? Dia sodara gue,"  jawabnya dengan malas.

"Anjir! Demi apa?!"

Rasanya Osamu mau pindah ke Bekasi sekarang juga! Mau di taruh di mana mukanya pas Kenma tau kalau dia suka sama Suna Rintarou!

"Hi," suara yang tidak asing menyapa pendengarannya, astaga! Osamu beneran mau pindah ke Bekasi sekarang juga!

**

hwhw
mmf ak tdk tepat waktu 🙏
ak akan mencoba untuk lbh produktif lg, mmf yh skli lgi 🙏

ok byeee!

Remaja SMA ( Lokal ) Ft. Sunaosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang