O3

1.1K 185 29
                                        

"..., Lo kira temen gue apaan diajak kenalan pake risoles?!"





Remaja SMA

"Mbok Ami! Duh udah sore gini cantiknya gak ilang-ilang! Beh, kalah Bu Ria!"

Mbok Ami, yang punya warung dekat pintu masuk tertawa singkat. "Manis betul kalau muji," ujarnya.

Suna senyum lebar, tangannya menumpu wajahnya yang fokus pada mbok Ami. "Loh? Kok risolesnya masih banyak mbok?" Heran Suna. Biasanya risoles mbok Ami laris manis di jam pertama istirahat, bagaimana bisa jam 4 sore masih tersisa banyak?!

"Ini mah beda, buat ditaruh di warung. Yang tadi mah udah habis atuh."

Jawaban mbok Ami membuat Suna menghembuskan nafas lega. Sungguh kalau risoles mbok Ami tidak habis ia akan mempromosikan pada seluruh siswa di sekolah ini, dan memaksa mereka agar membeli risoles mbok Ami.

"Kirain gak habis, padahal enak banget."

"Haha iya. Kamu kenapa belum pulang? Biasanya cepet-cepet kayak orang kesurupan," ucapan itu disusul tawa keduanya.

"Ini boleh Rin beli gak?" Risoles yang baru diangkat Suna tunjuk. Mbok Ami mengangguk, "boleh."

"Rin ambil 5, sama lemper! Kok masih ada?!"

"Itu sisaan, kamu gak beli lemper tadi. Jadi mbok kira mau beli pas pulang."

Hati Suna tersentuh mendengar itu, kalau saja mbok Ami adalah siswi sepertinya Suna pasti akan menjadikannya lebih dari teman. Pasti!

"Aaa mbok Ami emang the best! Rin beli risoles 5, sama lempernya semua. Tapi dipisah ya mbok plastiknya, risolesnya buat orang spesial." Suna berbisik di akhir kalimat.

"Siap."

"Suna! Kebetulan! Beliin minum dong, sama anterin gue balik sekalian."

Suna berdecih, memandang rendah sepupunya. "Kalo gak mau gue bilangin om Tama," sambung Kenma, sepupu Suna.

Baru saja Suna ingin menjawab tetapi begitu mengingat kejadian tadi ia mengangguk setuju. "Satu syarat."

"Dih perhitungan lo ya, najis!"

"Mau, nggak? Terserah lo sih, keputusan ada di lo juga." Suna mengangkat bahu acuh.

Malas menunggu ojol maupun jemputan, akhirnya Kenma menyetujui. "Apa?"

"Kasihin ini ke Osamu."

Plastik bening itu Kenma raih, kening berkerut sedikit. "Apa nih?" Sedetik kemudian ia tersadar, "oh anjing! Lo kira temen gue apaan diajak kenalan pake risoles?!"

"Mendingan pake bakwan?"

"Itu mah sama aja!"

"Kalo lemper?"

"Bego! Sama— bentar, lemper? Kesukaan Osamu itu mah."

Rasanya Suna ingin membeli pabrik lemper begitu mengetahui jika nasi dengan isian daging itu adalah makanan kesukaan Osamu. Tolong yang tahu lokasi pabrik lemper japri ke Suna.

"Mbok! Lempernya gak ada lagi?!"

"Gak ada, cuma sisa 4."

Lantas Suna menyomot dua lemper dan sisanya dimasukan ke dalam plastik berisi risoles. Mengoper plastik bening itu pada Kenma.

"Kenapa dicomot lagi?" Tanya Kenma.

"Buat mami, katanya mau makan lontong." Jawab Suna.

Kenma menghembuskan nafas berat, keningnya tambah berkerut kesal. "Lo tuh emang pada dasarnya tolol ya Rin?" Tanyanya sarkas, "lemper sama lontong beda, astaghfirullah!"

Remaja SMA ( Lokal ) Ft. Sunaosa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang