(Name) sebenarnya jarang sakit. Fisiknya bisa dibilang sangat kuat. Jangan remehkan (Name), meski dia satu-satunya eksekutif wanita di Bonten, tidak ada yang pernah melihat wajah asli (Name).
Kawaragi (Name)--- nama itu sangat terkenal. Sekalipun belum ada yang mengetahui wajah aslinya selain para petinggi Bonten.
Sebelum melihat rupa (Name), mereka pasti akan segera tewas. Paling jika ada yang melihatnya, saat itu juga peluru akan bersarang di kepala atau di jantung mereka.
(Name) hanya muncul ketika akan mengeksekusi para pengkhianat Bonten, atau pun mendapat misi yang sangat penting.
(Name) menembak beberapa orang dengan tatapan kosong. Peluru-peluru meluncur tepat sasaran. Kedua tangan (Name) memegang pistol.
Sanzu yang berada di sebelahnya tengah bersembunyi sambil menelan pil.
(Name) mengumpati Sanzu dalam hati. Setiap mendapatkan misi, pasti dirinya akan selalu berpasangan dengan si penyabu handal satu ini.
"Kau benar-benar gak tahu tempat, ya." (Name) menunduk mencibir Sanzu.
Sanzu mengedikkan bahu. "Kau mau?"
(Name) mendengus malas. Sanzu malah menawarinya nyabu di saat sedang bertugas.
(Name) mengabaikannya. Masih ada sekitar lima sampai sepuluh orang pihak musuh, kemungkinan mereka masih hidup.
(Name) harus membunuh mereka semua secepat mungkin. Dirinya sangat malas berada di dekat Sanzu.
Sanzu mendadak menarik (Name) mencium paksa bibir wanita itu. (Name) terbelalak kaget. Sanzu semakin menekan kuat tengkuk (Name).
(Name) terpaksa menelan sebuah pil yang Sanzu berikan. Sanzu melepas ciumannya, menyeringai senang. Lelaki itu kemudian berdiri mengambil alih tugas (Name).
Sementara (Name) berusaha menetralkan pernapasannya. Sanzu itu benar-benar gila. (Name) bukan penyabu seperti Sanzu. Kadang-kadang Sanzu memaksanya mengonsumsi sabu seperti tadi.
Beberapa detik berlalu, Sanzu berhasil membunuh mereka semua. (Name) masih menunduk dalam. Perasaannya mendadak tidak karuan.
"Sudah selesai." Sanzu menarik lengan (Name).
"Kau apa-apaan?!" (Name) melepaskan diri dari Sanzu.
"Kasar sekali." Sanzu mendekat. (Name) melangkah mundur.
(Name) menyimpan sepercik rasa takut pada Sanzu. Tanpa di duga, Sanzu memeluk erat tubuhnya.
Satu tembakan kembali terdengar. Rupanya Sanzu menembak musuh yang masih hidup di belakang (Name), hingga tewas. Peluru menembus kepala orang itu.
"Bagaimana rasa pilnya?" Sanzu berbisik.
(Name) melemas di pelukan Sanzu. "Sangat buruk."
Sanzu menggendong (Name) ala bridal style. (Name) ingin memberontak tapi diurungkan. Cukup tahu saja peringai Sanzu yang jelas tidak menginginkan penolakan.
"Mau main di mobil?" Sanzu menidurkan (Name) di jok belakang.
(Name) menggeleng menolak, berusaha bangkit dari posisinya. Sanzu menindih tubuh (Name). Helaan terdengar di bibir menggoda wanita itu.
"Nanti saja, kita masih di area musuh." (Name) mengelus lembut surai merah muda Sanzu. Jika tidak bertingkah manis seperti ini, Sanzu bisa saja memaksakan kehendaknya.
Sanzu akhirnya menyetujui (Name). Bersiap-siap kembali ke markas.
Sebelum itu, Sanzu membakar seluruh area gedung lama, tempat mereka saling baku tembak tadi. Menghilangkan bukti sekaligus jejak yang masih tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonten Slave (21+)✔
Fanfiction[END] ╭─━━━━━━━━━━━━─╮ °•*⁀➷.ƖMƛƓƖƝЄ ƜӇЄƝ (ƝƛMЄ) ƁЄƇƠMЄƧ ƬӇЄ ƧЄҲ ƧԼƛƔЄ ƠƑ ƁƠƝƬЄƝ'Ƨ.✧*:・゚ ╰─━━━━━━━━━━━━─╯ ───────────────────── [ ¡! ƁƠƝƬЄƝ Ҳ ƑЄMƦЄƛƊЄƦ ¡! ] ───────────────────── Dɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ﹕ Wᴀʀɴɪɴɢ﹗﹗﹗ ◈Mᴀᴛᴜʀᴇ/Exᴘʟɪᴄɪ...