Somnum Simul

10.4K 889 236
                                    

"Menikmati waktu istirahatmu, hm?" Ran mendusel ceruk leher jenjang (Name), area favoritnya.

(Name) mengangguk kecil. Tanpa berbalik mengusap rambut Ran. Saat ini (Name) tengah memandangi langit mendung dari balik jendela. Kamarnya berada di lantai dua.

"Ke mana Rin? Tumben dia gak mengekorimu." (Name) bertanya heran.

Pasalnya kalau ada Ran, pasti Rindou juga ada. Haitani bersaudara bagaikan perangko dan surat yang selalu melengkapi.

Ran menaikkan kedua bahunya ke atas. "Entahlah."

Tangan Ran bergerak nakal masuk ke dalam piyama (Name). Meremas gundukan kenyal yang terasa pas digenggamannya. (Name) menahan pergelangan tangan Ran.

"Aku mau melayanimu tapi gak sekarang." (Name) berbisik sensual.

Kalau melayani Ran sekarang berarti (Name) juga melakukan hal yang sama pada Rindou. Sementara kini (Name) baru sedikit pulih. Bisa berjalan saja saat ini (Name) sudah bersyukur.

Permainan Haitani bersaudara agak sedikit menyakitkan, karena menggunakan alat.

(Name) tentu tidak mau jatuh sakit kedua kalinya. Setelah sudah merasa lebih fit, (Name) mungkin bisa mengimbangi mereka nantinya.

Ran menarik kembali tangannya. Beralih memeluk pinggang ramping (Name). Menaruh dagu di atas bahu wanita itu.

"Ya, aku akan bersabar menunggu." Ran malah mengelus perut rata (Name).

(Name) menikmati elusan lembut Ran di perut polosnya. Ran menutup mata menghirup aroma wangi dari tubuh (Name).

(Name) melenguh tertahan ketika Ran memberi kissmark di lehernya. Ran tersenyum melihat satu hasil karyanya.

Perlahan mendekat akan menikmati bibir manis (Name). Sebelum ada suara yang menginterupsi kegiatannya.

"(Name) kau sudah mendingan?" Kokonoi masuk membawa banyak bingkisan. Menaruh semua bingkisan di atas meja.

Ran melepas pelukannya. Dalam hati berkata. "Ck, mengganggu saja."

"Ya, tidak buruk. Kurasa besok aku sudah mulai bisa kembali bekerja." (Name) menghambur ke pelukan Kokonoi.

(Name) suka Kokonoi karena wangi duit alias bank berjalannya Bonten. Dirinya selalu mendapat banyak tip dari Kokonoi.

Meski Kokonoi jarang menyentuhnya, kecuali kalau benar-benar sangat bergairah. Baru (Name) akan memberikan pelayanan terbaiknya.

Kokonoi mengusap rambut sebahu (Name). "Sebaiknya jangan memaksakan dirimu."

"Malam ini aku akan menginap di kamarmu."

(Name) menengadah. Bertemu tatap dengan netra Kokonoi. Menginap berarti (Name) harus melayani Kokonoi?

"Hanya tidur, tidak melakukan hal lain." Kokonoi yang mengerti akan tatapan (Name), tersenyum tipis. "Kalau kau meminta lebih mungkin kita hanya akan sekedar tidur."

"Hhh baiklah. Lagian kau selama ini terlalu sibuk. Aku paling jarang tidur denganmu." (Name) mengurai pelukannya.

"Jadi kau merindukan sentuhanku begitu?"

(Name) memerah gelagapan. "Ti-tidak. Lagi pula kita gak tidur berdua."

Kokonoi menghela napas. Apa yang dikatakan (Name) memang benar. Ada Mikey yang tidak bisa tidur kalau tidak ditidurkan dulu oleh (Name). Kamar (Name) itu milik Mikey.

Padahal Kokonoi hanya ingin tidur berduaan bersama (Name).

Merasa diabaikan, Ran mendekap (Name) dari belakang dengan posesif.

Bonten Slave (21+)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang