Alleia berjalan pergi. Sungguh lucu mengingat apa yang baru saja terjadi. Pria milyuner boros yang senang bermewah-mewah namun terkenal pintar itu malah terlihat seperti orang bodoh.
Begitupula ucapan spontan dan mimik bodoh yang ia keluarkan. Alleia bisa tahu kalau Arcelio bukanlah orang yang benar-benar bodoh.
Terbukti dengan sikapnya yang berhati-hati. Namun, ia tidak tahu, apa yang membuat ia jadi kelepasan dan begitu bodoh seperti anak anjing yang hanya mengatakan 'ya'.
Alleia kini menuju istana selir untuk menemui Michael siluman ular yang terlihat putus asa dan dijual seperti barang.
Alleia memanglah suka melihat orang tersiksa dan menderita. Jika dia orang yang jahat atau seumur hidup belum pernah menderita. Orang itu ingin sekali ia buat menderita hingga meminta mati.
Namun, ketika Alleia melihat orang yang sudah sering menderita dan melalui hidup yang berat. Ia tahu, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah membantu orang itu atau melepaskannya.
Karena ia juga pernah sangat menderita, depresi dan putus asa. Begitupula melewati hidup yang kejam dan berat memaksa ia menjadi orang jahat. Ini bukan sebuah pembenaran. Kalau orang menderita harus jahat. Namun, beberapa orang tidak bisa mencapai titik ikhlas baik hati yang memabukkan. Ia harus bertahan hidup menjadi kejam.
Itulah yang Alleia lihat pertama kali dari Hera. Ketika seseorang tidak bisa mencapai tertinggi orang baik dalam menghadapi kejamnya dunia. Ia hanya bisa memendam dan berusaha bertahan hidup dalam kegelapan yang tidak segan bisa membuat ia menjadi seorang yang kejam.
Namun, ia bisa membantu Hera untuk balas dendam dan melindungi gadis itu disisinya. Berbeda dengan makhluk siluman ini yang tidak bisa ia bantu. Karena itu, ia harus melepaskannya.
Jikalau tidak ia akan merasa bersalah, telah menyiksa orang yang sudah terlalu sering menderita.
"Yang Mulia."
Di tengah jalan menuju istana, Alleia berpapasan dengan Hera yang baru saja hendak kembali. Dengan sopan Hera memberikan remote control pada Alleia.
"Hera, di ruangan ku ada tamu istimewa yang akan menginap. Tolong persiapkan ia kamar."
Hera mengangguk, lantas pergi meninggalkan Alleia.
Satu hal yang ia suka dari Hera. Gadis itu cekatan dan multi talenta. Ia tidak banyak bicara namun mengerjakan semua hal dengan benar.
Alleia kini berada di depan kamar Michael. Dengan pelan ia membuka kamar.
Di dalam kamar terlihat Michael tengah terduduk di sofa. Terdiam dengan pandangan kosong tidak memiliki keinginan hidup.
Namun, saat Alleia hadir dia segera menunduk dan berlutut hormat. "Salam kepada Master."
Alleia terdiam menatap kasihan. Ia ikut terduduk. Menatap wajah menahan derita hidup yang penuh rasa sakit. Begitupula luka yang pasti ada di seluruh tubuh Michael. Alleia tidak mau membayangkan.
"Kamu pasti telah menjalani hidup yang berat."
Alleia berkata lembut dengan pandangan hangat. Ia sangat lemah di hadapan orang tersiksa, mengingatkan ia terhadap dirinya yang dulu selalu tersiksa.
Michael menatap Alleia. Namun, tidak mau berharap ia menggeleng pelan tersenyum kecil.
"Saya baik-baik saja, Master."
Alleia tertawa miris. Ia baru saja tertawa lepas dengan Arcelio. Namun, ketika berada dihadapan Michael suasana langsung berubah menjadi melankolis dan suram.
"Bukankah kamu calon selirku?"
"Tapi, tetap saja. Saya bukan manusia. Karena itu saya harus memiliki pemilik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Queen
FantasyReverse Harem Series #1 Reverse Harem - Fantasy Seorang pembunuh berantai memasuki tubuh putri cantik baik hati. Bukannya berusaha hidup damai, harmonis dan memperbaiki diri. Sang putri malah mengincar posisi Ratu dan menghabisi semua penghalang den...