Prolog

222 73 16
                                    

Seorang gadis cantik dengan rambut panjang menjuntai berjalan keluar dari rumah dengan telanjang kaki, gadis itu tersenyum dengan memandang langit gelap yang berada di atasnya. Bibirnya tertarik menciptakan senyum yang menawan, matanya seketika ia pejamkan. Teriakan kemudian terdengar dari gadis itu.

"Haaaaaaa."

Seketika tawa gadis itu pecah,  hal itu menggundang perhatian orang yang sedang berlalu lalang di sekitarnya.

"Rimi masuk nak, sudah mau hujan."

Dari belakang seorang laki-laki yang sedang memegangi pisau berteriak kepada gadis yang dipanggilnya dengan Rimi itu.
Gadis itu kemudian berlari mengekori laki-laki yang memanggilnya tadi menuju dapur.

"Kaki aku sakit," rintihnya manja kepada laki-laki itu.

"Kan sudah ayah bilang kalau keluar pakai alas kaki."

Gadis itu tidak menjawab, selanjutnya gadis itu memeluk laki-laki yang ternyata ayahnya dengan erat.

"Rimi sayang Ayah."

Laki-laki itu kemudian melepaskan pisau yang sedang ia pegang dan membalikan badannya untuk membalas pelukan dari gadisnya.

"Ayah jauh lebih sayang sama Rimi."

Gadis itu menagis dalam dekapan sang ayah, pelukannya semakin ia eratkan seakan ia tidak pernah ingin di pisahkan oleh ayahnya.

GERIMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang