"Dorrr." Kaget laki-laki dengan perawakan tubuh tinggi dan hidung mancung dengan memakai baju putih abu-abu dan tak lupa tas yang berada di punggungnya.
"Ih Aldo, ngagetin deh." Teriak Rimi kepada laki-laki yang ia panggil Aldo itu.
Laki-laki itu kemudian duduk di samping Rimi dan mengeluarkan sekotak tempat makan dan juga kemasan susu berlogo beruang.
"Nih titipan dari Bunda." Ucap Aldo dengan menyodorkan bekal dan kemasan susu kepada Rimi.
"Perhatian banget sih Bunda sama aku." Ujar Rimi kemudian Menerima Bekal yang disodorkan oleh Aldo.
"Bunda siapa dulu." Kata Aldo sambil bergaya dengan menyisir rambutnya menggunakan jari tangan.
"Bunda aku dong, gitu masih nanya."
"Idih ngaku-ngaku aja."
Kemudian tak ada suara yang terdengan kecuali suara hembusan angin yang kencang dan suara kicauan burung yang sedang berterbangan.
"Tadi kamu bolos ya?" Pertanyaan Rimi memecah keheningan yang ada.
"Siapa bilang? Kamu nggak tau aku anak berprestasi di sekolah, banyak piala yang aku sumbangan buat sekolah."
"Malah sombong." Ucap Rimi sambil mengerucutkan bibirnya.
"Dih ngambek."
"Siapa yang ngambek?" Tanya Rimi dengan suara ketus.
"Malah jadi nyolot."
"Ihh Aldo." Ucap Rimi dengan memukul tangan Aldo.
"Udah udah udah, sakit tau." Kata Aldo sambil melindungi tangannya dari pukulan Rimi.
"Lagian kamu." Ucap Rimi kemudian berhenti dari aktivitasnya.
"Kata Ayah kamu pengen sekolah di SMAku?" Tanya Aldo mengubah topik pembicaraan.
"Eh iya, ayah dah bilang sama kamu?"
"Jangan."
"Jangan apa?" Tanya Rimi dengan raut muka binggung.
"Jangan sekolah di SMAku."
"Kenapa?, kamu malu ya?, yaudah nanti aku minta ayah buat nyekolahin aku di SMA lain aja, biar nggak satu sekolah sama kamu." Ujar Rimi dengan mata yang seakan mengisyaratkan kekecewaan.
Aldo mengambil tangan Rimi untuk digenggam, kemudian dibawalah tubuh Rimi kedalam pelukannya.
"Aku nggak izinin kamu sekolah di SMAku bukanya karena aku malu, tapi aku nggak mau kamu sekolah di sekolah formal."
"Jadi kamu mau aku selamnya dikurung dirumah?, Aku dari SD udah homeschooling, aku cuma mau ngerasain sekolah kayak anak normal aja." Tutur Rimi dengan sesenggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS
ChickLitSeorang gadis yang mengharapkan kehangatan disetiap perjalanan hidupnya. Tuhan sangat baik kepada setiap hambanya tak terkecuali kepada Rimi, namun masalah hadir di hidupnya bagaikan butiran air yang jatuh dari langit, tak sedikit dari orang yang m...