Rimi yang nampak kaget dengan sosok laki-laki yang ia temui di perpustakaan tiba-tiba muncul di sebelahnya, "kamu," tujuk Rimi pada laki-laki yang berdiri di sebelahnya.
"Elo mau liat mading? Butuh bantuan lagi nggak?"
"Nggak!" Rimi yang merasa diledek langsung memalingkan wajahnya dari laki-laki tersebut.
"BTW, elo anak baru?"
"Iya."
"Kelas berapa?"
"11."
"11...."
Rimi yang merasa risih kemudian memandang tampang laki-laki itu, "Iya kelas 11, 11 MIPA 1, apa ada yang ditanyakan lagi, Brahma?"
Sebelum Brahma menjawab tiba-tiba siswa-siswi yang berada di depan Rimi membalikan badan dan memandangi Brahma, salah satu siswi yang mengenakan bando bunga-bunga pun langsung berteriak histeris, "Minggir semua Kak Brahma mau liat mading." Kemudian siswa-siswi yang berada di depan Brahma langsung menyingkir, seperti raja yang diberi jalan oleh rakyatnya. Namun, saat Brahma melirik ke samping Rimi sudah tidak ada di sebelahnya. Akhirnya Brahma pergi dari area mading. Kepergian Brahma membuat siswi pada kecewa karena hanya sebentar mereka dapat melihat sosok anugrah tuhan yang gratis untuk dipandang, namun sukar untuk didapatkan.
*****
Akhirnya hari yang dinantikan datang. Rimi diantar ayahnya. Di depan bis yang terdapat spanduk bertuliskan SMA harapan road to camping, nomor 3.
"Rimmm, sini"
Rimi yang hanya membawa tas ransel dan totebag berjalan menuju tempat Rosyita dan Pelita berdiri.
"Kita dapet bis 3, sebel banget deh."
"Yang penting nggak bis terakhir kali."
"Lagian kalo bis terakhir kenapa? Kan juga jalan sama-sama."
"Ah yaudah deh, ayok naik." Ujar Rosyita kemudian memasuki bis yang berada di belakangnya.
Dalam bis tiga mayoritas anak perempuan duduk di belakang dan laki-laki duduk di depan.
"parah banget sih, bilangnya laki kok nggak mau ngalah sama perempuan."
"Udah Ros, lagian sama aja duduk kan."
*****
Setelah dua jam perjalanan akhirnya rombongan bis yang membawa murid SMA Harapan sampai di tempat camping.
"Ihh, pegel banget badan gue," ucap Rosyita sambil melakukan perenggangan karena merasa badaknya pegal-pegal.
"Baru juga dua jam perjalanan dah pegel, gimana kalo naik haji lo."
"Ya beda dong neng Pelita, kalo naik haji kan naik pesawat bukan bis."
"Ya kan sama-sama cuma duduk, lagian emang kalo naik pesawat lo nggak duduk? Mau kayang lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS
ChickLitSeorang gadis yang mengharapkan kehangatan disetiap perjalanan hidupnya. Tuhan sangat baik kepada setiap hambanya tak terkecuali kepada Rimi, namun masalah hadir di hidupnya bagaikan butiran air yang jatuh dari langit, tak sedikit dari orang yang m...