2

114 62 15
                                    



"Elo sehat?" Tanya Rosyita sambil memegangi dahi Rimi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Elo sehat?" Tanya Rosyita sambil memegangi dahi Rimi.

"A—aku sehat kok." Ucap Rimi sambil menurunkan tangan Rosyita yang berada di dahinya.

"Eh iya, santai aja kali kalo sama kita." Ucap Rosyita.

"Eh iya elo pindahan dari mana?"

"Aku dulu homeschooling."

"Keliatan sih."

"Keliatan apa, Lit?" Tanya Rosyita binggung.

"Muka dia norak kalo liat orang."

"Mulut lo, maaf ya Rim. Lita emang suka gitu." Tutur Rosyita sambil memukul lengan pelita.

"Nggak papa kok, eh iya ini belum istirahat ya?"

"Belum, tapi kata Slamet jamkos, eh elo tau jamkos kan?" Kata Rosyita memicingkan matanya.

"Gue tebak kagak tau pasti." Sarkas Pelita.

Kedua wanita itu masih menunggu jawaban dari Rimi, namun seseorang yang ditatap malah bungkam. Setelah beberapa menit Rimi menunjukan dereran gigi putihnya dan tertawa.

"Nggak tau."

"Sudah kuduga," Kata Pelita diteruskan memasukan sesendok nasi ke mulutnya.

"Ok, nggak apa-apa. Jadi langkah elo buat temenan sama kita udah paling-paling bener, nanti gue ajarin hal-hal yang mungkin belom pernah lo tau."

"Maksih ya Pelita, Rosyita."

"Eh iya, nggak usah kaku tau. Sama nggak usah grogi gitu kalo sama kita."

"Iya, sans aja kali. Kita nggak suka makan orang." Kata Pelita menambahkan.

"Walaupun Pelita mukanya kek gitu tapi dia aslinya baik kok, jadi nggak usah takut sama dia."

"Emang muka gue kenapa anjir."

"Muka lo tu nyeremin tau Lit, makanya kalo lo minta contekan ke Slamet pasti dikasih, soalnya dia takut."

Rimi yang melihat interaksi Pelita dan Rosyta ikut tersenyum. Ia merasa bahagia karena bertemu dengan dua orang ini, ya walaupun dia tidak satu kelas dengan teman pertamanya.

*****

"Ini namanya kantin, Rim." Ucap Rosyita sambil menunjuk arah stand makanan yang berjajar.

"Eh pea, ya nggak gitu juga kali goblok!" Sarkas Pelita sambil menoyor kepala Rosyita.

"Aduh, sakit kali beb." Kata Rosyta sambil memegangi kepalanya.

"Bab beb bab beb, elo kebelet pengen boker."

"Au ah gelap, ayok Rim kita cari tempat duduk aja."

Rosyita menarik tangan Rimi meninggalkan Pelita yang masih berdiri di depan pintu masuk kantin. Mereka memilih kursi paling ujung dekat stand bakso. Pelita menghanpiri Rimi dan Rosyita yang telah duduk, kemuadian ia bergabung. Setelah berdebat tentang menu makanan akhirnya mereka memutuskan memesan bakso. Rosyita yang bangkit dari bangkunya untuk memesan bakso.

GERIMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang