9

37 6 3
                                    


"Kenapa setelah bel dia baru main bola?" tanya Rimi pada dirinya sendiri, saat Rimi masih mengamati laki-laki itu tak disangka laki-laki itu balik memandangi Rimi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa setelah bel dia baru main bola?" tanya Rimi pada dirinya sendiri, saat Rimi masih mengamati laki-laki itu tak disangka laki-laki itu balik memandangi Rimi. Rimi yang tampak terkejut reflek langsung memalingkan wajah dan berlari menuju kelasnya.

*****

Pelita sedang bermain game di ponselnya, sedangkan Rosyita berbincang-bincang dengan Rani. Tiba-tiba saja Rimi datang dengan nafas tersengal-sengal.

"Habis lomba maraton, Rim?" tanya Rani kepada Rimi.

"Eh, nggak,"

Seusai Rimi datang, Rosyita meninggalkan Rani dan mendekati Rimi yang duduk di belakang Pelita.

"Ke UKS lama amat, Rim?" Tanya Pelita dengan pandandanganya masih setia ke ponsel dan tidak mengubah posisi duduknya.

"Iya, ngerumpi lo sama penjaga UKS?" Tambah Rosyita.

"Eh nggak kok, tadi rame soalnya UKS, jadi lama deh."

"Oh gitu, eh iya nanti lo pulang sama siapa, Rim? Gue nanti mau ke toko buku mau ikut nggak?"

"Em, nanti ya? belum tau, aku belum izin sama ayah kalo mau pulang telat."

"Ya tingga WA kan selesai, gitu aja ribet." Usul Pelita.

"Nah iya, WA aja, kalo nggak nitip izin sama Kak Aldo."

"Pelita juga ikut?"

"Nggak, makanya gue suruh Rosyita ajak lo, gue nanti ada urusan keluarga.'

"Iya, Rim, biasalah pewaris utama banyak acaranya." Tambah Rosyita yang mengundang pelototan dari Pelita.

"Eh yaudah nanti aku chat ayah dulu."

"Siyapp, ku tunggu jawabanmu, Rim."

Kemudian Rosyita kembali ke bangkunya. Rimi melamun memikirkan laki-laki yang tidak sengaja ia lihat di lapangan tadi.

*****

Rimi sudah meminta izin kepada ayahnya, sekarang ia berada di atas motor mengenakan helm yang dipinjami oleh salah satu teman sekelasnya yang Rimi sendiri tidak ketahui namanya, karena yang meminjam tadi adalah Rosyita.

"Pegangan, Rim. Gie mau jadi Valentino Rossi."

"I–iya, Ros," jawab Rimi sedikit ragu.

Tak lama kemudian motor matic hitam melaju kencang membelah padatnya udara siang menuju sore hari. Tak ada suara yang muncul kecuali dari mobil dan motor yang saling menyalip satu dengan yang lainnya. 15 menit berlalu, Rosyita dan Rimi sampai di depan toko buku merdeka. Rosyita membantu Rimi untuk membuka helmnya dan kemudian mereka berdua memasuki toko tersebut. Rosyita langsung berjalan menuju rak buku fiksi sedangkan Rimi hanya mengekori Rosyita dari belakang.

"Itu, Rim, buku yang gue cari," tunjuk Rosyita pada novel yang memiliki kover seorang gadis melihat ke arah taman dengan memegangi sebuket bunga tulip.

"Aku juga mau satu deh, Ros. Di rumah udah nggak ada buku buat dibaca."

GERIMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang