Rimi memicingkan matanya, Rimi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah ia tidak salah lihat orang.
"Dia siapa Ros?" Tanya Rimi penasaran.
"Diaaa itu Berliana si uler keket," ujar Rosyita yang ikut mengamati langkah wanita di depan sana dengan dandanan yang tidak seperti anak SMA pada umumnya.
"Kalo elo nggak mau gatel-gatel jangan deket-deket sama tu orang"
"Ok," Tanpa pikir panjang Rimi mengiyakan omongan Pelita dan Rosyita, karena Rimi juga ingin sekolahnya lancar sampai ia lulus nanti.
Jam istirahat telah usai, Rimi, Pelita, dan Rosyita akhirnya meninggalkan area kantin, di perjalanan Rosyita menceritakan kisah-kisah yang telah terjadi di SMA Harapan, entah cerita lucu bahkan cerita horor sekalipun hal itu mengundang tawa kepada Rimi dan Pelita. Bahkan anehnya Pelita tidak mengetahui cerita yang diceritakan oleh Rosyita walaupun mereka masuk SMA bersamaan.
"Ehh liat ada Pak Darman!" Tiba-tiba Rosyita berhenti dan menujuk pada seorang guru yang berdiri di ujung lapangan. Pelita dan Rimi langsung melihat kearah yang ditunjuk oleh Rosyita.
"Emang kenapa sama Pak Darman?" Tanya Rimi binggung, karena yang Rosyita tunjuk hanyalah seorang guru seperti pada umumnya.
"Dia itu guru pelatih olimpiade, biasanya kalo ada dia pasti ada Ka...."
Ucapan Rosyita terputus karena ada suara dari belakang yang mengistrupsi mereka.
"Kalian bertiga yang di sana, segera ke kelas atau saya suruh berjemur di lapangan."
Mereka bertiga akhirnya lari tanpa menengok untuk melihat siapa guru yang meneriaki mereka, bukan karena mereka terburu-buru, namun karena mereka tidak ingin guru itu mengetahui wajah mereka.
"Demi marmut merah jambu karya Raditya Dika, ngeselin banget tu guru," gumam Rosyita.
"Hehehe, aku seneng," Hal itu menarik perhatian Rosyita dan Pelita yang masih ngos-ngosan.
"Emang sinting ni bocah," Ujar Pelita kemuadian berjalan menuju bangkunya.
Kemudian Rosyita mengandeng tangan Rimi dan mengajaknya duduk di bangkunya. Setelah beberapa saat masuklah Slamet dengan kertas yang berada di genggamannya. Slamet menjelaskan bahwa Bu Indri sedang berhalangan hadir, namun Bu Indri menitipkan tugas.
"Orangnya nggak ada, tugasnya ada. Ihh serem," ucap salah satu murid.
"Tugasnya apaan Pak Tua?" Teriak Pelita kepada Slamet yang masih berada di depan kelas. Slamet hanya mendegus mendengar ucapan Pelita, namun ia sudah terbiasa dengan gaya bicara Pelita hingga ia tidak sakit hati mendengar nya, namun jangan ditanya awal-awal, Slamet sakit hati saat Pelita memanggilnya 'Pak Tua'.
"Tugasnya mengamati film, ini tugas kelompok."
"Berapa orang satu kelompoknya?"
"Untuk tugas kelompok ini, film diusahakan yang sedang tayang ataupun film baru, terus untuk kelompok terdiri empat orang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS
ChickLitSeorang gadis yang mengharapkan kehangatan disetiap perjalanan hidupnya. Tuhan sangat baik kepada setiap hambanya tak terkecuali kepada Rimi, namun masalah hadir di hidupnya bagaikan butiran air yang jatuh dari langit, tak sedikit dari orang yang m...