7

78 23 10
                                    



Rimi merasa lemas dan kesal dengan tingkat Aldo, air matanya sudah menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rimi merasa lemas dan kesal dengan tingkat Aldo, air matanya sudah menetes. Ia segera menghapus air mata yang mengotori pipinya dan segera masuk ke dalam rumah dengan mood yang buruk.

Rimi melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, di sana terdapat ayahnya yang sedang menonton berita di televisi. Ayah Rimi menyadari kehadiran putrinya kemudian menoleh.

"Sudah pulang, sini duduk samping ayah" ucap ayah Rimi dengan menepuk sofa di sebelahnya.

Rimi langsung mendekat ke arah ayahnya dan duduk di sebelahnya dengan masih mempertahankan muka murungnya. Ayahnya yang menyadari hal itu kemudian mendaratkan tangannya ke kepala Rimi untuk membelai rambut Rimi.

"Ada apa dengan putri ayah ini?, bukannya habis jalan-jalan ya," ucap ayah Rimi sambil mengelus rambut Rimi.

Rimi mencoba mengatur nafasnya dan moodnya agar tidak emosi saat berbincang kepada ayahnya.

"Aldo nyebelin, Yah."

"Loh, bukanya kamu diajak jalan-jalan ya?"

"Iya, tapi dia nyebelin banget."

"Kok bisa nyebelin, coba cerita ke ayah," usul ayah Rimi kepada Rimi agar putrinyanya membagi kekesalannya itu agar sedikit lega perasaannya.

"Jadi gini yah...," ucap Rimi yang kemudian menyerongkan badanya melihat ke arah ayahnya.

"Oalh, jadi tentang kemah."

"Ayah tau?" tanya Rimi dengan mengerjap-ngerjapkan mata.

"Iya, tadi nak Aldo sudah telpon ayah dan bilang bakalan jagain kamu."

"Terus, terus yah?" tanya Rimi dengan mata yang penuh binar pengharapan.

"Ya, ayah izinin," ucap ayah Rimi.

Setelah mendengar tuturan dari ayahnya Rimi langsung memeluk ayahnya.

"Makasih, Yah, Rimi sayang ayah."

*****

Setelah cukup lama berpelukan, Rimi memakan roti buatan ayahnya kemudian Rimi kembali ke kamar, sesampainya di kamar Ia langsung mengambil handphone dan menghubungi seseorang. Setelah menunggu beberapa menit baru orang di seberang sana mengangkat panggilan dari Rimi.

"Halo, ada apa? udah kangen lagi?"

"Ngarang aja, Aldo makasih banget, besok kalo ketemu aku beliin bakso."

"Bakso doang?"

"Serah deh, yang penting jangan yang mahal-mahal."

"Oke siap deh, yaudah sana kamu tidur, jangan sampe telat bangun, aku males nunggu," pungkas Aldo sebelum mematikan panggilan secara sepihak.

"Ih nyebelin ya, Aldo. Untung baik jadi aku nggak boleh marah-marah."

Kemudian Rimi segera membersihkan diri dan berajak ke ranjang untuk menemui sang mimpi

GERIMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang