🍉🍉🌻🌻
HAECHAN sedang berendam di pinggiran kolam. Dia sedang menikmati waktu sorenya sendirian, menikmati ketenangan karena saat ini hanya dirinya yang sedang melakukan kegiatan renang ditemani pemandangan yang indah, di saat dia sedang menikmati suasana yang menemaninya, tiba-tiba telpon genggamnya berdering nyaring menandakan ada telpon masuk.
Haechan naik ke pinggiran kolam, mengibaskan tangannya yang basah karena terendam air kolam barusan.
Eomma❤️ is calling....
piip...
"Hallo eomma?"
"Hallo sayang, bagaimana cuacanya di Thailand? Bagus?"
Karena tubuh yang basah dan sekarang angin sedang berhembus, Haechan memeluk dirinya menggunakan satu tangan walau itu tidak bisa menghilangkan dingin yang terasa. Karena dirinya tidak mengenakan baju.
"Cuacanya sangat bagus, eomma tidak perlu khawatir. Aku sangat nyaman di sini."
"Bagus kalau begitu, tapi.... kenapa eomma tidak mendengar suara teman-temanmu Haechan, kau juga tidak mengirimi ibumu ini foto."
Mendengar ibunya bertanya lagi tentang teman-temannya membuat Haechan panik. Ditambah lagi tidaknada orang sama sekali di sekitarnya, namun ia bersyukur saat melihat Mark yang datang menaiki tangga, laki-laki alis camar itu sedang memotret pemandangan di atas sini.
"Mark! Eommaku menelpon!"
Mark yang merasa terpanggil mengalihkan tatapannya ke arah Haechan, dia menurunkan lensa kameranya dan ia kalungkan di lehernya. Mark hanya memiringkan kepalanya dengan senyuman tipis di bibirnya.
Haechan berujar dengan menjauhkan telepon genggamnya, "Mark kumohon, bantu aku ya. Jika kau tidak berbicara pada eommaku, dia akan menyuruhku pulang." Haechan melompat-lompat kecil dengan mengajukan satu jari telunjuknya sebagai tanda untuk meminta bantuan pada Mark hanya satu kali saja.
Mark pada akhirnya mengiyakan, dia naik ke atas tepian kolam dan mengambil telepon genggam yang disodorkan Haechan untuknya.
"Hallo eomma, aku Mark teman Haechan."
"Mark? Siapa? Setahuku Haechan tidak pernah memiliki teman bernama Mark."
Mark melirik ke arah Haechan yang ingin menguping.
"Eomma tidak mengingatkanku? Aku merasa tersinggung, aku adalah teman les Haechan. Bukankah aku sering berkunjung di akhir pekan?"
"Ah___Mark yang itu. Maafkan eomma, eomma memang orang yang pelupa. Sekali lagi maafkan eomma."
"Tidak apa eomma."
"Mark, apa sekarang Haechan berada di dekatmu? Aku harap kau bisa menjaga dia. Dia itu sangat sensitif terhadap suhu dingin, dan tolong ingatkan dia dia untuk meminum suplemen vitamin nya. Karena dia cepat sekali terkena flu. Jangan nyalakan AC terlalu dingin, dan jangan curi selimutnya."
Mark mendengarkan perkataan ibu Haechan dengan seksama. Dia kembali melirik ke arah Haechan yang sedang memeluk dirinya sendiri menggunakan tangannya yang disilangkan, tiba-tiba Mark melingkarkan tangannya di pinggang Haechan yang tidak menggunakan atasan. Tapi dengan cepat Haechan menyingkirkan tangan Mark yang melingkar di pinggangnya.
"Tenang saja eomma, aku akan menjaganya dengan baik," Mark menarik tubuh Haechan agar lebih dekat dengannya, "aku akan memastikan dirinya tetap hangat. Dan aku akan selalu mengingatkannya tentang vitaminnya."
"Ah, terimakasih Mark. Eomma bersyukur Haechan pergi denganmu. Tolong jaga dia, sampaikan salam eomma padanya."
"Baik eomma."
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT 1K] - Traveling, Korea-Thailand
Fanfiction[COMPLETED] [Healing] [Romance] Ketika dua hati yang sedang patah hati harus melakukan perjalanan ke negara lain, mereka dipertemukan dengan ketidaksengajaan dengan satu tujuan. Menyembuhkan hati mereka yang terluka. 🍉🌻Book ini dipersembahkan kare...