08 - Party And Kiss

2.1K 329 13
                                    

🍉🍉🌻🌻

SEPERTI janjinya. Sang laki-laki manis berkulit tan itu menepatinya. Duduk sembari menunggu Mark yang tengah kenakan baju santai untuk hadiri pesta, padahal hanya pesta sederhana namun mengapa laki-laki beralis camar itu berdandan semaksimal mungkin? Padahal dia sendiri yang melarang Haechan untuk terlihat terlalu tampan. Tapi lihatlah sekarang siapa yang bersolek sangat lama.

Haechan edarkan pandangan menelisik setiap sudut ruangan, tak ada yang beda dengan tenda miliknya. Semua pada posisi yang sama, ia geser duduknya untuk dekati dirinya pada meja kecil di dekat tempat tidur. Meja itu bermodel bertingkat dua, Haechan ambil selembar foto yang tersimpan.

Di foto ukuran standar itu dilihatnya satu potret wanita dengan seulas senyum terlihat bahagia saat lensa menangkap potret dirinya. Rambut wanita itu panjang sepunggung dengan bando hitam polos hiasi kepala, gaun selutut dengan tangan panjang dari sifon motif bunga nan cantik menghiasi tubuhnya yang ramping impian setiap wanita.

"Jangan dilihat." laki-laki beralis camar itu rampas foto dari tangan Haechan dan diletakkannya lagi di atas meja.

"Kenapa? dia adalah kekasihmu yang membuatmu patah hati?" Haechan tanya dengan kepala mendongak, pertanyaan yang terdengar santai namun ada sedikit rasa kesal di dalamnya saat melihat laki-laki beralis camar itu terdiam dengan wajah tak pandang dirinya.

"Itu tidak penting, jangan diingat." Mark kembali menghadap kaca, memastikan penampilannya sekali lagi.

Haechan mengendus udara.

"Kau menggunakan parfum dengan aroma yang terlalu kuat. Ingin pikat siapa? Seorang gadis?"

Mark balik tubuhnya, berjalan mendekat ke arah Haechan.

"Tidak, ada orang lain yang lebih tepatnya. Ingin dia tahu bahwa parfum ini sangat harum. Mau menciumnya?" didorongnya tubuh Haechan hingga laki-laki manis itu terlentang dengan kaki yang menggantung di tepi ranjang, tertekuk dengan telapak kaki menyentuh lantai.

Mark merangkak naik ke atas, memblokir tubuh Haechan yang berada di bawahnya. Di dekatkan lehernya ke arah wajah Haechan agar laki-laki berkulit tan itu dapat endus aroma yang disemprotkannya di bagian sana.

"Bagaimana?" tanyanya dengan ekor mata lirik ke arah kiri, dapat ia lihat bagaimana iris mata Haechan bergerak gelisah.

"Sangat wangi, sekarang menyingkirlah dari tubuhku! Kita bisa terlambat." Haechan mendorong tubuh itu dari atas dirinya hingga laki-laki beralis camar itu turun dari atas tempat tidur. Berdiri dan mundur beberapa langkah.

Haechan perhatiankan penampilan dirinya yang kenakan celana pendek dengan sweater biru dan kaos putih polos di dalamnya. Ia kira penampilannya terlalu sederhana dibandingkan dengan Mark yang tengah kenakan ripped jeans dengan kaos hitam. Sederhana juga, tapi terlihat sangat berbeda dengan dirinya.

"Bagaimana penampilanku?" digesernya tubuh Mark agar menyingkir, ia ingin lihat bayangannya di cermin. Agar ia yakin tak ada yang salah dengan penampilannya.

"Itu sudah bagus." Mark berdiri di belakang tubuh Haechan, tangannya terangkat rapikan rambut Haechan yang mencuat. Jika orang lihat dari belakang, posisi Mark seperti sedang memeluk tubuh Haechan dari belakang dengan tangan elus kepala sang laki-laki berkulit tan. "sudah, sebaiknya kita sekarang pergi ke tempat yang sudah dijanjikan. Aku juga sudah lapar, makanan terakhir yang aku santap hanya jagung bakar itu." Mark tarik tangan Haechan untuk keluar dari dalam tenda.

"Aku juga, dan jangan lupakan bahwa jagung itu dibakar hingga gosong sampai lidahku harus merasakan rasa arang."

[PRSNT 1K] - Traveling, Korea-ThailandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang