🍉🍉🌻🌻
BUKIT di ujung Sung Nong Nooch ini didatangi banyak sekali wisatawan yang ada di penginapan. Semua datang dengan kamera di tangan atau sekedar telepon genggam untuk mengabadikan momet sunset di atas bukit yang sebentar lagi akan terjadi. Begitupun dengan Haechan yang siap dengan kameranya, ia tak ingin ketinggalan moment terakhirnya di Sung Nong Nooch. Menyimpan penutupan di malam terakhirnya, ia akan kirimkan foto ini pada ibunya dan katakan betapa indahnya kota yang sedang ia kunjungi.
Ia pandangi sekitarnya, kebanyakan dari mereka membawa pasangannya untuk menikmati momen yang bisa dikatakan cocok untuk beromansa. Tidak hiraukan entah itu pasangan laki-laki perempuan atau bahkan pasangan sesama laki-laki, semuanya tetap mesra. Semuanya memandang tanpa ada rasa risih atau jijik, ini adalah pemandangan yang sudah biasa bagi orang-orang yang tinggal di Thailand. Seandainya Haechan juga bisa.
Dari arah belakang datang satu laki-laki yang juga bawa kameranya. Menggantung dengan tali yang melingkar pada lehernya, ditangan dengan kantong plastik dia bawa dua jagung bakar. Satu dia santap untuk diri sendiri dan satunya ia serahkan pada laki-laki berkulit tan yang ia temani untuk nikmati pesona sunset yang sebentar lagi akan terjadi. Hanya tinggal tunggu beberapa menit lagi hingga pertunjukkan alam akan mulai.
"Kenapa terlihat murung lagi?" Mark sejajarkan dirinya dengan Haechan, memandang matahari yang perlahan tenggelam di ujung perbukitan di sebelah barat. Terlihat dekat namun aslinya, jarak itu tak bisa digapainya.
"Aku tak pernah murung. Mungkin hanya asumsimu saja." Haechan tiup sebentar jagung bakar itu walau dirasakannya tidak ada efek yang begitu besar dengan angin yang keluar dari bibirnya yang ia majukan. Pelan ia gigit mulai dari ujung bagian yang lebih kecil, pikirnya itu akan lebih mudah. Dicicipinya rasa jagung itu yang terasa sedikit hangus karena bagian ujungnya yang terbakar hingga hampir menghitam.
Mark tatap bagaimana dua bibir itu berusaha untuk meniup jagung yang mengepulkan hawa panas. Sebelum Haechan menyerah dan digigitnya ujung jagung yang sedikit kehitaman karena bagian itu dibakar terlalu dekat dengan api. Ia santap juga jagung miliknya dengan ekor mata tak lepas pandang dari laki-laki berkulit tan yang ada disampingnya.
"Benarkah? Lalu tatapan apa yang barusan aku pergoki? Menatap para pasangan-pasangan itu dengan tatapan sendu? Kau merindukan kekasihmu? Kau ingin berbalikan dengannya di saat kau sekarang ingin melupakannya?" tanya Mark secara bertubi-tubi tak ingin lewatkan satu pertanyaanpun.
Haechan hentikan gigitannya.
"Hahh___sekalipun aku ingin kembali. Itu tidak akan mungkin, aku juga tidak ingin jadi parasit. Jadi buang jauh-jauh pemikiran yang tidak masuk akal itu." Haechan kesal dengan jagung yang masih sangat panas itu, ia cari sesuatu untuk digunakannya meletakkan sang jagung yang tak kunjung dingin.
Ia lihat kantong plastik yang dibawa Mark, dirampasnya dan dimasukannya jagung miliknya serta ia kaitkan pada salah satu cabang pohon yang berada di sampingnya. Nanti saja dia makan selepas mengabadikan momen indah di depan mata.
"Kau tidak ingin jagung itu?" tanya Mark, dia juga ikut taruh jagung miliknya di dalam kantong plastik yang tinggal separuh dari bulir-bulir jagung yang sudah dimakannya.
"Nanti, itu masih panas. Lebih baik aku mulai memotret sekarang. Lihatlah, matahari sudah mulai tenggelam." tunjuknya ke arah depan dimana sang matahari mulai tenggelam.
Wajahnya dialihkan, tangannya sudah angkat kamera miliknya untuk diarahkan pada sunset yang sudah mulai terjadi. Matanya mengintip dari belakang kamera tak kurangi keindahan yang terlihat di depan mata.
Cahaya jingga dengan kemarahan itu menyilaukan mata dengan keindahannya yang berpadu sempurna. Ingin rasanya Haechan untuk hentikan waktu, menikmati sunset itu lebih lama sampai ia enggan untuk beranjak. Kilauan dan kehangatan serta dingin dari angin di atas bukit juga menjadi drama bagi pemandangan sore hari menjelang malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT 1K] - Traveling, Korea-Thailand
Fanfiction[COMPLETED] [Healing] [Romance] Ketika dua hati yang sedang patah hati harus melakukan perjalanan ke negara lain, mereka dipertemukan dengan ketidaksengajaan dengan satu tujuan. Menyembuhkan hati mereka yang terluka. 🍉🌻Book ini dipersembahkan kare...