2❥︎ Semakin Mencintai

314 48 3
                                    

•••

"Percayalah, ada hikmah yang indah di balik setiap susah."

•••

2.Semakin Mencintai

Naja melangkah tak tentu arah. Sudah sedari tadi dia seperti ini. Mencari pekerjaan paruh waktu ternyata tidak semudah yang dipikirkan olehnya. Gadis itu sudah menghampiri beberapa tempat untuk melamar pekerjaan. Namun, tidak ada yang menerimanya.

Padahal niat Naja sangatlah mulia. Dia hanya ingin membantu meringankan beban ibunya yang harus bekerja mencari nafkah sendirian semenjak kepala keluarga mereka pergi meninggalkan dunia karena sakit yang diderita juga siratan takdir dari Sang Maha Pencipta.

Mendongak, Naja melihat langit mulai meredup pertanda hujan akan turun. Mengembuskan napas panjang, dia pun memutuskan untuk mencari angkutan umum agar bisa kembali pulang.

Namun, tiba-tiba dua orang pria yang duduk di atas satu motor menjambret tas Naja yang berisi banyak barang berharga walau tak seberapa. Penjambret itu mengendari motornya dengan kecepatan tinggi membuat Naja tidak mampu mengejarnya.

"Jambret! Tolong, tas saya dijambret!" teriak Naja, tapi sia-sia. Karena si penjambret sudah kabur cukup jauh meninggalkannya.

"Naja, cepet naik!"

Tiba-tiba Naja mendengar suara Setya. Benar saja. Kala gadis itu menoleh ke samping dia mendapati motor Setya berhenti tepat dipinggir jalan yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Naja sempat termangu sebelum Setya kembali menyadarkannya.

"Cepet sebelum jambretnya makin jauh!"

Mengangguk, Naja pun segera naik ke atas motor ninja milik Setya. Namun, tiba-tiba saja Setya melingkarkan tangan Naja di perutnya. Membuat tentu saja semakin terperangah.

"Pegangan yang erat! Gue mau ngebut. Gue gak mau lo kenapa-napa." Setya mulai bersiap-siap untuk melajukan motornya secepat mungkin.

Mendengar kata-kata Setya barusan membuat jantung Naja semakin deg-degan. Dia berharap Setya tak mampu merasakan debaran jantungnya yang semakin menggila. Hingga tidak butuh waktu lama, motor si penjambret sudah bisa disusul oleh Setya. Cowok itu pun langsung menendang motor itu hingga terjatuh tepat di kubangan air bekas hujan.

"Aduh, aduh, apes kite, Bro!" ujar salah satu si penjambret yang berkepala plontos, bertubuh gemuk, pada temannya yang tadi bertugas mengendarai motor.

"Bocah brengsek!" ucap teman si jambret tadi.

Setya dan Naja langsung turun dari motor lalu menghampiri kedua penjambret yang kini sudah kembali bangkit dan bersiap untuk menghajar Setya supaya tahu rasa karena sudah berani melawan mereka.

"Berani banget lo sama kita. Dasar bocah ingusan!" ujar penjambret yang berambut keriting, bertubuh kurus kering, sambil mengepalkan tangan.

"Mundur, Ja!" titah Setya pada Naja membuat gadis itu langsung mengangguk dan melakukan apa yang diperintahkan.

Setya pun terlibat perkelahian dengan kedua penjambret tersebut. Walau tubuhnya lebih kecil dari mereka, Setya mampu mengalahkannya dengan mudah karena dia sering latihan bela diri di rumah dan mengikuti ekskul karate di sekolah. Dengan gerakan yang begitu gesit, Setya menghindari serang lawan lalu membalasnya dengan beberapa pukulan hingga mereka tepar.

Kita, Cinta & Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang