27❥︎ Kecewa

84 12 7
                                    

•••

"Ada luka di balik setiap canda tawa yang tercipta."

•••

27.Kecewa

Sejak melihat foto di ponsel ibunya waktu itu, Milhan jadi terus kepikiran. Namun, dia tidak berani untuk menanyakannya langsung pada Setya. Milhan bingung. Dia berharap bisa cepat-cepat pulang dari rumah sakit dan kembali sekolah seperti biasa agar bisa bertemu Setya dan Naja untuk meminta penjelasan langsung kepada mereka.

"Good afternoon menjelang malam!" Tiba-tiba saja Destan datang dengan tingkah yang begitu heboh. Membuat suasana hening di ruangan Milhan hilang.

"Ih, Destan, lama-lama aku bisa punya penyakit jantung juga tau kalau kamu kayak gitu terus. Datang itu ngucapin salam dulu," protes Milhan.

"Assalamu'alaikum," ucap Destan dengan suara yang dilembut-lembutkan

"Waalaikumsalam. Ngapain kamu ke sini? Bosen tau gak setiap hari ngeliat muka kamu mulu."

Destan duduk di kursi yang ada di samping brankar Milhan. "Eh, kalau bukan karena disuruh Tante Zora gue juga ogah ye capek-capek dateng ke sini. Mending gue di rumah rebahan atau jalan sama pacar-pacar gue."

"Pacar-pacar? Kamu sekarang punya pacar berapa, sih?" Milhan geleng-geleng kepala, sedangkan Destan tampak menghitung menggunakan jarinya seraya mengebutkan nama-nama perempuan.

"Riska, Putri, Aca, Ghea ... mmm, kira-kira baru tujuh orangan lah, ya, yang resmi jadi pacar gue. Sisanya cuman deket doang, tapi gak jadian," ucap Destan usai menghitung membuat mata Milhan langsung melebar dan tangannya melayang menoyor kepala cowok itu.

"Jadi sekarang Destan, cowok paling setia, udah berubah jadi buaya?"

"Enggak juga sih, buktinya gue masih ada di sini sebagai manusia paling tampan sedunia." Sepertinya sifat too confident Destan mulai kambuh sekarang. "Lagipula itu mereka yang nembak gue kok, bukan gue yang nembak mereka. Sebagai cowok sejati gue gak mau sampai nyakitin cewek. Jadi, gue terima aja semuanya." Cowok itu terlihat begitu santai mengatakannya.

Milhan tepuk jidat lalu geleng-geleng kepala. "Tapi, gak gitu juga."

"Lumayan tau setiap hari bisa gonta-ganti cewek. Lagipula merekanya juga enggak keberatan. Jadi, santai ajalah. Tujuh pacar gue itu akur semua." Destan menyandarkan punggungnya.

"Terserah kamu ajalah. Tapi, aku bener-bener enggak suka kamu perlakuin cewek kayak gitu."

"Oke, skip-skip. Kita enggak usah bahas itu. Besok gue bakal putusin mereka, kok."

"Putusinnya juga harus baik-baik."

"Iya."

"Lagipula aku heran deh, mau aja mereka diselingkuhin. Kalau aku sih, enggak mau banget. Makan hati. Apalagi hati aku udah sakit secara fisik kalau disakitin lagi tambah ancur pasti."

"Tenang aja Setya enggak mungkin selingkuhin lo."

"Menurut kamu kayak gitu, ya?"

Kita, Cinta & Luka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang