1

3.6K 244 11
                                    


Bruk

"Hiks, kenapa??? Kenapa???"

Anak remaja itu menangis tersedu didalam kamarnya, bertanya tanya mengapa hubungan kekeluargaan nya tidak seindah teman² nya?

Braakkk

"Hei bocah! Bangun!!"

Seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar anak tirinya dengan kasar

"T-tidak bisakah kau sedikit lembut? Mengapa kau begitu kasar dan sangat membenciku? Sedangkan dengan Lili, kau benar benar lembut dengannya. Mengapa kau tidak adil??"

Ia berteriak, muak dengan ini semua

Plakk

"Akkh"

"Bodoh! Lili adalah anak kandungku. Sedangkan kau? Hanyalah anak orang kaya yang sebentar lagi akan.... Mati. Dan kau tau? Aku akan menguasai semua harta ayahmu itu haha"

"Ternyata itu tujuanmu menikahi ayahku? Aku akan segera memberi tahu ayah, lalu memintanya untuk menceraikan mu!"

Ia berdiri, berjalan menuju pintu keluar, namun..

"Hei, Taeyong Lee! Kau tidak akan bisa berbicara padanya"
Ucapnya sambil menyeringai

Taeyong berbalik
"Apa maksudmu?"

"Cih, pergi lah dan saksikan mayat ayahmu di atas ranjang rumah sakit itu!"

"APA?! T-tapi, bukankah kau mengatakan bahwa Ia b-belum pergi??"

Wanita itu duduk di sofa ruang tamu dan menatap Taeyong dengan tatapan mengejek
"Yahh, aku hanya mengulur waktu agar ayahmu cepat mati! Jadi kau tidak ada kesempatan untuk berbicara dengannya untuk yang terakhir kalinya. Ck ck ck kasihan sekali yaa??"
Seringai nya

"A-apa?"

Seluruh tubuh Taeyong melemah, badannya terjatuh di lantai, Ia menangis sejadi jadinya. Bagaimana bisa orang² yang Ia sayangi harus pergi secepat ini??

"Hiks hiks ayaahh"

"Cih, dasar omega lemah! Tidak berguna!"
Wanita gila harta itu mendekati Taeyong dan..

"Berdiri!"
Ia menarik lengan kurus Taeyong dengan kasar

"A-aak, apalagi yang kau mau?"
Kedua mata sendu itu menatap Ibu tirinya, mengharapkan rasa kasihan

"Ikut aku, setidaknya kau harus melihat ayahmu sebelum di kubur"

"Kau akan mengantarku kesana?"

"Hm"

"T-terimakasih Mam--"

"Jangan panggil aku dengan sebutan itu! Aku tidak sudi kau memanggilku seperti itu!"

Taeyong menunduk, sakit sekali hatinya. Ia sangat merindukan kasih sayang dari sosok orangtua. Itu saja.

'huhh, tidak apa Taeyong Lee, setidaknya kau bisa bertemu dengan ayahmu, walaupun.... Ia tidak bisa menyapa mu lagi'
Berbicara dalam hati

"Cepatlah! Kau membuang waktuku!

Lili!! Ayo kita berangkat sekarang nak!!"

"Iya Ma!"

....

Taeyong dengan adik dan ibu tirinya itu sedang dalam perjalanan.
Sampai ada keganjilan yang Taeyong sadari

"Tunggu sebentar, rumah sakit mana yang akan kita datangi? Aku rasa ini bukan jalan menuju rumah sakit? Jalan ini terlalu sepi"
Ucap nya sambil mengamati jalan

"Diamlah dan ikuti saja"
Ucap Ibu tirinya

...

"Sampai"

Lili memberhentikan mobilnya

"Apa? Sudah sampai?? Kita ada didepan hutan yang lebat ini, kenapa kita kesini?" Tanya Taeyong

"Ayo, rumah sakitnya pribadi. Kami akan mengantarmu kesana" Ucap Lili

"Ah? Benarkah? Kenapa harus ditengah hutan?"
Heran Taeyong

"Ck, bisakah kau tidak banyak tanya? Kami sudah berbaik hati mau mengantarmu kesana!"
Marah sang ibu tiri

"B-baiklah, maaf"

.
.

Mereka sudah berada ditengah hutan. Taeyong kebingungan, dimana rumah sakitnya? Ia ingin bertanya dan berbalik

"Dimana rumah sa--"

Saat berbalik, mereka sudah tidak ada.

"K-kemana mereka? A-apa aku memisahkan diri dari mereka? Dimana aku?? A-aku tersesat!

Lili!! Mama!! Kalian dimana??"

Taeyong berteriak sekeras mungkin, namun tidak ada respon dari dua orang itu.

"Hiks, aku rasa mereka yang meninggalkanku. Hiks mengapa mereka sejahat itu?? Aku sangat bodoh mau mempercayai mereka. Hiks Taeyong bodoh!!"
Teriaknya sambil menangis

...

4.30 p.m

Sudah 1 jam Taeyong mencari jalan untuk keluar dari hutan itu. Ia juga berteriak minta tolong sambil menangis ketakutan, kedinginan. Matahari sudah mulai tenggelam, sudah mulai gelap.
Banyak hal yang Ia takuti didalam hutan itu. Entah hewan buas, orang jahat, makhluk aneh, ataupun cuaca yang tidak menentu.

...

Waktu berjalan terlalu cepat untuk Taeyong.
Sudah terlalu gelap, lelah, dan lapar baginya untuk mencari pertolongan dan jalan keluar.

Badannya melemah, kepalanya pusing.

"T-tolong.. akh! hiks"

Tubuhnya ambruk, berbaring di tanah dan ditengah hutan gelap nan lebat itu.

Entah imajinasi nya atau nyata, Ia melihat ada seseorang yang membawa lentera ke arahnya.

"Hiks, t-tolong"

"Hei, kau baik baik saja?"

"S-siapa kau?"

Remang remang Ia melihat wanita itu. Lalu Ia tak sadarkan diri

........






Mwehehe gimana?
Msh part 1 nii

Lanjut ga?

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang