21

768 79 4
                                    

"Sayang? Aku merindukanmu"
Anggi menunduk sambil mengelus tangan Taeyong yang diperban

Sudah 2 Minggu Taeyong terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit, bahkan membuka mata pun tidak pernah. Anggi selalu bersamanya, bahkan Ia mengerjakan pekerjaan nya diruangan Taeyong.
Tuan Gabriel juga selalu mengunjungi mereka berdua, berkali kali Ia mengingatkan Anggi untuk sesekali kerumah, namun Anggi menolak karena lokasi rumah sakit dan rumahnya berjarak cukup jauh.
Bahkan barang dan bajunya dibawakan oleh asistennya.
Anggi tidak mau sedetik pun jauh dari Taeyong.

"Sayaang, apa kau tidak merindukanku? Hiks, aku mohon"
Anggi mencium tangan Taeyong

Tok tok tok

"Siapa?"

"Anggi?"

"Kau? Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya ingin memastikan. Berita ini sudah tersebar dimana mana, aku boleh kan? Hanya sekedar menjenguk."

"Huhh, aku rasa Taeyong tidak akan suka kau berada disini"

"Aku tidak akan macam macam"

"Baiklah, cepatlah"

"Terimakasih. Emm, aku membawakan beberapa buah"

"Hm, terimakasih"

"Anggi, mengapa kau begitu dingin denganku?"

"Ck, untuk apa aku peduli denganmu? Saat ini aku hanya bisa fokus dengan Taeyong" Anggi mengelus kepala Taeyong

"Huh, baiklah. Tapi setidaknya, anggap aku teman"
Doyoung menyentuh bahu Anggi

"Aku tidak punya teman. Jangan menyentuhku, aku tidak mau kekasihku marah"

"Ugh, terserah. Taeyong Lee, semoga kau cepat sembuh. Anggi, aku permisi"

"Hm"

Anggi sama sekali tidak peduli dengan Doyoung, dikepalanya hanya ada Taeyong, Taeyong dan Taeyong.

.
.
.

17.00

"Ugh, ah? Aku ketiduran?"
Anggi mengumpulkan kesadaran

"Kau sudah bangun?"

Anggi menoleh
"Eh? S-sayang?? Kau sudah sadar?!"

"Uhmm"
Taeyong mengangguk dan tersenyum

"Ah, maafkan aku, apakah aku ketiduran terlalu lama? Apa ada yang sakit?"

"Aku baik baik saja, tubuhku hanya sedikit lemah"

"Benarkah? Ah, astaga.. Sayang, aku sangat merindukanmu. Aku ingin sekali memelukmu dengan erat, namun aku takut melukaimu"

"Aku juga ingin memelukmu. Ah iya, apa anak kita baik baik saja?"

"Semua baik baik saja. Terimakasih sudah melindunginya"

"Ah, syukurlah. Itu adalah kewajiban ku sebagai ayah nya. Aku juga berterimakasih karena selalu berada disamping kami sebagai pemimpin keluarga"

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang