15

1K 106 13
                                    

"Sayang, kau ingin anak laki laki atau perempuan?" Tanya Taeyong sembari mengelus surai Anggi

"Aku terserah saja, yang penting mereka selalu sehat. Bukankah itu yang selalu diinginkan setiap orangtua?"

"Iya, kau benar"

Taeyong dan Anggi saat ini berada di taman. Kepala Anggi berada di pangkuan Taeyong, sesekali mendusel diperutnya.

Drrt drrt

"Eh, telfonnya berbunyi. Kau tidak mau mengangkat nya?"

"Mmm, baiklah"

Anggi menatap handphone nya, ternyata yang menelfon nya adalah salah satu pengurus pernikahan mereka

In Call

"Halo?"

"Selamat sore, Nyonya. Sebenarnya, inti dari tema pernikahan sudah siap semua. Apakah anda ingin menambah tema gedung?"

"Sudah selesai? Ternyata kalian lebih cepat dari yang ku pikirkan. Aku rasa tidak ada tambahan, cukup tambahkan sedikit pelengkap dan buat itu terlihat lebih indah"

"Baik Nyonya. Terimakasih"

End Call

"Siapa?"

"Dari persiapan pernikahan kita. Ternyata inti dari tema nya sudah selesai, tinggal beberapa pelengkap saja"

"Wahh, cepat sekali"

"Iya"

"Emm, bolehkah aku bertanya?"
Taeyong ragu ragu

"Hm? Ada apa? Tanyakan saja"

"Apakah aku akan bertemu dengan calon mertuaku dihari pernikahan kita nanti? Dan.. apakah mereka merestui pernikahan kita?"

"Sayang, kau tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Semuanya akan berjalan dengan lancar"
Anggi mengelus pipi Taeyong

"Benarkah? Aku bahkan tidak tahu apapun tentang mereka"
Taeyong menunduk

"Shtt. Kau ingin tahu sesuatu? Baiklah, akan ku ceritakan sedikit tentang mereka"

Taeyong terlihat sangat penasaran dengan keluarga Anggi, Ia sama sekali tidak tahu apapun tentang Anggi. Sedangkan Anggi tahu banyak tentang kehidupan Taeyong

"Jadi, diumurku yang ke 13 tahun, kedua orangtua ku bercerai. Ayahku berselingkuh dengan wanita yang lebih muda dari nya dan menikahi nya setelah perceraian dengan ibuku selesai. Aku sama sekali tidak menyukai orang itu, Ia tidak pernah peduli denganku, bahkan jika tidak ada ayah, Ia akan mencaci ku. Cih, aku sungguhan ingin memukulnya, tetapi Ia selalu mengadu kepada Ayah ketika aku melawan. Tentu saja ayah mendukung wanita itu. Padahal sudah terlihat jelas bahwa wanita itu hanya ingin harta ayahku saja. Ia pernah mencoba membunuhku, agar warisan ayah jatuh pada tangan adik tiriku. Bahkan ayah mulai tidak peduli dengan ku. Seiring bertambahnya umur, aku mulai mencoba sedikit usaha dan akhirnya aku membuka satu perusahaan tanpa diketahui oleh keluarga ku.
Aku memutuskan pergi dari rumah dengan meninggalkan pesan, bahwa aku ingin keluar dari keluarga itu. Setelah kejadian itu, aku dan mereka tidak pernah berkomunikasi. Aku rasa, mereka sungguhan menghapus namaku dari kartu keluarga. Jadi, aku mengundang mereka sebagai sesama pengusaha, bukan sebagai keluarga. Mereka tidak mengenalku, karena aku tidak pernah membuka masker ku ketika bertemu dengan mereka. Namun sekarang, aku tidak akan bersembunyi lagi dari seluruh dunia. Biarkan seluruh dunia tau, bahwa kau adalah mate dari Anggi Zavier! Haha"

STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang