5

5 2 0
                                    

...........

Jimin mengajakku ke Taman. Entahlah aku benci taman. Aku benci tempat yang penuh akan keramaian. Aku terus mengikuti Jimin yang terus berjalan melewati taman. Langkahnya begitu besar sampai akupun mulai kesulitan menyamakan langkahku dengannya. Aku heran, bagaimana bisa seseorang mempunyai kaki yang begitu panjang?.

"Sebenarnya kau ini, mau membawaku kemana sih?!" keluhku

"Sebentar lagi kita sampai, tenang saja" jawabnya

Ternyata tujuan Jimin bukanlah taman, akan tetapi sebuah kios di pinggir jalan yang tampaknya bukan tempat untuk berjualannya. Sebenarnya itu terlihat sebuah ruko karena kios itu mempunyai lantai dua. Saat sampai di depan ruko –kios yag tampak seperti ruko-itu, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling area ruko. Area ini terbilang sepi karena jarangnya orang berlalu lalang.

"Ayo, masuk!" ajaknya

Kami pun memasuki ruko itu. Hanya ad arak berisikan sepatu-sepatu dan tas-tas yang digantung di paku dinding, dan sebuah pot besar berisikan tanaman. Suara diskusi dan tertawaan laki-laki terdengar dari lantai dua. Ruko ini tampaknya markas Jimin dan teman-temannya. Jimin menarik tanganku untuk naik ke lantai dua.

"Wah, lihat Jimin sudah datang rupanya" Ujar pria bertubuh tinggi

"Ahh... Kau membawanya juga, Jimin?" Tanya pria lain yang sedang memainkan hp di sofa.

"Iya, aku berfikir membawanya kemari akan menyenangkan" Jawab Jimin memberikan bangku padaku

"Kita bertemu lagi rupanya, nona Aira" Ujar seseorang yang tengah bermain billiad

"Sure, Mr. Big Mouth" balasku ketus

"Hahaha.. sepertinya Jimin tidak salah, kau benar-benar mirip seperti yang diceritakan Jimin Hyung. Perkenalkan aku Jungkook" ujar pria berambut ungu mengulurkan tangannya

"Aira" jawabku menjabat tangannya

"Aa.. Aira noona. Senang bertemu denganmu" ucapnya lagi

Ruangan ini lebih luas dan lebih rapih dari perkiraanku. Teman-teman Jimin juga sepertinya orang-orang baik. Suasana ini terasa lebih hangat dari yang aku pikirkan.

"Senang bertemu denganmu Aira. Aku Seokjin" Ujar pria yang tengah asik memakan makanannya.

"Aku Namjoon" Ujar pria bertubuh tinggi

"Yoongi" ujar pria yang sibuk memainkan hpnya

"Sebenarnya ada perlu apa, sampai aku dibawa kemari?" tanyaku

"Tidak ada maksud penting sebenarnya. Kami hanya penasaran dengan sosok dirimu" Jawab Seokjin yang kembali melanjutkan makannya

"Baik, kalau begitu aku harus pulang. Kalian sudah melihat sosok diriku, jadi permisi" Ujarku beranjak dari tempat dudukku

"Aira, tunggu dulu!" cegah Jimin

"Hyung, kau ini kenapa sih?!" Jimin memarahi Seokjin

"Ada apa lagi?" tanyaku

"Emm.. begini.."

"Bertemanlah dengan kami" ucapan Jimin terpotong oleh Yoongi yang kembali siuk dengan hpnya

Wajah Jimin terlihat sangat mengharapkan jawaban dariku sementara yang lain terlihat tidak peduli. Ya.. lagipula untuk apa juga mereka berteman denganku. Aku melanjutkan langkahku menuruni tangga.

"Aira.. tunggu, jangan pergi dulu!" Jimin kembali menghadangku

"Apa lagi? Berteman? Aku sudah pernah mengatakannya padamu dan jawabannya tetap sama. Tidak!" ujarku dengan nada yang meninggi.

"Kenapa?"

"Kau bertanya padaku kenapa? Karena aku tidak percaya pada kata teman, sahabat dan semua embel-embelnya. Aku tidak mempercayai kepedulian dan semua hal tentang kepedulian! Dan satu lagi, kita baru bertemu sekali. Jangan bertingkah seolah kau tahu semua tentangku, jadi minggirlah!" bentakku dan berjalan melewati Jimin.

Saat aku hendak keluar dari ruko itu, seseorang menahan lenganku dengan kuat. Yoongi menahan tanganku dan Namjoon disebelahnya. Aku mencoba melepaskan cengkraman Yoongi namun, gagal.

"Kami membutuhkanmu, mungkin kau tidak membutuhkan siapapun tapi, tidak dengan kami. Kami membutuhkan bantuanmu. Kami membutuhkanmu" Ucap Namjoon

"Karena itu bertemanlah dengan kami, jadilah teman kami" sambung Yoongi.

...............

Thank youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang