"Marva kamu sudah siapin sarapan? Bunda mau ke butik sekarang."
Marva menoleh, menatap bundanya yang sudah cantik dengan dress ungu yang ia pakai.
Tersenyum manis menghampiri sang bunda, "Sudah Bun, bunda hati-hati di jalan ya." Ucap Marva lembut, di raihnya tangan bunda untuk bersalaman.
"Bagus, kalo gitu kamu bangunin adik-adik mu, bunda pergi dulu." Pamit Bunda melepas tangannya dari tangan Marva, lalu melenggang pergi menuju pintu keluar.
Marva hanya tersenyum tipis, lalu kembali ke meja makan untuk menata masakan yang sudah ia siapkan.
Setelah semuanya selesai, ia lantas pergi untuk membangunkan adik-adiknya yang lain.
Kamar yang pertama ia tuju adalah kamar milik Harris juga Raksa.
Mengetuknya pelan sebelum akhirnya membuka pintu itu, dan menampilkan ke dua adiknya yang masih bergelung di balik selimut."Mas, kak, bangun. Sudah pagi bangun!"
Marva mengguncang dua tubuh itu pelan, lalu menarik selimut keduanya kencang, berharap pemilik tubuh itu lekas bangun.
Raksa menggeliat, merasa terganggu dengan guncangan pada tubuhnya, mengerjapkan matanya pelan.
"Bang Marva?" Raksa langsung mendudukkan dirinya pelan saat tahu bahwa Marva yang membangunkannya.
"Iya, kamu bangunin Harris ya? Abang mau bangunin Janu sama Nevan dulu." Ucap Marva pada Raksa, Raksa hanya mengangguk sebagai jawaban.
Melihat itu Marva lantas keluar dari kamar Harris-Raksa, menuju kamar Janu dan Nevan.
Baru saja Marva akan membuka pintu berwarna biru laut itu, pintu itu sudah lebih dulu di buka oleh Nevan yang sudah berseragam lengkap sekolahnya.
"Bang Marva, mau bangunin Nevan ya? Hehe.. Nevan sudah bangun, bang Janu juga kok bang, lagi mandi." Ucap Nevan sembari tersenyum manis pada Marva.
Marva tersenyum lembut mendengarnya, "kalo gitu Abang bangunin Zian sama Jidan dulu."
Nevan segera menarik lengan Marva saat sang Abang akan berbalik menuju kamar Zian-Jidan.
"Ga usah bang, biar Nevan aja. Bang Marva Sekarang siap-siap, nanti telat." Ucap Nevan saat melihat penampilan Marva yang masih memakai piyama bergambar semangka.
"Makasih ya, kalo gitu Abang siap-siap, kamu sama yang lain langsung ke meja makan ga usah nungguin Abang." Ucap Marva sembari tersenyum lembut.
Nevan mengangguk mengerti, "iya bang." Ucap Nevan
Setelahnya, Marva lantas berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah.
。。。
Di dalam kamar, Marva tersenyum melihat pantulan dirinya di depan kaca, tangannya mengambil kaca mata bulatnya yang berada di atas meja, memakainya lalu tersenyum kembali, senyumannya jauh lebih manis dari sebelumnya.
"Marva ayo semangat, kamu harus kuat untuk adik-adik mu!"
Ucap batin Marva memberikan semangat pada dirinya.
Tak lupa ia berdoa, berharap hari ini jauh lebih baik dari hari sebelumnya.
.
/Semangat semuanya (≧▽≦)/
/Luv u all ❤️/
KAMU SEDANG MEMBACA
(SUDAH TERBIT) Marva Dan Lukanya • NCT Dream
Fanfiction(Sudah terbit di Firaz media publisher.) Kata Bunda, "kamu itu Abang, kamu harus bisa menjadi tameng untuk adik-adik mu, dan harus jadi yang lebih kuat." Tapi Bunda Abang nggak sekuat itu untuk bisa melindungi adik-adik. (26-10-2021 - 16-08-2023)