—SEBAGIAN CERITA AKAN DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN—
Bruk!
Janu tersungkur di atas lantai saat hantaman kuat dari Raksa.
"Raksa, sudah cukup!"
Rena menahan tangan Raksa yang akan kembali memberi pukulan pada Janu.
"Bunda ga usah belain dia! Ini semua gara-gara dia, bunda!" Raksa berseru sembari menunjuk wajah Janu yang tengah mengusap ujung bibirnya yang berdarah.
"Adik mu tidak tau apa-apa, berhenti memojokkannya!"
Raksa mendengus keras, wajahnya menoleh ke samping karena enggan untuk menatap Janu yang balas menatapnya dengan bingung.
Jelas bingung, Janu bahkan baru sampai bersama Harris ke rumah dan sudah di sambut Bogeman mentah dari Raksa.
"Lo sebenarnya ada masalah apa sih mas?! Gue bahkan baru dateng sama Harris, dan sambutan Lo kayak tai, gini!" Tuding Janu, dirinya berdiri dengan bantuan dari Harris yang juga sama bingungnya dengannya.
"Ga usah sok bego Lo anjing! Lo kan yang kasih tau alamat rumah kita ke ayah?"
Kening Janu mengerut tidak terima, "jangan asal nuduh Lo bangsat!"
"Gue ga asal nuduh! Lo sendiri yang bilang kalo ketemu ayah kemarin malam, kan? Udah jelas pasti Lo yang kasih tau dia!" Sahut Raksa menatap sengit Janu.
Bunda jelas kembali terkejut dengan penuturan yang di sampaikan Raksa, bagaimana bisa anaknya bertemu dengan mantan suaminya itu.
"Janu, bener kamu ketemu ayah?" Bunda bertanya pada Janu yang tiba-tiba diam, dan memalingkan wajahnya.
"Kalo iya emang kenapa?" Itu bukan Janu, melainkan Harris yang menjawab.
"Bunda juga mau suruh Janu buat jauhin ayah? Bunda mau sita ponsel Janu juga biar ga bisa hubungin ayah, begitu?" Sambung Harris.
"Bunda ga akan sita ponsel Janu, tapi jelas Janu harus jauhin ayah." Perkataan bunda mengudang kekehan sumbang dari Harris.
"Bunda bener-bener mau jauhin anaknya dari ayah kandungnya, ya?"
"Kamu ga tau apa-apa Harris!"
"Lho, emang kan? Makanya kasih tau Harris, biar Harris tau."
"Lebih baik kamu masuk ke dalam kamar, begitu juga dengan Janu!" Titah bunda, ia tidak ingin memperpanjang permasalahan yang menyangkut mantan suaminya.
Harris lagi-lagi terkekeh, ia baru akan berbicara ketika Zian datang dan menarik bunda.
"Bunda, Abang bangun cari-cari bunda." Ujar Zian sembari menarik tangan bunda untuk mengikutinya.
"Iya Zian, iya." Bunda pasrah ketika Zian terus menariknya, tanpa membiarkannya berbicara sedikit pada ketiga anaknya yang lain.
Ujung bibir Harris terangkat satu, "Marva, lagi." Katanya sembari menatap kepergian bunda yang menaiki tangga menuju kamar Marva.
.
—Sebagian cerita di hapus—
.
.
Siapa tuh? 🧐🤔🤭
/Semangat semuanya (≧▽≦)/
/Luv u all ❤️/
KAMU SEDANG MEMBACA
(SUDAH TERBIT) Marva Dan Lukanya • NCT Dream
Fanfic(Sudah terbit di Firaz media publisher.) Kata Bunda, "kamu itu Abang, kamu harus bisa menjadi tameng untuk adik-adik mu, dan harus jadi yang lebih kuat." Tapi Bunda Abang nggak sekuat itu untuk bisa melindungi adik-adik. (26-10-2021 - 16-08-2023)