Marva duduk di bangkunya bersama Lathan, teman sebangkunya.
"Mar, pulang nanti jadikan?" Ucap Lathan pada Marva yang fokus pada buku bacaan di tangannya.
Marva menoleh menatap sahabatnya, "nanti ya gue belum izin sama bunda."
Lathan mengangguk mengerti "oke deh, semoga aja boleh ya."
Marva tersenyum tipis "iya."
Setelah percakapan singkat itu, Mereka kembali sibuk dengan urusannya, Marva yang sibuk dengan bukunya dan Lathan yang sibuk dengan ponselnya.
Brak!
Keduanya menoleh ke arah pintu kelas yang di buka dengan kasar.
"Marva! Janu berantem!"
。。。
"Janu, sekarang apa masalahnya? Kenapa berantem?" Marva bertanya dengan sabar pada Janu yang kini tengah di obati.
Janu meringis perih merasakan kapas dingin menyentuh ujung bibirnya.
"Dia duluan bang, dia hina Jidan. Gue ga terima makanya gue pukul!" Ucap Janu.
Marva menghela napas panjang, gerakan tangannya terhenti mengobati luka pada wajah Janu.
"Makasih karena sudah membela adik mu, tapi jangan dengan cara begini Janu, bunda nanti marah, dia bisa khawatir sama kamu." Ucap Marva lembut menasihati Janu.
Janu sedikit menunduk mendengar nasihat dari Marva.
"Iya bang, Janu minta maaf." Ucap Janu sesal.
"Abang maafin, tapi jangan di ulangi ya."
"Ga janji bang..."
Mendengar itu, kembali membuat Marva menghela napas panjang.
"Terserah kamu Janu tapi Abang ga mau bantu kamu kalo di marahin bunda." Kata Marva.
"Ga akan bang, Abang tenang aja." Ucap Janu santai.
Marva hanya diam, tak menjawab, tangannya sibuk kembali mengobati luka di wajah Janu.
。。。
Marva menunduk takut, di depannya ada bunda yang siap memarahinya.
Dia tidak tahu Bundanya akan datang secepat ini saat ia baru saja selesai mengobati Janu.
Tadi saat ia akan membuang air bekas mengompres luka Janu, Lathan memanggilnya dan memberitahunya bahwa Bundanya datang atas panggilan dari wali kelas Janu.
Sekarang ia berada di lorong sepi bersama Bunda Rena, menunduk dalam tanpa berani menatap mata Bunda yang kini tengah memarahinya.
"Marva! Bunda bilang apa? Jagain adik mu! Kamu jagain Janu aja ga becus! Kamu ini Abang harus bisa lindungi adiknya!" Suara Bunda yang marah terdengar nyaring di telinga Marva.
Marva hanya diam menunduk, tak berani membalas ucapan Bunda.
"Sekarang dimana Janu? Bunda mau lihat keadaannya." Tanya Bunda
Dengan takut-takut Marva menjawab, "Janu di UKS Bunda, Abang sudah obatin Janu." Kata Marva pelan.
Bunda menatap Marva tak percaya, "Bunda ga percaya. Bunda mau lihat sendiri!" Ucap Bunda lalu pergi meninggalkan Marva sendirian di lorong yang sepi.
"Ga apa Marva, ini memang salah kamu, bunda marah karena ini memang salah kamu."
.
Lathan
"Jangan Pendem semuanya sendiri, masih ada gue. Sahabat lu."
/Semangat semuanya (≧▽≦)/
/Luv u all ❤️/
KAMU SEDANG MEMBACA
(SUDAH TERBIT) Marva Dan Lukanya • NCT Dream
Fanfiction(Sudah terbit di Firaz media publisher.) Kata Bunda, "kamu itu Abang, kamu harus bisa menjadi tameng untuk adik-adik mu, dan harus jadi yang lebih kuat." Tapi Bunda Abang nggak sekuat itu untuk bisa melindungi adik-adik. (26-10-2021 - 16-08-2023)