—SEBAGIAN CERITA AKAN DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN—
Marva membuka matanya perlahan, warna putih dari atap kamarnya menjadi hal pertama yang ia lihat.
Rasa sesak ia rasakan, tubuhnya terhimpit tubuh bongsor dua adik bungsunya, Zian dan Jidan yang rupanya tertidur sembari memeluknya erat.
Marva tersenyum kecil, menoleh bergantian pada Zian dan Jidan yang tidur dengan lelapnya.
Dengan hati-hati Marva memindahkan tangan mereka dari tubuhnya, lantas beranjak dari tempat tidur dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara yang mungkin akan menggangu tidur kedua adiknya.
Melangkah keluar kamar menuju dapur, terbangun tengah malam karena lapar adalah hal yang mungkin biasa bagi setiap orang termasuk Marva, berharap masih ada sisa makanan atau mungkin mie instan yang bisa ia buat.
"Gimana dramanya? Udah dapet belas kasihan dari bunda dan adik-adik Lo?"
Tangan yang akan meraih kemasan mie instan dari rak atas itu terhenti, alisnya bertaut tak mengerti akan apa yang di ucapkan salah satu adiknya.
"Maksud kamu apa Harris?" Marva membalikkan tubuhnya menghadap Harris yang entah sejak kapan, berdiri tepat di belakangnya.
"Segala pake drama nangis, muntah-muntah di depan bunda, ga sekalian pingsan biar sempurna drama Lo itu." Harris berucap dengan raut datarnya.
"Ngawur, siapa yang drama? Abang beneran mual, terus kamu mau abang muntah di depan kamu, gitu?" Marva kembali berbalik membelakangi Harris, mengambil dua buah mie instan berkuah dengan rasa yang berbeda.
"Abang bikinin mie ya? Kamu dud-"
"Jijik, gue jijik punya Abang kayak Lo. Seandainya gue bisa milih, gue ga akan sudi berada di satu rahim bareng Lo, gue milih ga di lahirin dari pada punya Abang ga berguna kayak Lo."
Ucapan dari Harris membuat Marva membeku di tempat, beberapa anak panah tak kasat mata berhasil menghujam ulu hatinya, menimbulkan rasa sakit dan sesak di waktu yang sama.
"Gue berharap banget Marva, Lo pergi dari kehidupan gue, sejauh yang Lo bisa—"
—Sebagian cerita di hapus—
/Semangat semuanya (≧▽≦)/
/Luv u all ❤️/
KAMU SEDANG MEMBACA
(SUDAH TERBIT) Marva Dan Lukanya • NCT Dream
Fanfiction(Sudah terbit di Firaz media publisher.) Kata Bunda, "kamu itu Abang, kamu harus bisa menjadi tameng untuk adik-adik mu, dan harus jadi yang lebih kuat." Tapi Bunda Abang nggak sekuat itu untuk bisa melindungi adik-adik. (26-10-2021 - 16-08-2023)