bis (jung jaehyun)

22.7K 485 7
                                        

Cha eunwoo, pemuda manis itu terlihat sedang mengaduk ngaduk makanan di depannya, seraya menatap seorang wanita paruh baya yang terlihat kurus dengan tatapan kosong. Terlihat raut lelah dari wajah cantik ibunya, ia ingin sekali mengeluh tentang apa yang ia alami di sekolahnya, ia ingin sekali meminta untuk pindah sekolah pada sang ibu, tapi ia sadar biaya pindah sekolah tidaklah murah, apalagi belum tentu dia akan mendapat beasiswa di sekolahnya yang baru nanti.

"huft.." helaan nafas berat itu mengalihkan atensi sang ibu dari makanannya pada anak satu satunya. Menatap lembut eunwoo dengan senyuman tulus di wajahnya.
"kenapa sayang? Apa ada yang menganggu pikiranmu?" tanya sang ibu yang di balas gelengan kepala oleh eunwoo, pemuda manis itu tersenyum cerah untuk memberi tahu bahwa ia baik baik saja membuat ibunya menjadi lebih tenang.

"ma.. Nanti kalo eunwoo udah lulus sekolah mama jangan kerja lagi biar eunwoo yang cari uang yah" ujar eunwoo seraya menggenggam tangan kasar sang ibu akibat terlalu sering bekerja.

"jangan memikirkan hal itu sayang, kamu harus fokus sekolah dan melanjutkan kuliah agar kamu bisa menjadi pengacara seperti mimpimu selama ini" ucap mama cha seraya mengelus rambut halus milik anaknya.

Ingin sekali eunwoo menangis saat itu juga karena ia sudah mengecewakan sang ibu dengan tidak bisa menjaga dirinya sendiri, membiarkan orang lain merusak tubuhnya yang selalu ibunya jaga dari ia masih kecil.

Eunwoo mengangguk pelan, "makasih ma, eunwoo bakalan berusaha buat mama bangga" ucap eunwoo dengan senyuman manisnya.

"yaudah eunwoo berangkat ke sekolah dulu" lanjutnya sembari menegak habis susu yang di siapkan ibunya. Eunwoo mencium singkat pipi sang ibu dan segera pergi dengan melambaikan tangannya, "bye ma!"

.
.
.

Eunwoo memasuki bis yang berhenti tepat di depannya, mengedarkan pandangannya mencari kursi yang kosong untuk ia duduki, namun nihil semua kursi sudah terisi membuat ia terpaksa berdiri dengan memegang handle.
Eunwoo memandang keluar jendela saat bis mulai berjalan membelah kota seoul, melihat suasana kota yang terlihat sibuk dengan orang dan kendaraan yang berlalu lalang di jalanan, karena terlalu larut dalam lamunannya ia tak menyadari ada sebuah tangan terjulur memegang tangannya dan menariknya membuat pemuda manis itu oleng dan terduduk di atas pangkuan pria asing yang tadi duduk di depanya, eunwoo hendak berdiri namun pinggul nya di tahan oleh orang tersebut, "duduklah agar kakimu tidak pegal" sebuah suara familiar terdengar di telinganya membuat ia refleks menolehkan kepalanya ke belakang mencoba mengenali siapa orang yang saat ini ia duduki.

"jae-jaehyun.." ucap eunwoo saat pria asing tersebut melepas masker dan topinya, menampakkan wajah tampan bak pangeran di buku dongeng dengan senyum manis yang dihiasi oleh dimple di pipinya. Melihat itu eunwoo tiba tiba berdiri dan kembali pada posisinya semula.

"cha eunwoo.." ujar jaehyun datar, membuat eunwoo menundukkan kepalanya.
"aku malu jae~" lirih eunwoo mengundang tatapan tajam dari mata elang sang dominan.
"berani melawanku?" eunwoo menggigit bibir bawahnya, ia bingung di satu sisi ia takut jaehyun akan marah tapi di sisi lain ia malu harus duduk di pangkuan pemuda tampan itu, bagaimana ia tidak malu jika banyak penumpang bis yang merupakan siswa SMA dan SMP memperhatikan mereka berdua.

Jaehyun menarik kembali tangan pemuda manis itu, membuat eunwoo kembali duduk di pangkuannya. Kemudian memasangkan masker dan topi yang tadi ia pakai pada eunwoo.
"pakailah agar mereka tidak bisa melihat wajah cantikmu ini" ujar jaehyun tepat di telinga sang submisive, eunwoo hanya menundukkan kepalanya sembari meremas tangan jaehyun yang melingkar di perutnya.

"kenapa naik bis? Kemana mobilmu?" ucap eunwoo memulai pembicaraan setelah beberapa saat hening.

"aku ingin berangkat sekolah bersamamu" balas jaehyun seraya menumpukkan dagunya di bahu kurus eunwoo dan sesekali meniup telinga sang submisive membuat pria manis itu bergidik dengan jantung yang berdebar.

"tapi bagaimana jika aku tidak naik bis ini?" tanya eunwoo kembali.

"aku akan mengahukummu dengan mengagahimu di lapangan basket" jawab pemuda berdimple itu sekenanya membuat pemuda di pangkuannya kembali menolehkan kepalanya ke belakang hendak protes mengundang kekehan dari sang dominan, jaehyun mengusap kepala eunwoo lembut, "hanya bercanda sayang, jangan melotot seperti itu heum" ujar jaehyun yang menurut eunwoo sangat menyebalkan, ia menepis tangan jaehyun dari kepalanya tanpa sadar dan membalikan kepalanya kembali ke depan.

"jangan berani menepis tanganku lagi nanti" ujar jaehyun dingin menusuk telinga pemuda manis itu, membuat eunwoo tersadar akan sikapnya tadi,

"m-maaf" ucapnya dengan suara yang gemetar seperti akan menangis, sungguh ia sangat takut jika jaehyun marah akan sangat menyeramkan.

"jangan pernah salah mengartikan perhatianku cha eunwoo, aku bersikap seperti ini bukan berarti aku akan melunak padamu" ujar jaehyun, ia kemudian memencet bel untuk berhenti di stasiun selanjutnya dan mengangkat tubuh eunwoo mendudukan pemuda manis itu di kursi, kemudian ia berdiri bersiap siap untuk turun dari bis. Namun sebuah tangan halus menahan pergelangan tangannya membuatnya terpaksa menghentikan niatnya.

"i-ini belum sampai sekolah.." ujar pemuda manis itu lirih, membuat jaehyun sedikit merasa kasihan karena telah marah padanya.

"aku akan naik taksi, bis ini sangat sesak, kau hati hati di jalan, dan duduklah jangan sekali-kali kau memberikan kursi itu pada orang lain mau anak kecil atau orang tua sekalipun, aku tidak ingin kakimu pegal" ujar jaehyun panjang lebar seraya mengusap sebentar kepala pemuda manis itu, dan kemudian ia turun dari bis saat bis tersebut berhenti di sebuah halte.

Eunwoo hanya menatap kepergian jaehyun, padahal akan lebih baik jika pemuda vampire itu mengajaknya naik taksi, bukan meninggalkannya sendirian di bis yang penuh ini.

.
.
.

Eunwoo sedang berjalan melewati koridor hendak menuju ke uks, hari ini jadwal ia piket menjaga uks karena ia seorang anggota pmr.

"cha eunwoo!" sebuah suara menghantikan langkahnya untuk melihat orang yang sudah eunwoo ketahui siapa.

Grep

Sebuah tangan memegang lubang anusnya yang masih terbalut celana seragamnya, eunwoo refleks menjauhkan tubuhnya dari tangan orang tersebut.

"kemana vibratorku? Kau tidak memakainya?!" protes jungkook saat mengetahui lubang anus eunwoo kosong, ya orang itu adalah jeon jungkook pemuda manis mirip kelinci yang licik dan manja, anak pemilik yayasan tempat eunwoo sekolah.

"jae-jaehyun mengambilnya kemarin kuki" jawab eunwoo gugup, kalau boleh jujur ia paling tidak suka pada kelinci nakal ini, ia sangat menyebalkan dan bossy, dan eunwoo selalu gelisah saat berhadapan dengan pemuda yang tak kalah manis darinya ini, pemuda itu selalu meminta eunwoo melakukan hal di luar akal sehat.

"ck kenapa memberikannya pada jaehyun!" bentak jungkook membuat kepala eunwoo pening mendengarnya.

"maaf kuki.. Aku akan tanyakan kepada jaehyun nanti.."

Plak

Satu tamparan mendarat pada pipi seputih salju milik eunwoo memperlihatkan bekas kemerahan yang sangat kontran dengan kulitnya. Eunwoo menatap jungkook dengan mata yang berkaca.

"apa? Kau ingin mengadukanku pada jaehyun?!" tanya jungkook sedikit membentak, ia hendak melayangkan pukulan lagi pada wajah eunwoo namun kehendaknha harus tertahan saat sebuah tangan mencengkram pegeralangannya, ia menolehkan kepalanya ke samping untuk melihat siapa yang berani menghentikan kegiatannya.

"tae-taehyung-"

Tbcヘ(^_^)ヘ

Maaf baru lanjut huhu

hell schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang