y

622 80 9
                                    

NEE-SAN (Baji Keisuke)

Chapter 1

~*~

AROMA harum masakan itu kini menjalar keseluruh penjuru ruangan. Sepasang tangan mungil lentik tengah mencicipi rasa masakannya dengan sebuah sendok dalam genggaman. Setelah dirasa pas, ia mengangguk puas disertai dengan semburan merah tipis diwajah manisnya. Tidak disadari oleh siapapun mengingat diruangan itu ia memang tengah sendirian.

Kompor dimatikan, membuat suasana ruangan terasa sepi. Hening, digantikan oleh suara derap langkah kaki yang menuruni satu per satu anak tangga.

Yoshikawa [Name] seorang perempuan berusia genap dua puluh lima tahun, yang kini sudah memiliki seorang putra. [Name] mendeskripsikan putranya sebagai; pemuda yang tampan, surai hitam yang sengaja dibuat panjang, lengan kekar, bentuk tubuh sempurna, ditambah dengan suara bariton yang tiap kali memanggilnya dengan sebutan mamah.

[Name] sangat menyukai itu, sesosok pemuda yang kini tengah beranjak dewasa. Meski fisik dan tenaga anak itu tak nampak seperti pemuda seusianya, [Name] merasa tak masalah.

Kerap kali juga ia pulang dalam keadaan babak belur, [Name] berusaha bersabar dalam mengobati luka putranya, tentunya sambil mengomel. Pemuda itu? Ia malah tersenyum lebar hingga kedua matanya tertutup, serta memperlihatkan kedua gigi taring yang menjadi ciri khas uniknya. Dan [Name], menyukai itu.

Pemuda yang baru saja menuruni anak tangga, menguap, lalu langsung beranjak mendekat kearah sang ibu. Melingkarkan lengan kekarnya dipinggang [Name], sementara wajahnya diselundupkan di ceruk leher [Name]. Membuat wanita itu dapat merasakan hembusan nafas hangat pemuda itu menimpa lehernya.

"Keisuke? Sana mandi dulu." Kata [Name] tanpa mengalihkan atensinya pada penggorengan.

Deheman singkat terdengar dari bibir Baji, seiring dengan pelukan yang [Name] rasakan semakin erat.

"Kei lepasin mamah! Duduk dimeja sana!" Ujarnya dengan tekanan nada, tak sama sekali membuat Keisuke bergeming. Malahan pemuda itu merasa ucapan ibunya hanya angin lalu, dan tetap melakukan kegiatannya; memeluk sang ibu dari belakang, dengan erat tentunya.

"Gamau. Sekarang libur, Keisuke mau ngekorin mamah aja" Ujar Keisuke dengan seringai tipis yang perlahan membentuk dibibirnya.

Dirasa [Name] menghela nafas, "Nanti mamah kerja."

Baji Keisuke mengangguk lemah, malas hanya untuk sekedar mendengar ocehan wanita muda yang kini menjabat sebagai ibunya itu.

"Huftt, oke-oke nyonya Baji. Aku ke kamar kecil." Ujar Baji sebelum menghilang dari balik tembok, namun malah kembali menyembulkan kepalanya.

"Tapi, jangan harap Kei bakal biarin mamah tenang."

Tawa Baji mengudara, kegiatan favorit super gilanya adalah selalu menjahili sang ibu. Karena Baji suka melihat ekspresi ibunya dengan wajah yang dipenuhi rona merah, entah karena malu, atau marah. Yang pasti, ekspresi mama nya yang blushing itu selalu membuat Baji merasa candu. Manis dan pahit bersamaan ia rasakan dilidah, mengingat wanita itu adalah ibunya, bukan pacar, ataupun calonnya.

Kadang hal itu membuat Baji mendesah kecewa, tapi mau bagaimana lagi, iya kan?

— 💓 —

11.21

Suara ketukan pintu yang tak kunjung reda membuat [Name] terpaksa melangkah dengan malas menuju pintu. Kedua manik redup penuh kegelapan dirinya terganti menjadi sedikit lebih hangat ketika melihat sekumpulan pemuda nyentrik tengah berjejer di depan pintu rumahnya.

↬𝐍𝐄𝐄-𝐒𝐀𝐍! 〃 baji✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang