Haidar dan kawan-kawan kini tengah berada di Apartemen Leo. Setelah pulang sekolah tadi mereka memutuskan untuk mengadakan rapat dadakan tentang penyerangan Marka tempo hari, tentu saja rapat kali ini tidak dihadiri Marka. Haidar, Juna, Zidan, dan Jeno kini tengah berkumpul diruang tengah, Leo akan menyusul karena sekolahnya pulang agak sore.
Wajah mereka tampak serius memikirkan rencana penyerangan anak rajawali. Nasa menyarankan untuk menyerang mereka langsung disekolah yang segera ditolak habis habisan oleh Haidar dan Juna. Gila. Itu pikiran mereka. Menyerang rajawali disekolah sama aja cari mati, mereka juga bisa langsung dicari oleh polisi.
"Mau ngikut cara aing tawuran di Bandung teu?"
Zidan, Nasa, Juna, dan Jeno menatap Haidar penuh minat. Sebenarnya mereka masih ragu dengan Haidar tapi Marka sendiri bilang kalau Haidar benar-benar sehebat itu menghabisi anak rajawali sendirian.
"Oke gimana caranya?"
"Kita bikin surat tantangan."
"What?!"
"Kita tantang anak rajawali, tentuin mau ketemu dimana supaya mereka dateng."
"Dar, kalo kita ngirim surat tantangan otomatis mereka bakal nyiapin anak buah yang lain. Kita cuma berlima, lo inget kan Marka sama Jeno gak bakal ikut ini."
Haidar menaruh telunjuknya dibibir Juna.
"Ssuutt, tenang selama ada aa Haidar semua beres."Mereka menggeleng mendengar rencana gila seorang Haidar Aryasatya. Oke anggap saja perkataan Marka soal Haidar mengalahkan 8 anak rajawali seorang diri itu benar, lalu kalau anak rajawali berjumlah lebih dari 20 orang bagaimana? Mereka akan kalah telak.
(Surat tantangan dari Haidar)
Surat tantangan yang ditulis oleh Haidar sudah dikirim dua hari lalu dan tentu saja langsung mendapat balasan dari anak Rajawali. Besok adalah hari dimana mereka akan membalas anak Rajawali, semua anak 7Dreams saat ini sedang berkumpul di markas mereka yaitu Apartemen Leo. Oh iya Marka yang membuat nama perkumpulan mereka menjadi 7Dreams karena Haidar masuk didalamnya.
Sebenarnya tidak ada yang special dari acara kumpul-kumpul hari ini. Leo mengajak semua berkumpul di markas karena ingin mentraktir teman-temannya. Uang bulanannya masih tersisa banyak, jadi harus segera dihabiskan. Tentu teman-temannya sangat senang, siapa sih yang gak suka di traktir makan? gak ada.
Diruang tengah kini tersedia bermacam-acam makanan, pizza, mcd, roti bakar, burger,dll. Seperti biasa, Zidan, Nasa, dana Jeno saat ini tengah bermain pubg untuk menaikkan KD Zidan. Tapi hari ini mereka tidak hanya bertiga, Haidar kini masuk ke squad mabar pubg mereka. Juan, Marka, dan Leo sedang asik menonton film sambil memakan makanan yang mereka pesan tadi.
"Eh, besok jadi kan?" Leo bertanya dengan mulut penuh makanan.
"Hah jadi apa?" Ah anjir, bisa bisanya Leo keceplosan padahal ada Marka disini. Seketika mereka semua kecuali Marka saling berpandangan memberikan kode satu sama lain.
"Ja-jadi mabar bang." Itu Zidan yang menjawab, yang lain terlalu takut menjawab pertanyaan dari Marka.
"Mabar apa? pubg kan berempat. Lagian kok gak ngasih tau gue mau mabar nih lo pada."
"Siapa yang bilang pubg, orang mabar ludo. Lo bosenan kan kalo main game ludo, makanya gak kita ajak." Kali ini Juna menjawab tanpa ragu pertanyaan Marka. Anggota 7Dreams yang lain menatapan tajam kearah Leo, bisa bisanya ni anak hampir keceplosan.
Kekehan pelan yang hanya bisa Leo lakukan. Untung saja Marka percaya omongan Juna, memang Marka sebenarnya kadang suka lemot banget kalo mikir.
Mereka pun kembali ke aktivitas masing masing, saat anak 7Dreams tengah sibuk dengan acara kumpul kumpul santai mereka di Apartemen Leo. Disuatu tempat yang agak jauh dari mereka, anak-anak rajawali yang berjumlah lebih dari 20 orang tengah berkumpul.
"Sasaran kita kali ini bukan Jeno tapi Haidar. Gue gak tau dia siapa tapi bisa bisanya dia main main sama anak rajawali."
.
.
.
.
.
Cieee bersambung cieee, up dua chap kok hari ini. Langsung aja scroll wuushh...
Itspeachy_
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Dreams
Teen FictionKatanya, setiap orang pasti memiliki mimpi. Namun tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Ada yang menyerah ditengah jalan, ada yang berhenti bahkan sebelum memulai. Tuntutan keluarga menjadi salah satu alasan yang paling menyebalkan dimasa r...