Chapter 2

293 42 6
                                    

❇️❇️❇️

"Hah?!" pekik Suho dan Chanyeol bersamaan. Mengundang lirikan para siswa yang berada didekat mereka.

"Dia hanya selalu bersama dua temannya. Si Gaeun yang manis menarik hatinya dan Si Kyungsoo anak polos yang tidak tertarik lawan jenis. Kyungsoo itu aseksual."

Dengan penuh percaya diri seolah detektif menemukan sang pelaku kejahatan, Xiumin menjetikkan jari-tiga kali. "Kalian lihat dia selalu memakai handband, itu digunakan gadis-gadis tomboi. Warna pink dikeseluruhan badannya cuma simbol untuk menjerat sesama jenis. Aku yakin di komunitas lesbian itu mereka punya penanda."

Suho menampar bibir Xiumin, Xiumin terjengkang memegang bibir.

"Jangan mengada-ngada." Sungut Suho tidak percaya. Diantara ketiga anak itu, hanya dia yang paling rasional. "Tidak ada bukti kuat yang mendukung."

Xiumin berdecak, manyun, "Aku hanya dengar rumornya sih." ia beralih menatap Chanyeol, "Oh ya, sebaiknya kau copot gelar cassanova mu itu. Kecuali kau bisa membuat Areum jatuh hati,-itu adalah keajaiban dunia," Xiumin tergelak.

"Sudahlah. Jangan bicara yang tidak mungkin terjadi. Mereka saja tak saling bicara." timpal Suho santai, "Aku bertaruh cinta takkan bisa hadir diantara mereka."

"Kau benar. Logika mu selalu jalan, pantas saja nilai matematika mu selalu tinggi."

"Yang begini cuma perlu pengamatan."

"Kau benar. Aku juga setuju dengan pertaruhanmu."

Chanyeol merasa tidak terima, ia meneguk air dibotol minumnya. Dengan sekali entak meletakkan dengan kasar diatas meja. Tak terima harga dirinya dan julukan nya diragukan. Bagi Chanyeol yang punya harga diri setinggi langit tak bisa di olok seperti sekarang. Batinnya akan bergejolak dan rasionalitasnya mulai berkurang.

"Aku bertaruh akan membuatnya luluh padaku!" tatapan Chanyeol teramat serius, memandang bergilir Suho lalu ke Xiumin.

"Aku bisa meluluhkan semua wanita yang kutargetkan. Sekalipun lesbian. Ingat itu."

"Wow wow." Xiumin antusias, terlihat dari kedua matanya yang berkilat-kilat cerah. Sepertinya akan ada keseruan disekolah ini, itu pikirnya.

"Jangan termakan omongan kami Chan. Berpikirlah yang jernih, kalau tidak-"

Chanyeol lebih dulu memotong kalimat Suho, "Mari taruhan, aku bisa membuatnya jatuh cinta padaku sebelum kita lulus dari sekolah."

"Aku bisa"

❇️❇️❇️

Bodoh.

Chanyeol merutuki dirinya dalam hati. Sibuk memaki kecerobohannya melakukan taruhan. Tapi, taruhan tetap taruhan. Harga dirinya yang ia junjuung tinggi sedang berada diujung tanduk. Ia tak boleh lebih dipermalukan dari saat itu.

Ia menggigit pulpen sambil mencuri tatap pada gadis incarannya yang duduk diseberang deretannya. Bangku kedua dari depan, sedang Chanyeol paling belakang dan ujung. Kakinya bergerak gelisah, sama seperti otaknya yang kini sibuk mencari celah untuk mendekati anak gadis itu.

Tidak ada.

Apa yang harus ia lakukan?

Chanyeol meraih buku catatannya. Membuka halaman paling belakang. Ia mulai mencorat-coret sesuatu disana. Sesekalibsudut bibirnya terangkat, sekilas tampak menyeramkan. Chanyeol terlalu sibuk dengan kegiatan mandirinya sampai tak menyadari jika guru matematikanya sudah berdiri tepat disebelahnya.

Little Neighbor [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang