Chapter 7

319 39 17
                                    

🌸🌸🌸

"Eomma, kan Areum yang bahaya kalau Baekhyun oppa sampai berselera dan Areum jadi hamil—"

Miyeon memukul Areum dengan bantal bertubi-tubi, "Awas saja kalau menggoda Baekhyun dengan cara itu."

"Jadi Eomma merestui Areum menggoda Baekhyun Oppa dengan cara lain?"

"AREUUUM!"

🌸🌸🌸

"Aku tidak mau." Cetus Baekhyun.

Pemuda itu meletakkan sendok usai mengaduk kopi hitamnya di pantry. Sang Ibu-Byun Hyesun duduk dikursi di hadapan putranya bersama Byun Junho—suaminya itu sedang berusaha membujuk anaknya untuk pindah di perusahaan milik Junho. Perusahaan waralaba yang cukup memiliki nama di Korea Selatan. Walau tak sebesar perusahaan tempat putranya bekerja.

"Baekhyun, dengarkan Appa sekali ini saja." Bujuk Junho lagi. Pantang mundur sebelum putranya menjawab Ya atas tawaran itu. "Kau ini kan penerus Appa."

"Aku bisa sukses dengan caraku sendiri. Appa jangan cemas, aku hanya mau berdiri dengan usahaku sendiri."

Anak itu keras kepala perkara karir dan keuangan. Sejak kuliah Baekhyun tak meminta uang sepeserpun. Dia bekerja paruh waktu disalah satu restoran kecil dan minimarket di Amerika, pekerja part time khusus untuk mahasiswa. Sedangkan biaya kuliah, sama sekali gratis. Anak itu berhasil mendapatkan beasiswa di sana. setelah mendapat gelar sarjana, ia melanjutkan jenjang magister pun masih dengan beasiswa. Meski begitu, Ayah dan Ibunya tetap mengirimkan uang. Entah Baekhyun menggunakannya untuk apa, mereka yakin anak itu pasti menggunakan uang dengan bijak.

"Baekhyun, kau anak satu-satunya. Nanti perusahaan itu untuk siapa?"

Baekhyun meniup uap panas dalam cangkir putih itu. Menyeruput pelan. Keningnya berkerut, lidahnya sedikit terbakar, masih terlalu panas. "Untuk Areum saja, bagaimana?" saran Baekhyun. Jika ia masuk ke perusahaan itu, sudah jelas Baekhyun akan dinilai nepotisme, masuk karna Ayahnya. Meski karirnya terbilang cukup baik dan memuaskan untuk memenuhi kriteria, Baekhyun tetap tak suka.

"Areum kan masih kecil dan dia pasti jadi penerus keluarga kandungnya." kembali Sang Ayah menimpali.

Hyesun mengaduk teh hijau, tidak terlibat percakapan Ayah dan anak itu. ia memilih memainkan ponsel. Membuka Youtube, sedang tertarik dengan sulaman. Hyesun akan mengajak Minhee untuk membuat beberapa sulaman dan mengajarkan pada Areum, anak perempuan mereka.

"Baekhyun," tegur Junho lagi. Tak ada tanggapan dari Baekhyun.

"Atasan diperusahaanmu itu adalah musuh Appa." celetuk Junho membuat keempat pasang mata tertuju padanya. Bahkan Minhee cukup terkejut oleh ujaran itu.

"Musuh?" Baekhyun mengenyit.

"Iya. Jadi berhentilah dari sana. Kau tidak sadar mengapa atasan baru mu di cabang seoul begitu menyiksamu sekarang?"

"Tunggu...Musuh? Kompetitor Appa, maksudnya itu?" pikir Baekhyun dengan dahi berkerut bingung.

"Atasanmu-Go Pyojin adalah musuh Appa sejak kuliah." Junho memberitahu.

Hyesun mendelik. Menunggu lontaran selanjutnya dari suaminya. Menebak-nebak isi pikiran pria paruh baya itu tidak sulit.

"Dia itu mantan pacar Eommamu, tahu tidak, setelah Appa menikahi Eommamu, dia tidak tahu malu menggodanya didepanku." jelas Junho membara.

Little Neighbor [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang