Chapter 20

297 40 19
                                    

🌸➖🌸➖🌸

"Oppa."

Baekhyun menarik kursi di sisi Areum. Duduk. Kemudian menarik masker Areum dari dagu mencapai atas hidung hingga mulut Areum tertutup sempurna.

Areum mengerjap pada Baekhyun.

"Hyung." sapa Chanyeol ramah. Mencoba akrab dan melupakan perihal kejadian tempo lalu di lift, "Sebenarnya tidak ada yang lucu, aku sedang curhat, teganya Areum menertawaiku." jelasnya dengan ceria.

Pun Baekhyun menaruh perhatian pada bocah centil yang mendekati Areum. Ingin rasanya dia menonjok wajah pemuda yang sudah mencium Areumnya meski tidak sengaja. Itu tetap menjengkelkan, membuatnya marah.  Kembali ia menatap Areum lagi, "Aku baru tahu, ada sesi curhat selain belajar." sindirnya.

"Tentu ada. Lebih seru dan tidak membosankan, Aku jadi senang belajar dengan Areum saem, dia cocok jadi pengajar." pujinya yang membuat keempat pasang mata tertuju pada Chanyeol tepat saat kata Areum saem keluar dari mulutnya. Areum dengan mata melotot memintanya diam, sedang Baekhyun dengan tatapan sinis penuh selidik.

"Areum saem?" Baekhyun mendelik tidak bersahabat pada gadis kecil itu lagi. "Waktunya pulang, Areum saem." senyum paksa terukir jelas pada bibir Baekhyun.

Areum merinding. Suara Baekhyun terkesan dingin menusuk. Ia ingat pernah mendengar nada itu ketika Baekhyun marah. Untuk sesaat Areum merasa ia seperti orang yang tertangkap basah sedang selingkuh dan bersiap menerima amukan dari sang kekasih. Uh, Areum mengkhayal, toh Baekhyun hanya berperan sebagai coachnya.

Areum tidak protes dan mulai memasukkan satu persatu buku dan alat tulisnya. Bersiap untuk meninggalkan Chanyeol.

"Tidak Hyung,  masih ada soal yang belum selesai. Biar aku yang mengantarnya, meski badai sekalipun aku siap memulangkannya dengan selamat." pungkas Chanyeol yakin.

"Aku bukan Hyungmu." balas Baekhyun jengah, ia merebut tas Areum.

Gadis itu menghela napas berat, menujukan atensi pada Chanyeol yang diam ciut, "Tolong belajar dirumahmu dan hidupkan sel-sel otakmu itu," Areum melirik Baekhyun yang lebih dulu beranjak, "Aku pulang," pamitnya cepat.

Lantas Areum berlari kecil mengikuti Baekhyun keluar kafe. Areum baru sadar Baekhyun memiliki kaki yang cukup panjang untuk melangkah selebar itu.

Baekhyun membuka pintu mobilnya dan melempar tas Areum di kursi penumpang sebelum menutup kasar pintu mobilnya.

Areum mengusap dada, masuk kedalam mobil menyusul Baekhyun dengan hati-hati menutup pintu mobil.

"Oppa,"

Baekhyun menyalakan mesin mobil tanpa menggubris sahutan Areum. "Oppa sudah makan malam?" tanya Areum seraya melepas masker. Bukankah itu yang biasa ditanyakan orang—latihan— berkencan.

Baekhyun melajukan mobilnya, mengalihkan topik, "Belum lama kau bertengkar dengannya dan sekarang sudah haha-hihi, penuh canda tawa. Aku tidak tahu kau secepat itu akrab dengannya. Apa pengaruh ciuman kalian?"

"Aku tertawa karna dia mengatakan hal konyol." jelas Areum pendek. "Itu kan cuma kecelakaan. Kenapa Oppa terus mengungkitnya?"

"Pencari perhatian. Sudah kubilang dia hanya cari perhatianmu!" ujarnya keras. Areum terantuk oleh Baekhyun yang merem mobilnya mendadak dilampu merah. "Apa kau pikir kau akan lulus jika seperti itu? Tidak, poinmu semakin berkurang dimataku, nilai kelulusanmu semakin rendah untuk berkencan,—Kau tidak bisa memenuhi kriteria dewasa itu. Kalian seperti anak kecil yang main pacar-pacaran."

Little Neighbor [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang