Ketidaksengajaan

74 12 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, sebagian siswa-siswi SMA ALAKSA sudah pulang ke rumah dengan kendaraan nya masing-masing. Begitu juga 4 manusia yang saat ini berada di parkiran motor, mereka berkumpul untuk menunggu jemputan lebih tepatnya jemputan untuk naila, mereka tidak tega jika meninggalkan sahabatnya sendirian di sekolah yang mulai sepi ini. Shakila duduk diatas motor hitam miliknya, Gilang dan Aziz berdiri di samping mobil dengan menyenderkan punggung di mobil milik aziz sedangkan naila berdiri dekat Shakila.

"Lama anjirr sopir loo" Keluh aziz kepada naila.

"Yaelah sabar dikit ke, baru juga 10 menit nunggu udah ngeluh aja, apa kabar nohh orang-orang yang menunggu kepastian bertahun-tahun tanpa kabar... " Balas naila.

"Lah anjir malah curhatt"

"Bukan curhat, cuma ngeluh"

"Yee sama aja dodoll" Geram Gilang dengan tangan yang menyentil jidat naila cukup keras.

"Aww sakit bego" Naila mengusap dahinya, akibat ulah Gilang teman laknatnya itu.

"Udah si lo pada ribut mulu kaga cape apa, gw aja yang liat capee" Ucap kila. Lagi-lagi dia yang harus melerai pertengkaran ini. Semuanya kembali diam, tak lama sebuah mobil berwarna putih dateng yang sudah pasti itu adalah sopir naila yang ia tunggu-tunggu sejak tadi. Dia berpamitan kepada 3 sahabat nya sambil melambaikan tangannya seolah-olah seperti dadah.

Tak lama naila pergi kila langsung saja memakai helmnya karena dia harus segera menjemput bundanya di rumah tante rini. "Yaudah lang ziz, gw duluan ya, gw harus jemput bunda dulu soalnya" Pamit kila. Gilang dan Aziz menoleh " Yoi hati-hati jangan ngebut " Gilang memperingati. Kila mengangkat satu jempol "sip, yaudah assalamu'alaikum" Dan kila menjalankan motor ke luar area sekolah.

"Wa'alaikumusalam" Jawab 2 sejoli.

"Kuy lah, kita balik juga" Ajak Aziz, Gilang mengangguk, mereka masuk ke mobil dan keluar dari area sekolah.


Disisi lain...

Bakhtiar yang saat ini sedang bersiap-siap untuk pulang langsung membereskan meja  miliknya agar rapih. Sampai akhirnya dia mendengar suara pintu terbuka, ia menoleh dan mendapatkan sosok wanita dengan pakaian ketat menghampiri nya, wanita itu merupakan guru seni budaya yang berumur sekitar 30 tahun, bernama bu gadis. Namanya saja gadis nyatanya mahh udah tua.

"Hallo pak bakhtiar, apa kabar...? Ucap bu gadis dengan badan di lenggok-lenggokkan seperti cacing kepanasan.

Khtiar hanya tersenyum kecut seraya menarik nafas jengah. Sudah sering dia digoda guru yang satu ini makanya dia udah ga kaget lagi. " Iya bu, kabar saya baik alhamdulillah. Kalo gitu saya permisi dulu ya bu, sudah waktunya pulang" Jawab khtiar sekalian ngeles lahh wkwk, cape juga ngeladenin itu guru.

"Iihh cepet banget pak, baru juga saya dateng" Keluh bu gadis dengan nada dibuat-buat imut.

Wueek, pengen muntah saja rasanya bakhtiar saat ini. "Maaf Bu saya buru-buru, assalamu'alaikum" Langsung saja bakhtiar ngibrit keluar ruang guru.

Sedangkan di dalam bu gadis hanya melongo dengan muka masamnya.

"Huftt gila tuh guru, gatau umur banget" Gerutu bakhtiar.

"Siapa arr? "

Terkejut, itulah yang ia rasakan saat ini, tiba-tiba ada suara yang menanggapi keluhannya.

"Astagfirullah zaa, bikin gw kaget aja lo" Ucap khtiar.Yang membuat kaget hanya cengengesan tidak jelas.

" Hehe maaff, mau bareng lagi? " Reza mengalihkan percakapan.

SHABAK || On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang