C20

252 49 9
                                    

Diharapkan untuk membaca chapter sebelumnya!

Dan.. diharapkan kerendahan hati para pembaca untuk mem-Vote cerita ini.


Happy reading

Sekiranya sudah aman, al dan pemuda tadi memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon rindang.

"Hosh hosh, kakak kenapa sih kok bisa di kejar-kejar sama paman prajurit?" Tanya al dengan nafas terengah-engah.

Sedangkan pemuda yang di tanya diam termenung. "Bukankah aku sudah meracuni tubuh nya. Mengapa saat ini kian Santang masih hidup?! Bukankah seharusnya dia sekarat di istana Pajajaran?" Batin pemuda itu.

"Hahhhhh, sebelum itu sebaiknya kau mencuci wajah mu yang kotor itu. Kau seperti orang gila yang berkeliaran di hutan" ucap pemuda tadi dengan nada mengejek di akhir kalimat.

"Udah di lontongi eh di tolongi bukannya berterima kasih malah nistain gue" gerutu al tapi tak urung untuk mencari mata sumber air tuk mencuci wajahnya agar kinclong berseri tak seperti tadi.

Al kembali ke tempat peristirahatan tadi. Dan, dan, dan dia melihat remaja tadi sedang bersemedi tuk memulihkan tenaga nya mungkin. Perlahan al mendekati pemuda itu, berniat tuk menjahilinya. Kumat dah penyakit nya.

Al sudah dalam keadaan duduk di hadapan pemuda tadi, wajahnya bahkan sangat, sangat, sangatlah dekat. Mungkin berjarak beberapa centimeter. Bahkan al dapat merasakan nafas dari pemuda itu yang berbau mint.

Karena merasa tidak nyaman, pemuda tadi secara perlahan membuka kelopak mata nya. Dan alangkah terkejutnya ia saat mendapati wajah orang yang ia racuni beberapa waktu lalu tepat berada di hadapannya.

"Ciluk Baa"

Plak

"Jagad dewa Batara! Kau mengejutkan diriku" ucap terkejut pemuda tadi setelah menggeplak kepala al pelan.

"Auch, sakit tau. Eh bentar, Dewa batara? Kek pernah denger, tapi dimana ya? Ha! Jadi al ada di jaman kerajaan Kuno"

"Memang nya kau kira ini dimana?"

"Ku kira berada di Merkurius" ucap al ngawur.

"Merkurus?" Beo pemuda tadi.

"Merkurius."

"Ah ya itu maksud ku. Jadi apa itu merkurus" tanya pemuda itu lagi.

" Hadehh, Merkurius, M.E.R.K.U.R.I.U.S Merkurius. Bukan merkurus. Merkurius itu semacam planet"

"Planet?"

"Ahh sudah lupakan saja" kesal al.

"Baiklah."

Terjadi keheningan diantara mereka berdua. Al yang jengah dengan situasi hening membuka suara memecah keheningan di antaranya.

"Sebenarnya kau ini siapa?" Tanya al sambil memakan permen coklat yang tersisa.

"Kau sedang memakan apa?" Tanya pemuda itu mengalihkan pembicaraan.

"Ah ini permen coklat. Apakah kau mau?" Tawar al.

"Boleh?"

"Tentu saja. Ini ambillah" ucap al sambil menyodorkan 3 buah permen coklat pada pemuda tadi.

Pemuda tadi mengambilnya dari tangan al, dan membuka pembungkus permen coklat tadi lalu memasukkan nya ke dalam mulut dan mengemutnya.

"Manis"

"Hm, kau belum menjawab pertanyaan ku"

"Haah baiklah." Dengan perlahan tangan pemuda itu membuka tudung yang menutupi kepalanya dan hanya menyisihkan mulut serta hidungnya yang terlihat.

"Wahh tampan nya~" pekik al girang. "Tapi, tunggu dulu. Wajahmu! Sama seperti ku!" Kaget al dan menunjuk wajah pemuda tadi dengan jemari telunjuk nya. "Apakah kau kian santang?! Wah bener bener nih anak. Heh asal lu tau ye, itu kucing lu gue yang ngerawat. Dan lu malah main lari lari an sama paman prajurit" marah al.

"Tunggu dulu! Kau salah paham padaku" bantah pemuds itu tak terima jika disamakan dengan musuhnya, ia juga tidak begitu paham dengan bahasa yang digunakan oleh al.

"Hah? Maksudnya?"

"Aku...
























Segini dulu ya..
Bye see you next chapter

SPACE BEHIND TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang