21

272 50 6
                                    

"Hah? Maksudnya?"

"Aku...

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

"Aku Abikara dari kerajaan kandangwesih"

"What! Sebenarnya ada berapa sih orang yang mirip ama aku"

"Maksudmu, kau bukan kian Santang?"

"Kapan aku bilang bahwa aku kian Santang? Namaku Al"

"Ah baiklah, bagaimana kalau kita berteman, setidaknya aku dapat memanfaatkan dirimu" ucap abikara dan sisanya ia ucapkan dalam batinnya.

"Tidak buruk. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya padamu."

"Apa?"

"Apakah kau orang jahat? Karena kau di kejar kejar oleh paman prajurit dari kerajaan Pajajaran."

"Emh.. tidak mereka salah paham terhadap ku. Mereka mengira aku yang telah meracuni raja Pajajaran. Padahal itu ada benarnya"

"Apa! Kian Santang di racuni?!"

"Mengapa kau sangat menghawatirkan dia" tanya abikara.

"Hei kian Santang itu juga temanku. Huh antarkan aku ke istana Pajajaran sekarang. Atau...."

"Atau apa"

"Atau aku tidak mau menjadi temanmu"

"Hahh aku lelah. Ini juga sudah mulai petang. Apa kau tidak takut jika ada hewan buas yang akan menerkam" ucap abikara dengan malasnya.

"Tidak. Antar kan aku ke sana. Titik."

"Baiklah"

Abikara mengantarkan al hingga perbatasan antara hutan dan wilayah Pajajaran. "Aku hanya bisa mengantarkan mu sampai di sini"

"Tidak apa-apa. Apakah kau tidak mau ikut?" Tanya al.

"Tidak, aku ada urusan"

"Baiklah" ucap al lalu meninggalkan abikara sendiri an.

"Bodoh. Wajahnya sama seperti ku. Apakah dia tidak takut di tangkap. Aku berterima kasih padamu al. Karena kau yang akan menggantikan diriku." Ucap abikara menyeringai lebar lalu pergi dari sana menggunakan teleportasi.

Selama perjalanan ke kerajaan Pajajaran, banyak orang setempat yang memandangi Al. "Aku memang tampan, tapi bisakah mereka tak melihat ku sampai sebegitu nya" gerutu al dengan suara rendah.

Tiba-tiba ada seorang pemuda yang menghalangi jalan al. "Abikara menyerahlah"

"Sape lu? Ngalangin jalan orang aja. Minggir! Lagian tu ya gua ini bukan abikara"

"Kau berbicara apa?"

"Kau orang sini?" Tanya al.

"Ya. Aku Raden surosowan. Bener g sih tulisan nya"

"Hah? Surosowan? Anak baru lu" tanya al dengan kerutan di dahinya.

"Aku adik dari surawisesa"

"Iyain ajalah. Oia kamu mau nangkap abikara kan. Ya udah tangkap aja. Di sana" ucap al sambil menunjuk tempat perbatasan.

"Kau kira aku bodoh."

"Sape yang bilang lu bodoh udin~"

"Kau adalah abikara. Lalu buat apa aku kesana. Pasti kau sedang menipuku!"

"Weh kalem kalem. Sabar. Ya udah lah kalo situ menganggap ku abikara. Ayo bawa aku" pasrah al daripada ia disuruh melawan sorosowar pasti ujung-ujungnya kalah juga.

Raden surosowan mengernyitkan dahi nya. "Kau menyerahkan dirimu? Apa yang sedang kau rencanakan?!"

"Heh dirimu menyuruhku menyerah bukan? Apakah kau sudah pikun"

"Baiklah. Ku pastikan kau mendapat hukuman seberat-beratnya"

"Ho.oh, udah jangan banyak cingcong wae. Yuk berangkat".

"Aneh"

Raden surosowan segera menringkus al. Dan mengikat nya dengan tali gaib nya agar al tidak kabur.

"Heh kau mengikat ku dengan tali apa? Jangan terlalu kencang. Ini menyesakkan!" Omel al.

"Diam lah!"

Al memilih untuk diam. Dan berjalan ke Pajajaran dengan Raden surosowan yang berada di sampingnya.

Sesampainya di istana Pajajaran, raden sorosowan mengiring al memasuki ruangan Balairung, karena sehabis ini al akan di tindak hukumi mengenai masalah yang mencoba meracuni raja.















Tbc

SPACE BEHIND TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang