Patah Hati

693 167 17
                                    

   Takemichi menatap keluar jendela, di luar sedang hujan dan perasaan Takemichi yang sedang sedih pun tambah sedih. Ia menangis dalam diam. Pintu terbuka, menampilkan Naoto membawa nampan berisi segelas cokelat panas untuk Takemichi.

"Hanagaki-san. Di luar sedang dingin, ku buatkan cokelat panas untukmu." ujar Naoto sembari menaruh gelas berisi cokelat panas. Takemichi menatap gelas itu, ia beranjak dari posisinya ke meja.

"Terima kasih... Naoto"

   Naoto duduk di seberang meja, ia hanya menatap Takemichi, sedangkan yang di tatap merasa risih. Meskipun begitu ia tak berniat untuk menghiraukannya, jadi ia tetap diam di posisi sebelumnya.

   Di lain sisi, Naoto sangat menikmati posisi ini. Hujan di luar,Takemichi sebagai objek pandang, rasanya Naoto ingin menghentikan waktu saja. Ia teringat kemarin membeli beberapa cemilan—kue kering. Naoto beranjak ke dapur sebentar untuk mengambilnya.

  Takemichi hanya menatap kepergian Naoto dengan mata yang kosong tiba-tiba ia mengigat kejadian yang terjadi beberapa hari lalu di taman kota...

   Mikey berjalan cepat ke arah Kisaki—memberikan bogem mentah yang mendarat mulus di pipinya. Mata Mikey berkilat marah, ia benci penghianatan seperti ini. Apalagi yang mejadi korbannya adalah salah satu orang yang penting bagi Mikey. Mikey berbalik meatap Hinata—yang menatapnya dengan tatapan takut dan terkejut.

"Mi—Mikey-kun..." cicitnya.

   Takemichi yang tahu kalau Hinata sedang dalam bahaya pun menarik kerah lengan baju Mikey—pergi dalam diam. Mikey hanya menuruti Takemichi, ia membiarkan sang pujaan hatinya itu membawanya. Naoto hanya meatap kepergian Takemichi dan Mikey, sesudahnya ia mendatangi kakaknya yang sudah jatuh terduduk—efek shock dan takut. Hinata menatap Naoto yang berjalan ke arahnya.

"Na—Naoto"

   Naoto tidak menyahut, ia hanya menjulurkan tangan ke kakakya itu dan melihat jika Kisaki pingsan. Menatap iba sang kakak, yang tersesat akan harta.

"Aku kecewa padamu kak. Padahal kakak tahu bagaimana perjuangan Hanagaki-san untuk menyelamatkan kakak, tapi—tapi kakak malah menghianati Hanagaki-san seperti ini." Raut muka Naoto tak terbaca.

"Naoto... Maaf kan aku" ucap Hinata, ia menangis—ingat akan hal yang Takemichi lakukan untuknya.

"Minta maaf lah pada Hanagaki-san nanti" Naoto menatap kakaknya, kemudian pergi meninggalkan dua sejoli itu. Ia ingin melihat kondisi Takemichi yang sudah pergi dari tadi.

...

   Takemichi menangis sendirian di parkiran taman. Tadinya ia bersama Mikey, namun ia memaksa mantan ketuanya itu pulang. Meskipun Mikey tetap bersikeras—hingga Draken harus menjemput Mikey karena di telpon Takemichi.

"Aku sedang ingin sendirian, Mikey-kun" ucapnya yang mampu membuat Mikey dengan enggan angkat kaki dari sana.

   Naoto berlari menuju takemichi, melihat pemuda itu menangis.

"Hanagaki-san ada apa, kenapa kamu menangis?. Di mana Sano, apakah kamu menangis karenanya?"

   Takemichi tetap menangis, sekarang dengan suara—yang cukup dapat membuat orang salah paham. Orang-orang yang lewat mengira bahwa Takemichi menangis karena ulah Naoto.

"Mah, lihat. Abang yang tampan itu membuat seseorang menangis" ujar seorang anak laki-laki yang menunjuk ke arah Naoto dan Takemichi.

"Anak mama, nanti kalau sudah besar jangan membuat pacarmu menangis seperti itu ya" jawab sang mama. Kedua ibu-anak itu lewat dengan menatap kasihan pada Takemichi.

SORRY [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang