Alternatif Ending : Sorry

575 131 28
                                    

   Naoto berhasil menangkap Kiyomasa. Kesempatan itu dia dapatkan ketika hujan datang, dan Kiyomasa kabur ke pemukiman kumuh. Ia sempat unggul sampai akhirnya Naoto menembak kaki Kiyomasa.

   Berkat hal ini, Naoto di puji habis-habisan dengan para kolega dan atasannya. Bahkan Takemichi memberinya ucapan selamat, serta aka nada pesta sambutan untuknya nanti. Atasan Naoto yang puas dengan hasil kinerja Naoto mengatakan akan mempromosikannya untuk naik jabatan.

   Dan sekarang, Naoto sudah menjadi polisi dengan gaji yang tinggi. Dia bahkan pindah rumah, ke rumah yang berada di dekat pantai.Tentu saja dia memaksa—mengajak Takemichi untuk tinggal bersamanya. Takemichi mah ikut-ikut aja, selama itu gratisan.

   Rumah Naoto cukup besar dan tersendiri. Rumah ini berdiri di bukit yang dekat dengan pantai. Masih belum ada rumah di daerah sini. Jika mau pergi ke kota pun akan memakan waktu sekitar dua jam menggunakan mobil. Halaman rumah itu sangat luas, sampai-sampai Takemichi bisa menanam segala jenis bunga.

"Ini benar-benar luar biasa, Naoto!" ucap Takemichi girang.

"Hati-hati Hanagaki-san, nanti kau jatuh" Naoto menjaga langkahnya di belakang Takemichi.

  Takemihi berbalik dan tersenyum manis, Manik Naoto membola—terkejut mendapatkan service dadakan seperti itu.

"Jika aku jatuh, kan bisa Naoto tangkap." Ujarnya lantang.

   Pipi Naoto menjadi merah semerah kepiting rebus, ia memalingkan muka pura-pura tak melihat. Takemichi kembali menghadap ke depan, sembari berjalan ia melanjutkan kalimatnya tadi.

"Kau kaku sekali, Naoto. Panggil aku Takemichi atau Michi saja" Tukas Takemichi.

"Eh, beneran? Boleh?" Naoto sedikit tak percaya.

"Benera—woahh" Takemichi tersandung kaki sendiri.

   Untungnya Naoto sigap menangkap tangan Takemichi. Jika telat sedetik saja, dapat di pastikan hidung Takemichi akan mencium blok-blok kasar itu. Takemichi menggaruk tengkuknya tak gatal, sementara Naoto memicingkan matanya. Memilih untuk mengalihkan pandangan, Takemichi berjalan lagi—tapi ia lupa tangannya sedang di cekal Naoto.

"Anu... Maaf, Naoto. Hehe"

"Takemichi, seharusnya kamu mendengarkan. Sudahlah, apa ada yang sakit?" gerutunya, meskipun begitu Naoto tetap merasa khawatir.

"Lututku sedikit sakit, tapi ini bukan apa-apa kok" balas Takemichi dengan senyumnya.

   Naoto memilih untuk tak mendengar perkataan Takemichi. Ia langsung saja mengangkat pemuda dengan surai senada itu ke dalam rumah. Takemichi awalnya bingung, tapi dia diam saja seolah ini adalah hal yang wajar.

...

"Takemichi"

"Hm, ada apa Naoto?"

   Naoto agaknya kesal dengan Takemichi yang masih sibuk mengisi kolom kosong pada teka-teki silang yang ia pegang. Naoto jadi ingat, minggu lalu Takemichi memenangkan kuis TTS dan mendapatkan hadiah uang. Takemichi juga bilang, setidaknya ia ingin menghasilkan uang juga.

   Dan karena hal itu adalah kemauan Takemichi, Naoto pun menurutinya. Meski pun ia menyesali hal itu sekarang. Di cuekin Takemichi itu tidak enak. Naoto merengut seperti anak kecil yang permennya di ambil, Takemichi yang sedari tadi ia panggil tak sekali pun melihat ke arah Naoto.

   Naoto mengambil tindakan, ia merebut sumber kecemburuannya itu. Takemichi yang tenggelam dalam pemikirannya kaget, lalu menatap Naoto meminta penjelasan. Naoto yang di tatap hanya bisa membuang muka, ia tak peduli.

SORRY [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang