03. Aina

2.2K 148 0
                                    


Aina POV

Aku terbangun mendengar suara dengkuran seseorang, melihat kesamping dimana asal suara itu berada. Aku bangkit dan berjalan mendekati tirai pembatas lalu kusibak kan tirai itu dan terlihatlah seorang laki-laki yang kukenal sedang tertidur meringkuk.

Aku mendekatinya, kugoyangkan pelan bahunya namun dia tak kunjung bangun.

" Alvi " panggilku namun dia hanya menggeliat saja

" Alvi bangun " panggilku lagi yang membuatnya meracau tak jelas yang membuatku tertawa pelan.

Dia mengerjapkan kan matanya beberapa kali sebelum akhirnya terbuka dan bertatapan dengan mataku. Kupandangi wajahnya yang tampan sempurna dan tersenyum manis menatapnya.

" Aku tampan? " Ucapnya tiba-tiba yang membuatku terkejut dan salah tingkah.

Aku mundur beberapa langkah dan menunduk menahan malu. Alvi bangkit dan tersenyum ke arahku.

" Ayo pulang " ajaknya

Aku mendongak bermaksud melihatnya namun mata kami kembali bertemu.

' Ya Tuhan kenapa aku ini? Pasti sekarang wajahku sudah memerah salah tingkah ' runtukku dalam hati. Alvi bangkit dan menyampirkan tas kepundaknya.

" Ayo Pulang Ai " ajaknya yang hanya kubalas dengan anggukan

Dengan cepat aku mengambil tasku dan berjalan dibelakangnya. Aku berjalan menunduk tanpa melihat kedepan. Aku masih malu untuk berjalan disampingnya.

" Aina kemarilah jangan berjalan dibelakangku " kata Alvi yang membuatku dengan terpaksa berjalan kesampingnya.

Kami berjalan menuju ke parkiran dengan hening tanpa ada yang membuka suara. Sesekali aku memandang wajahnya yang fokus melihat kedepan. Sampai diparkiran aku teringat sesuatu, rumahku dan rumah Alvi berbeda arah. Apa aku menyusahkannya? Apalagi rumahku sedikit jauh dari sekolah sedangkan rumahnya masih berada di lingkungan sekolah ini.

" Alvi " panggilku saat dia sudah menaiki motornya

" Ada apa Ai? " Tanyanya sambil memberiku helm

" Rumahku berbeda arah denganmu dan lagi rumahku jauh dari sekolah " Jawabku takut yang membuat Alvi tersenyum

Alvi please jangan senyum, kamu membuat aku deg-degan kataku dalam hati.

" Gapapa Ai ini udah sore banget ga mungkin aku biarin kamu pulang sendiri apalagi rumah kamu jauh " Kata Alvi, dia mengambil helm yang kupegang dan memakaikannya

" Tapi nanti kamu dimarahin " kataku lagi

" Gapapa Ai yang penting kamu pulang selamat dan gak sampai malam, kalau urusan aku gampang aku laki-laki pasti orangtua aku ngerti. Yaudah yuk Ai sebelum Maghrib " Kata Alvi yang membuatku lekas naik.

Sepanjang perjalanan aku hanya fokus dengan wajahnya yang kulihat dari kaca. Entah apa yang merasuki hingga aku terus tersenyum melihat wajahnya.

Motor Alvi mendarat mulus di depan pagar rumahku. Aku turun lalu membuka helm dan menyerahkannya pada Alvi.

" Mau mampir dulu? " Tanyaku sekedar basa basi

" Gak dulu Ai udah mau Maghrib nanti ga keburu " Katanya yang lekas menghidupkan kembali motornya

" Aku balik ya Ai " katanya

" Hati-hati " kataku yang dibalas anggukan olehnya.

Setelahnya motor Alvi melesat menjauhi perkarangan rumahku, aku terus memandangnya sampai hilang dari pengelihatan ku. Aku berbalik dan mendapati Bunda memandangku dengan senyum menggoda.

Me And My BunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang