Happy Reading
***
Pagi ini Aina terbangun mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Dengan masih setengah sadar Aina berjalan mendekati pintu dan membukanya. Seorang pria paruh baya dengan wajah yang masih tetap tampan menyambutnya dengan senyuman.
" Assalamualaikum, selamat pagi bidadari kecil ayah " sapa Ayah sambil mengelus puncak kepalaku
" Waalaikumsalam salam My Superhero " jawab Aina sambil tersenyum membuat sang ayah tertawa kecil
" Kenapa hari ini terlambat bangunnya sampai tidak ikut sholat berjamaah bersama ayah bunda? " Tanya ayah
" Maaf ayah Aina tadi malam mengerjakan tugas sampai lupa waktu " jawab Aina
" Yasudah sekarang kamu mandi sholat dan bersiap kesekolah ya " kata ayah yang dibalas anggukan oleh Aina
Setelah ayah pergi Aina menutup pintu dan segera pergi ke kamar mandi hanya sekitar tiga puluh menit Aina sudah rapi dan telah selesai sholat juga.
Aina merapikan tas nya dan berjalan menuruni tangga menuju meja makan yang telah terisi bunda dan ayah. Mencium pipi kedua orangtuanya dan duduk ditempatnya seperti biasa.
" Aina mau sarapan apa sayang? " Tanya bunda lembut
" Aina mau roti pakai selai coklat aja bunda " jawab Aina sambil mengambil roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya
" Kenapa ga makan nasi sayang kamu mau bawa bekal? " Tanya Bunda
Berpikir sejenak Aina akhirnya menerima tawaran bunda dengan membawa bekal sekalian untuk menghemat uang jajan pikirnya.
Bunda menyiapkan bekal milik Aina sedangkan Aina dan ayah melanjutkan sarapan milik mereka.
" Pergi dengan ayah hari ini sayang? " Tanya ayah
" Hari ini tidak ayah Aina sudah janji dengan teman Aina " jawab Aina
Mendengar jawaban Aina bunda menoleh pipinya dengan tersenyum jail. Aina hanya memutar bola matanya malas
" Ada apa bunda? " Tanya Aina malas
" Dengan Abi ya " goda bunda membuat ayah terkekeh sedangkan Aina hanya mengerucutkan bibirnya malas
" Teman bunda bukan Abi " jelas Aina lagi
" Iya iya bunda percaya " jawab bunda dengan masih tersenyum jail
Setelah selesai sarapan Aina berpamitan kepada kedua orangtuanya dan melangkah keluar rumah. Terlihat seorang pria muda tampan dengan seragam sekolah yang sama dengannya.
" Maaf Alvi udah nunggu lama " kata Aina sambil menutup pintu pagar rumahnya.
" Ga masalah kali, nunggu bidadari kayak kamu " jawab Alvi sambil menyodorkan helm untuk Aina
Seketika wajah Aina memerah malu mendengar perkataan Alvi. Biasanya hanya ayah yang memanggilnya bidadari tidak ada pria lain
" Bisa aja kamu Al " kata Aina menaiki motor matic milik Alvi membuat Alvi tertawa melihat Aina yang malu
Alvi melajukan motornya membelah jalanan sesekali mereka berdua tertawa dan saling bertukar cerita. Hal ini membuat Aina melupakan sedikit kejadian kemarin yang mengganggunya. Motor yang dikendarai Alvi mulai memasuki gerbang sekolah tanpa mereka berdua sadari seorang ayah dan anak menatap mereka dengan tatapan marah.
Sampai diparkiran Aina menunggu Alvi yang masih merapikan seragamnya. Setelahnya mereka berjalan berdampingan menuju kelas. Walaupun mereka sudah sering terlihat bersama masih banyak siswa siswi yang memperhatikan mereka. Para murid disini banyak yang berharap mereka berdua menjalin suatu hubungan tetapi tetap saja sampai sekarang status mereka hanya teman.
***
Berbeda dengan Aina yang berjalan berdua dengan Alvi. Ami sang sahabat berlari tergesa-gesa menghampiri Aina dan tanpa pikir panjang Ami langsung menarik Aina menjauhi Alvi menuju taman belakang sekolah yang sepi.
Sambil masih mengatur nafasnya Ami sudah mengeluarkan semua keluh kesahnya terhadap sikap Aina.
" Kenapa Lo masih sama Alvi sih? Kan gue udah bilang jangan dekat-dekat sama Alvi lagian sekarang Lo udah menjalin hubungan sama bokap gue. Kenapa Lo ngeyel banget sih, Lo pikir tadi bokap gue ga liat kelakuan Lo yang boncengan berdua sambil ketawa-ketawa sama Alvi, Lo ga mikir perasaan bokap gue " kata Ami panjang lebar
Aina hanya terdiam dia terkejut dengan Ami yabg tiba-tiba menariknya dan memarahinya. Apa salah Aina? Dia sudah janjian dengan Alvi sebelum pria tua itu datang kerumahnya.
" Kamu kenapa sih Ami? Kamu terlalu lebay aku sama Alvi udah janjian sebelum bokap Lo datang ke rumah gue, Alvi itu sahabat gue, gue udah berteman sama dia sebelum gue berteman sama Lo dia sahabat gue dari kecil dan Lo ga berhak nyuruh gue jauhin dia" Jawab Aina marah
Sudah sangat sabar selama ini Aina dengan sikap Ami sekarang dia sudah tidak bisa menahannya. Ami kelewatan hanya keinginan dia saja yang dituruti tanpa memikirkan orang lain.
Ami hanya terdiam mendengar kata-kata Aina. Selama ini Aina tidak pernah marah sekalipun, Aina tidak pernah membentaknya, Aina selalu mengalah padanya. Tapi sekarang Aina memarahinya hanya karena Alvi.
" Baik Aina terima kasih atas kata-katamu aku pergi dulu " setelahnya Ami berjalan dengan cepat meninggalkan Aina yang hanya terdia tidak peduli
"Aina kamu sudah berubah" - batin Ami
***
Terima kasih atas semua dukungannya teman-temanJangan lupa vote dan comment
Next??
-Na-
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And My Buna
Teen Fiction" Mau yah jadi Buna aku " ucapnya dengan wajah memelas " Kan aku udah jadi Buna kamu di sekolah " Kataku memandang wajahnya yang tiba-tiba lesuh " Bukan itu, aku mau kamu jadi Buna aku disekolah ataupun dirumah " ucapnya yang membuatku terkejut " Ak...